Episode 1

27 2 0
                                    

Selamat pagi.
Mungkin di tempatmu sedang  siang, sore, atau bahkan malam. Tapi aku paling menyukai waktu pagi. Mengapa aku menyukainya ? Karena pagi menunjukkan hari yang baru segera dimulai.

"Vista... " Suara itu mengagetkanku. Dia berlari menuju arahku.“ Ada apa rei? ” Ucapku lirih. “Jangan ngelamun terus,Yukk.. Ikut aku ke lapangan basket sebelah timur. Pertandingannya akan di mulai.” Kirei mengajakku antusias.

“Aku nggak ah, mager, (malas gerak)”

“Sekali saja ta,hari ini pertandingannya seru dan menghebohkan. Lawan sama sekolah tetangga. Kamu mau kan? Demi aku lah, sahabat paling setia yang kau punya” ekspresi ala memelasnya timbul

“Iya deh... Sebentar saja ya !”

Pertandingan basket riuh oleh teriakan penonton.seruan tertahan, suara tepuk tangan, dan sorakan semangat terdengar di sekelilingku. Banyak orang yang memukulkan balon tepuk- alat suporter yang terbuat dari balon panjang, seperti pentungan. Suaranya terdengar berisik.

“Rei, hati - hati dong. Sakit tau..” balon tepuk di tangan Kirei tidak sengaja mengenai kepalaku.

“oh, maaf ta, tu liat seru nih.” dia pun kembali berteriak histeris ketika tim basket sekolah kami memasukkan bola ke dalam keranjang

Tempat ini seakan tempat penampungan massal. Penuh sesak. Bukan hanya itu, suara riuh rendah ekspresi raut penonton pelengkap pertandingan ini.

Salah satu pemain sekolah kami melompat menembak bola ke keranjang. Gerakan tangannya begitu dramatis, bola melengkung ke dalam keranjang. Dan masuk !

Suara - suara teriakan histeris penonton riuh ramai memenuhi lapangan. Para childers bersorak kegirangan, menyambut poin yang telah di buat.

★★★

Pertandingan di menangkan oleh sekolah kami dengan selisih lima belas poin. Tak sia - sia main di kandang sendiri, minimal tidak memalukan nama baik sekolah

Masih ada satu perlombaan basket yang akan di pertandingkan untuk merebut gelar pertama. Pertandingan itu akan di adakan esok hari.

Selesai sudah pertandingannya. Kuembuskan nafas pelan. Akhirnya teriakan dan tepukan balon yang memekakkan telinga berakhir sudah.

Aku murid kelas 1 SMA. Tepatnya kelas 10. Aku harus rajin belajar agar mendapat hasil memuaskan. Orang tuaku menyuruhku harus atau wajib masuk ke universitas pilihannya. Kalau tidak, hancurlah aku...

Aku memulai sekolah di tempat ini 2 bulan yang lalu. Saat penerimaan peserta didik baru. Aku mengenal Kirei saat dia menabrakku pada acara MOS. Sejak saat itu dia menjadi temanku dan satu - satunya sahabat terbaikku, saat ini.

“Perhatian - perhatian, bagi siswa dan siswi SMA NAHIS (National Academic High Scholl ) segera kembali ke kelas untuk memulai pelajaran seperti biasa sekitar lima belas menit lagi...” speaker pengumuman terdengar keras memenuhi satu sekolah.

" Rei, dengar kan? Yuk, ke kelas " ajakku.

"Sebentar, aku mau minta tanda tangan dan foto." tolak Kirei.

" Duluan ya ! " aku mulai melangkahkan kaki menjauhi Kirei agar dia percaya aku meninggalkannya.

" Eh, tunggu dulu, ta"

VIS - AVISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang