Namaku Devia, nama lengkap ku Deviand Abigail. Tahun ini tahun kedua ku di SMA, tapi aku harus pindah sekolah karena aku pindah rumah. Sedih rasanya harus meninggalkan teman temanku, tapi mau bagaimana lagi. Tapi hari ini aku masih masuk sekolah lamaku dan ini juga untuk yang terakhir kalinya.
****
Ketika aku sampai dikelas aku langsung ditarik teman temanku menuju ke meja ku
"Lo beneran mau pindah?" Tanya Raya sahabatku dari kecil yang terlihat sangat sedih karena mendengar kabar kepindahannya
"Jangan pindah dong, masa lo tega ninggalin gue sama Raya doang" ujar sahabat ku saat di SMA ini yaitu Tata yang juga sangat sedih karena kepindahanku
"Tapi gue kan harus pindah"
"Kenapa ga nunggu lulus aja sih, sekarang kan kita udah kelas 11 semester 2 lagi. Bentar lagi kita kab udah lulus" ucap Raya
"Ga bisa Ray, rumah disini udah dijual dan sekarang rumah gue bukan disini lagi"
"Trus gue duduk sama siapa kalo lo pindah" ucap Raya
"Kalian jangan gini dong, aku jadi makin berat ninggalin kalian" ucapku
"Iya, kalian harus relain Devia, mungkin memang ini yang terbaik buat dia, kita sebagai sahabat itu harusnya bisa mendukung bukannya semakin memberatkan nya" ujar Vania yang tiba tiba datang dan membuat Raya dan Tata berhenti menangis
"Van... " Aku langsung memeluk Vania sambil menangis
"Udah lah jangan nangis, lo harus bisa kita akan selalu ngedukung elo" Vania semakin mengeratkan pelukannya
"Makasih ya"
"Tentu" ia pun langsung melepaskan pelukannya
"Hei, Soraya Kusuma lo yang biasanya marah marah masa gini aja nangis cengeng lo" ujar Vania mengjek Raya
"Gue itu bukan cengeng, tapi gue itu sedih"
"Pokoknya elo nangis kan, berarti lo cengeng"
"Dan lo Alta Tania yang suaranya cempreng kaya toa sekarang kenapa lo cuma sesenggukan doang?""Kita itu sahabat nya Devia ya pasti kita akan sedih lah " ucap Tata sambil sesenggukan
"Lo pikir gua gak sedih gitu, gue juga sedih gue juga pingin nangis tapi gue gak mau terlihat cengeng didepan sahabat gue untuk yang terakhir kalinya" akhirnya Vania pun mengeluarkan air matanya namun segera diusap dengan tangannya
"Dev.." suara Tata lirih yang masih terdengar olehku
"Ya, ada apa?"
"Gimana soal Gilang ?"
"Maksudnya?"
"Lo bisa pergi jauh dari dia?"
"Gue udah putus sama Gilang Ta"
"Tapi lo masih sayang kan sama dia" celetuk Vania tiba tiba
"Gue udah gak sayang sama dia" sangkal ku
"Lo ga bisa boongin perasaan lo"
"Lo masih sayang kan sama dia?" kata Vania"Kalau gue jauh dari dia, itu akan membuat gue mudah untuk ngelupain dia" jawab ku
"Terserah elo lah, yang penting elo bahagia" ucap Vania
"Makasih ya " ucapku sambil menahan air mata
****
Kringg
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi
KAMU SEDANG MEMBACA
Devan & Devia
Teen FictionKisah tentang Aku dan kamu Akankah menjadi kisah kita? Atau hanya menjadi kisah masing masing