(1)

23 2 1
                                    

.

.

Ini ff pertamaku, btw.
Jadi mohon kritik dan sarannya.
Terima kasih *bow

.

.

.


*****

Seorang pemuda manis tengah sibuk berkutat dengan peralatan dapur dan bersenandung dengan riang, tangan terampilnya tampak lincah membolak-balik masakan yang tengah ia buat dan sesekali mencicipi rasanya. 

Senyuman manis tak pernah luntur dari wajah bulatnya, matanya memancarkan keceriaan dan tatapan polos khas anak kecil yang seolah tak memiliki beban. Guratan wajahnya pagi ini menunjukkan bahwa mood nya sedang dalam keadaan baik, sangat baik.

"Selesai!" serunya riang dan menepuk tangan berkali-kali, ia mulai menata meja makannya dengan rapi dan hati-hati.

"Ayo Jungkook-ah, kau harus makan banyak hari ini, ini hari pertamamu bekerja di kafe milik Jungha Ahjussi kemarin," ucapnya menyemangati diri sendiri.

Ia pun mulai meraih centong nasi dan mengisi piringnya dengan nasi dan lauk-pauk hasil masakannya tadi, lalu mulai menikmatinya dengan tenang.

Sesekali ia mengerjapkan matanya saat rasa pedas bercampur panas memenuhi mulutnya, namun ia tetap melanjutkan makannya hingga isi piringnya habis tak bersisa.

Ia segera bangkit dan mencuci peralatan makanannya sendiri dan meletakan pada tempat semestinya.

Dengan langkah riang Jungkook menuju kamar mandinya untuk ritual membersihkan diri sebelum kemudian bersiap dan pergi ke tempat ia bekerja, Kafe minimalis tengah kota yang ramai dibicarakan orang.

*****


Waktu sudah menunjukkan pukul 13.15 siang saat Jungkook baru saja selesai dengan pekerjaannya dan tengah mengipasi diri dengan topi yang sedari tadi ia gunakan.

Wajahnya terlihat memerah karena panasnya cuaca siang ini. Padahal ia bekerja di dalam ruangan yang ber-AC.

Hari ini kafr itu terasa lebih ramai dari biasanya, karena sudah mulai memasuki masa libur sekolah. Hingga membuat Jungkook—yang bertugas sebagai waitress—sedikit kerepotan karena banyaknya pelanggan. Beruntung Ren—teman sesama pegawainya—menawarkannya untuk sejenak melepas lelah karena melihat wajah Jungkook yang benar-benar lelah.

Dan di sinilah Jungkook sekarang, tengah duduk di kursi bagian kasir, sembari menikmati sebotol minuman dingin dan meneguknya hingga menyisakan setengah sisa air di botol tersebut.

"Hai, kau pekerja baru di sini?" sapa sebuah suara membuat Jungkook sedikit berjengit kaget.


Mata bulatnya menatap seorang laki-laki yang tengah berdiri di depannya dengan senyuman manis tersemat di bibirnya.

"Ah, iya. Saya baru bekerja hari ini," jawab Jungkook sembari membalas senyuman laki-laki di depannya dengan tak kalah ramah.

Manis sekali.

"Boleh aku mengenalmu? Kita bisa menjadi teman," ucap pria tersebut sembari mengulurkan tangannya ke arah Jungkook.

Jungkook mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum berseru, "Ah tentu saja," tangan yang terulur ia balas dan jabat dengan ramah, memancing senyuman manis kembali tersemat di bibir si pria tadi.

"Namaku Jimin, Park Jimin."

"Aku, Jungkook, Jeon Jungkook," balas Jungkook sembari tersenyum manis.

"Biar ku tebak, kau masih sekolah, benar?" tanya Jimin dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.

Jungkook mengerjapkan matanya, lagi. Membuat tangan Jimin terulur spontan dan mencubit pipinya gemas. "Jungkook-ah, kenapa kau manis sekali?" pekiknya.

"Jimin-ssi, jangan cubit pipiku!" rengek Jungkook sambil berusaha menyingkirkan tangan Jimin dari pipi bulat miliknya.

"Jimin-ssi?" beo Jimin dengan tatapan bingung. "Jangan formal begitu padaku, kau bisa memanggilku dengan sebutan Hyung, kurasa aku lebih tua darimu beberapa tahun, bagaimana?" tanya Jimin riang.

"Hyung? Jimin Hyung?" ucap Jungkook polos sambil mengerjap-kerjapkan matanya berkali-kali.

"Nah itu lebih baik." Jimin tersenyum puas. "Jadi, kamu kasir baru di kafe ini?" tanya Jimin, seraya mendudukkan diri di samping Jungkook.

"Tidak Hyung. Aku bagian waitress sebenarnya," papar Jungkook.

"Lalu, kenapa kau duduk di sini?" tanya Jimin bingung. Seraya mengerutkan keningnya.

"Ah, itu Hyung, aku sedikit kelelahan karena banyaknya pengunjung hari ini, lalu Ren menyarankanku untuk beristirahat sebentar," papar Jungkook tenang.

Jimin menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Kau kerasan bekerja di sini, Jungkook?"

"Ah, tentang itu, aku belum tau hyung, lagi pula, aku baru bekerja satu hari, belum terasa kerasan ataupun tidaknya." Jungkook menjawab dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Ah iya betul juga," ucap Jimin diikuti kekehan kecil.

"Lalu Hyung, apa yang Hyung lakukan di sini?" tanya Jungkook.

Menilik dari penampilannya, sepertinya Jimin ini bukan anak sekolahan sepertinya, pakaiannya juga cenderung rapi dan tentu saja terlihat mewah. Setelan yang dipakainya lebih mirip pegawai kantoran, dengan jas dan kemeja serta dasi dan sepatu pantofel berkilat.

"Aku hanya menemani temanku, dia pemilik utama kafe ini," ucapnya santai.

"Woah daebak, temanmu pasti orang kaya, betulkan, hyung?" ucap Jungkook antusias, dengan bola mata ceria miliknya yang terbelalak.

Jimin hanya terkekeh dan mengusak rambut hitam legam milik Jungkook dengan gemas. "Bisa dikatakan begitu."

"Woah Hyung juga pasti orang kaya kan?" ucap Jungkook dengan rasa antusias yang sama.

"Tidak, dia lebih kaya dariku, Jungkookie. Lagi pula hey—" Jimin menggantungkan ucapannya dan menatap Jungkook dengan mata curiga "—Untuk apa membicarakan hal seperti ini, apa kau akan mencoba memeras kami?"

Jungkook membelalakan matanya semakin besar, "Ani, tentu saja tidak, Hyung!" Tangan lentiknya melambai beberapa kali, menolak pernyataan Jimin.

Jimin hanya tergelak dengan puas, menatap Jungkook yang terlihat panik sekali, "Aku hanya bercanda Jungkookie," ucapnya setelah meredakan tawanya.

"Yak Hyung!" Jungkook mengerucutkan bibirnya kesal, tangannya terlipat di dada. Dan meledak lagi lah tawa si pria berjas di depan Jungkook.

"Jim, ayo pergi, aku sudah selesai." Sebuah suara huksy menginterupsi kegiatan tertawa Jimin hingga ia terbungkuk-bungkuk.

"Ah, baik, ayo kita kembali," ucap Jimin seraya bangkit dan menyempatkan diri mencubit pipi kemerahan milik Jungkook, "Sampai jumpa, Jungkookie, kapan-kapan kita bertemu lagi."

"Iya Hyung," jawab Jungkook dengan senyum kelincinya.

Ketika Jimin dan temannya sampai di gerbang wahana bermain, temannya bertanya. "Siapa dia, Jim?"








Ini part pertamanya, hope you enjoy!
Voment juseyo~
nurashinichi

Hold My Hand, Kookie! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang