Saat ini, Ghea tengah asik mengerjakan tugas kuliahnya dengan tenang di dalam kamarnya.
Suasana malam itu lumayan mencekam, karena kondisi diluar sedang hujan dan sekarang jam menunjukkan pukul sebelas malam.
Hft.. dingin ya.. Batin Ghea memeluk dirinya sendiri.
Saat tengah serius mengerjakan tugasnya, tiba-tiba handphone Ghea berdering. Ghea kaget bukan main. Ia menenangkan dirinya sebentar, lalu bergegas mengangkat telepon yang sedang masuk.
"Halo Rel" Ucap Ghea membuka percakapan. Rupanya Farrel teman satu kampusnya yang menelepon.
"Halo Ghe, lo besok ngampus kan?" Tanya Farrel dari seberang sana.
"Iya ngampus kok, kenapa emangnya?"
"Besok gua jemput ya. Sekalian ada yang mau gua omongin sama lo." Ghea terdiam sejenak setelah mendengar ajakan Farrel untuk berangkat ke kampus bersamanya.
"Yaudah deh. Jangan telat ya Rel." Jawab Ghea singkat.
"Oke. Yaudah gua tutup ya. Lo tidur, gausah nugas mulu. Udah malem nih. Nanti kalo ditemenin sama kunti baru tau lo Ghe." Ucap Farrel dengan nada mengejek.
"Ih apaan sih Rel, ga lucu." Jawab Ghea dengan nada yang sedikit bergetar.
"Yaudah gua tutup ya. Night." Jawab Farrel. Lalu ditutup lah panggilan tersebut oleh Farrel. Ghea kembali meletakkan handphone nya lalu mulai mengerjakan tugasnya yang sempat terbengkalai tadi.
Dunia seolah-olah tidak suka melihat Ghea yang masih sibuk menggeluti tugasnya. Tiba-tiba jendela kamarnya terbuka. Padahal keadaan jendelanya pada saat itu sudah terkunci rapat.
Perasaan udah gue kunci deh nih jendela. Batin Ghea sambil menutup jendela dan kembali menguncinya. Sesaat sebelum ia menutup jendela nya dengan tirai. Ia melihat sekelebat bayangan hitam yang terbang melewati jendelanya.
Eh itu apaan?!. Batin Ghea kaget. Ia bergegas menutup jendela kamarnya dengan tirai. Ia bergegas untuk tidur di atas kasurnya. Setelah melihat penampakan bayangan tadi, Ghea enggan melanjutkan tugasnya. Ia bahkan membiarkan lampu kamarnya tetap menyala. Lalu ia pun mencoba untuk tidur.
Setelah mengalami kesusahan untuk memejamkan matanya. Akhirnya Ghea berhasil tertidur. Ia hanya berharap bahwa yang ia lihat pada malam itu hanyalah sugesti Ghea belaka.
▲▼▲
Keesokan harinya, Ghea sudah menunggu Farrel dihalaman depan rumahnya. Ia tengah sibuk meng-chat Farrel. Sebab jam kini menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ia takut kondisi jalanan kota Bandung mulai memadat.
Ghea
Rel, lo dimana?! Cepetan!
Nanti keburu macet!Farrel
Sabar atuh Ghe,
Ini lagi kena lampu merah.Ghea
Yaudah cepetan!Farrel
Yaudah nih lampunya
Udah ijo. Sabar.Ghea mendengus kesal. Tau gitu gue kemarin ga usah nerima ajakan dia aja. Mending naik gojek lebih cepet. batin Ghea.
Setelah menunggu sekitar lima belas menitan. Motor Farrel sudah tiba didepan rumah Ghea. Farrel membunyikan klakson motornya."Iya iya, tau kok gue lo udah nyampe." Jawab Ghea sambil bergegas menghampiri Farrel. Farrel pun memberikan helm yang satunya kepada Ghea, Ghea pun segera memakainya dan bergegas menaiki motor Farrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallway
Horror[#242 In Horror / 19 Jan 2018] Lorong mematikan yang haus akan jiwa manusia. Rasa penasaran manusia yang tidak pernah ada habisnya. Rasa ini lah yang membawa petaka. Yang awalnya hanya sebuah mitos kini berubah menjadi nyata. ...