Sejenak ku berpihak pada sang angin
entah dari sisi manakah berharganya angin
tapi coba dengarkan sayu-sayu sang angin
ketika sang angin menyapa dedaunan atau
mungin bercengkrama dengan lonceng kayu
pada rusun tua.
Jika dilihat dia tak akan pernah menampakkan
kesombongannya, dia juga tak mau terlihat betapa
pentingnya dirinya untuk dunia.
Namun jangan salahkan sang angin ketika amarahnya
mulai melonjak, saat itu juga ombak pun turut tuduk padanya
apalagi badai ataupun sesosok puting beliung.