Jendela Malam
<Kagome kagome kago no naka no tori wa
Itsu itsu deyaru yoake no ban ni
Tsuru to kame to subetta
Ushiro no shōmen daare>
Aku penyuka lagu misteri, contohnya lagu anak-anak yang berasal dari jepang ini. Judulnya Kagome Kagome (か ごめかごめ), diketahui bahwa lagu ini sebenarnya adalah lagu yang menyeramkan karena liriknya. Namun aku terus memutarnya berkali-kali tanpa rasa merinding sedikitpun di bis patas yang saat itu suasananya hening sekali karena memang sedang pada tidur. Aku duduk di barisan kanan nomor kursi ke 4 dekat jendela bis. Kebetulan sekali nomer 4 kan? Ada apa dengan nomer 4? Dari sumber-sumber buku misteri yang aku baca di kampus, angka 4 mengandung mitos yang negatif. Ini dianggap angka sial di Jepang. Menurut tradisi tionghoa dan ramalan fengshui, angka empat yang pengucapannya (se) juga mempunyai arti lain yaitu mati atau sial. Entah mengapa aku tertarik pada hal-hal yang berbau horror dan misteri. Sampai-sampai orang teman sekampusku menjulukiku ahli supranatural karena aku tahu banyak tentang hal-hal misteri mulai dari angka yang mengandung mitos sampai gedung-gedung didunia ini yang syarat akan misteri. Itulah aku, seorang mahasiswa jurusan Rekam Medis di salah satu universitas ternama di Jogja.
Tahun ini aku masuk semester ke 6, seharusnya aku sekarang sedang sibuk-sibuknya, karena apa? Ini adalah semester dengan banyak jadwal untuk membuat tugas akhir agar aku lulus, tapi aku santai karena aku sudah selesai praktik di semua Rumah Sakit. Ini adalah hari aku pulang kerumah sudah lama aku tidak pulang ke kampung halamanku yang penuh dengan misteri yang beredar dan diyakini selama bertahun-tahun. Aku juga mengetahuinya saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Dulu waktu masih di TK aku sering diceritakan dengan sepupuku yang lebih tua dariku mengenai satu mitost yang sangat populer dengan desaku, yaitu tidak boleh membuka jedela pada malam hari ketika semua orang tidur. Kata sepupuku jika itu kamu lakukan kamu akan dibawa oleh mahluk yang menyeramkan dengan rambut panjang berbaju panjang putih dan memiliki mata yang bolong. Mata kita akan diambil untuk dirinya yang tak punya mata. Mendengar itu aku tertawa terbahak-bahak, padahal teman- temanku yang juga ikut mendengarkan cerita sepupuku semuanya memasang muka pucat tanda takut setengah mati. Aku menyangkalnya, namun juga tidak bisa melanggar mitos itu karena saat itu aku masih tidur dengan orang tuaku, pastilah jendela di tutup rapat-rapat.
" Terminal!! Terminal!!! Terminal!!." Suara nyaring yang terdengar sangat mengagetkanku, aku mulai beranjak dari tempat dudukku karena akhirnya aku sudah sampai di kampong halamanku, yap desa Gading. Baru sadar akulah satu-satunya yang turun di terminal ini, waktu itu sedang jam 1 siang. Aku melihat terminal yang seprti biasanya ramai penuh dengan bus-bus yang sedang parkir dan penjual asongan yang mondar-mandir menjajakan dagangannya. Sebenarnya aku ingin jalan kaki tapi aku merasa badanku lelah berat dan malas untuk berjalan kaki. Akhirnya kuputuskan untuk naik ojek saja.
"Pak mau ojek ke desa Gading, turun di RT 05 dekat masjid tengah desa!." Ucapku pada pak ojek setengah baya dengan jaket kulit hitam yang membuatnya Nampak seperti tukang ojek professional.
"Untung adek pulangnya disiang hari kalau malam hari saya tidak mau antar lho!!." Kata pak ojeknya terlihat merasa lega. Aku hanya tersenyum mendengar itu dari pak ojek. Kamipun berangkat disepanjang jalan aku melihat banyak perubahan disini. Banyak rumah namun kosong tanpa penghuni, ada juga mini market yang selalu buka 24 jam. Memasuki gapura desaku aku serasa sudah sangat lama aku tidak pulang kerumah, padahal baru 3 tahu saja belum ada, maklum banyak tugas yang menumpuk. Tak sempat untuk mondar-mandir Madiun-Jogja. Itu terlalu meguras waktu dan uang. Selang beberapa menit aku sudah melihat rumahku yang dari dulu tidak penah berubah hanya catnya saja yang diperbaharui. Rumah itu terlihat lebih kecil sekarang dengan cat dominan putih dan pintu bahan kayu jati asli coklat tua yang sangat mengesankan untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jendela Malam (tamat)
HorrorDoc. 2017 hanya lagu gloomy sunday yang terus kudengar