1. Bukan awal yang buruk kan?

66 3 0
                                    

Pagi hari tentunya menjadi waktu paling sibuk bagi sebagian orang, tak terkecuali dirumah keluarga Alesha. Bunda sudah repot sekali dari pagi buta menyiapkan sarapan untuk suami dan kedua putri nya.

Sementara itu anak sulung keluarga mereka baru saja turun dari kamar nya dengan tergesa-gesa, lalu ia segera bergabung di meja makan bersama Ayah, Bunda, dan sang adik.

"Parah banget gak ada yang bangunin aku!!! Aaaaaa aku kesiangan bundaaaaaa mana ada kuis kimia lagi di jam pertama ishhhh."

"Heh siapa suruh lu tidur udah kaya orang mati. Susah bener dibangunin." Jawab Aletha sambil menyantap sarapannya.

"Bunda kamu tuh udah teriak-teriak dari tadi Al, adek kamu juga bolak-balik bangunin kamu ke kamar tetep aja gak bangun-bangun." Ayah akhirnya menjelaskan sambil menyesap teh dan memeriksa jadwal operasi hari ini dari gadget nya.

"Udah cepet makan sarapan nya, nanti keburu telat lho kalian." Titah Bunda sambil meyodorkan nasi goreng dan susu hangat pada sang putri yang masih mengerucutkan bibirnya sebal.

"HAHAHA BENERAN MIRIP BEBEK TERNYATA." Aletha ngakak sampai terbatuk melihat tingkah kakaknya.

"ANJENG ALETHA DIEM GAK LOOOOO!!."

"Heeeee kakak! Mulutnya itu lhooo."

"Iya maaf Ayah, abisnya—ISSHHH AWAS AJA LO GUE GEBUK BOCAH!."

"Bodoamat yeee gak takut gua, lu kan letoy haha." Ledek sang adik sambil menjauh dari meja makan dan mencuci tangannya di wastafel.

"Udah ah sebel, berangkat yuk, Yah! Tinggalin aja si Atha gak usah diajakin!."

"Hahaha udah gede juga masih aja ngambekan kaya anak TK kamu, yaudah ayo kita berangkat. Atha, ayo nak!"

"Kakak kan emang masih TK, masuk SMA nya nyogok."

"Dasar ya kamu tuh, semangat ya sekolah nya, ini hari pertama kamu Tha, semoga kamu betah disekolah barunya ya sayang ya." Ucap Bunda sambil memeluk dan mengelus rambut anak bungsunya.

"Iya bund, semoga aja hehehehe..."

"Dih, malah nyengir lo! Ayo cepetan! Ayah udah nungguin noh! Buuunnn aku berangkat yaaaaaaa, dadah Bunda!" Alesha segera melesat menuju mobil Ayah setelah berpamitan dan mencium pipi sang Bunda, seperti biasanya.

Sementara Aletha masih merasa sedikit canggung dengan suasana yang baru ia alami lagi ini, dia hanya mencium tangan Bunda dan pergi menyusul Ayah dan Kakak nya.

Ya, Aletha senang akhirnya pagi seperti ini terulang lagi dihidupnya setelah kurang lebih lima tahun ia tidak merasakannya.


—lin

Snow Or Flower ( Who You? )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang