1; Pemakaman

8 0 0
                                    










Author pov

Ya ini yang dinamakan hidup, ada bahagia dan sedih. tak luput dari pemuda bersurai hitam legam sedang menatap keluar jendela, hari ini

hujan

pemuda itu tak bergeming sedikit pun dari tempat duduknya, dan onyx indahnya yang tak beranjak mengamati tetes demi tetes cairan bening yang mengguyur kotanya.

"baiklah mereka belum datang... lagi"

menghela nafasnya sekali lagi dan jeda di kalimat lagi menandakan bahwa seseorang yang ditunggunya tidak akan mengunjunginya, tak ada yang datang, tidak akan pernah lagi.

bosan

drttt...

menandakan adanya panggilan masuk dari hp nya
sudah beberapa kali panggilan ini masuk tapi tak ada satupun yang dijawab, telak dia ingat dikalau yang menelfon nya adalah orang yang sudah dia anggap kakak perempuannya sendiri walaupun tak luput dari kata orang lain yang dia temu di hidupnya.

dan

menggeser ke tombol hijau jawabannya

"hallo nuna "

"..............."

"aku minta maaf"

"................"

"iya, aku akan ke pemakaman besok"

"........"

"iya baiklah"

percakapan singkat itu di akhiri oleh lawan di telepon
merebahkan diri di tempat tidurnya, tak ada satupun suara di dalam rumah yang ia tempati sekarang. tak ada satupun.






























|
hari esok dimulai
pemuda imut namun tampan yang sungguh sempurna hingga terlihat sangat menawan hingga sebagian orang tak mengenali bahwa iya lelaki, berdiri di depan cermin, menghiasi badannya dengan sweater putih susu yang berukuran terlalu besar untuk ukurannya dan celana jeans hitam yang lebih ketat beralasan agar memudahkan geraknya. Jeon Jungkook mahasiswa berusia 19 tahun sudah siap untuk sekali lagi berjalan di kehidupannya




Jungkook pov

"jungkook-ah kau sudah siap?"

"iya nuna.... ayo berangkat"

aku masuk mobil dengan wanita cantik dan tentu saja baik mungkin.
berangkat? tolong ingat kan pada aku yang akan berkunjung ke pemakaman, bukan hari ini seharusnya aku mengunjunginya dengan setelan jas hitam ku, tepat nya bertahun tahun yang lalu. bukannya aku tak ingin melihat hanya saja selalu tak siap menerima semuanya.

"jungkook?"

wanita ini membuyarkan lamunanku disepanjang perjalanan, ya melambaikan tangan di depan wajahku













langkahku semakin berat, menghadap batu nisan berjejer 3 orang disana

tertulis


"Jeon Wonwo" appa,

"Jeon Soyeon" eomma dan

"Jeon Somi" adek kecil ku.

menekuk lutut, beringsut memeluk baru nisan dengan tulisan nama bunda yang ada di tengah ketiga nya dengan erat.

"maafkan jungkook, eomma, jungkook tidak bisa menjaga kalian, sampai akhir aku tidak bisa membahagiakan kalian, sampai akhir bahkan sampai saat ini, eomma, appa, somi. aku merindukan kalian, aku inginkan ikut kalian, tapi aku yakin bukan itu keinginan kalian, terlebih somi yang selalu melihat bangga kearah ku. eomma, appa, somi, tolong kuatkan aku untuk kesendirian ku sekarang, tolong"

"mereka senang melihat kau bahagia jungkook, akan aku usahakan"

"tidak irene noona, tidak usah, aku bisa untuk diriku sendiri, untuk appa, eomma juga somi. terimakasih nuna sudah banyak membantuku selama ini"

air mata tak luput terlepas dari mataku dan sesegera mungkin untuk menghapusnya.
tak mungkin aku terlihat lemah di depan orang lain, bahkan irene yang sudah ku anggap nuna sekalipun.





"baiklah nuna ayo ke kampus aku harus menyelesaikan beberapa laporan ku"

"baiklah jungkook ayo"








TBC

Hello Night [kth+jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang