1

470 45 1
                                    

Pukul 22.07 WIB

Suara ketukan sepatu pantofel menggema di sepanjang koridor salah satu apartment elite yang terletak di tengah - tengah ramainya Ibukota Indonesia. Park Jimin- si pemilik sepatu pantofel, menghentikan langkahnya di depan pintu apartment yang terletak paling ujung, lalu memasukan nomor sandi agar pintu itu dapat terbuka lalu ia bisa segera mengistirahatkan tubuhnya

Pip-

Pip-

Piiip-

"Dek?" Ucapnya agak keras sambil memasuki kediamannya, "Mas pulang, nih!" Tambahnya lagi sambil melonggarkan dasi hitam yang mencekik lehernya seharian ini.

Dahinya menyerit bingung, biasanya istri manisnya akan cepat cepat menyambut kedatanganya, tapi kali ini nihil, bahkan sahutan pun tidak terdengar.

"Yoon?" Panggilnya lagi dan masih tidak ada jawaban. Ia bergegas menuju kamar mereka berdua setelah meletakan sepatunya di rak samping pintu utama, kalau berantakan nanti dimarahi Yoongi.

"Hiks," samar - samar Jimin mendengar suara sengugukan dari dalam pintu kamar, suara milik Yoongi. Langsung cepat - cepat ia buka pintu kayu itu.

"Adek?"

Kehadiran Jimin mampu membuat Yoongi mengalihkan netra sehitam arang miliknya- yang sekarang di simbahi air mata, dari layar laptop berlogo buah yang sudah digigit.

"Mas~"Yoongi memanggil manja, ia segera menjulurkan kedua tanganya, "Aku- hiks- mau peluk~" tanpa mengeluarkan suara lagi, Jimin mengahmpiri istrinya lalu memberikan sebuah pelukan hangat, membawa Yoongi ke dalam kedua lengan kekarnya sambil mengusap sayang surai hitam istrinya.

"Kamu kenapa, hm? Kok sampai nangis begini?" Tanyanya, masih sambil mengelus sayang.

"K-kan kata Mas, aku nonton kartun aja kan.."

"Hmm" gumam Jimin meng-iya kan. Memang benar ia menyuruh istrinya menonton kartun saja untuk sementara waktu, dikarenakan Yoongi yang sedang hamil anak pertama mereka jadi ia sangat sensitive dalam hal apapun. Minggu lalu, ia menonton adegan berdarah di film action-thriller. Akibatnya, Yoongi mengalami sedikit shock lalu ia terkena demam.

"T-tapi hiks- tapi- film kartunya ini sedih banget" lanjutnya mengadu sambil tetap dalam posisinya.

"Emang film apa, sih? Sedihnya dimana?" Tanya Jimin penasaran, lalu ia melirik ke arah layar laptop yang sedang menampilkan karakter seperti- gajah? Uniknya, gajah ini berwarna pink, seperti terbuat dari kapas dan dengan perlahan si gajah pun terjatuh dan memudar.

"Inside out, itu si BingBong dilupain makanya dia len- hiks lenyap" di akhir kalimatnya pun Yoongi kembali menangis, Jimin mengusap wajah rupawan miliknya lelah dan gemas, gemas terhadap istrinya yang semakin hari semakin lucu dan semakin membuatnya jatuh cinta. Jimin menghujani wajah Yoongi dengan kecupan dengan bunyi yang cukup keras disetiap kecupanya.

"Ih! Mas Jimin, mah! Kok aku malah diciumin sih" protesnya sambil mengeliat berusaha menghindar dari kecupan maut suaminya. Jimin menangkup kedua sisi pipi Yoongi, lalu mendaratkan kecupan panjang di bibir mungil yang mengerucut lucu.

"Habis kamu lucu banget, sih!" Lagi - lagi jimin mengecup bibir istrinya, kali ini kecupan singkat. "Adek dengerin mas, ya. Adek jangan sedih - sedih, dong. Kalau bundanya sedih, baby juga ikut sedih. Adek gak mau kan baby sedih?" Tanya Jimin sambil mengusap ringan baby bump Yoongi. Yoongi pun menggeleng atas pertanyaan Jimin.

Jimin tersenyum, "Bagus, sekarang adek beresin laptopnya, taruh di meja aja nanti pagi mas yang beresin. Sekarang mas mandi dulu, abis itu kita tidur, oke?"

"Aye, Sir!" Jawab Yoongi lalu ia mulai mematikan laptopnya sementara Jimin pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Setelah itu, mereka tertidur dengan lengan yang memeluk erat satu sama lain, sama seperti malam - malam sebelumnya. Kira-kira, besok apa yang akan mereka lakukan ya?

A/n : Hola! Jadi ini sebenernya udah pernah dipost di ffn dengan nama akun yang sama ya (saklarlampu) terusss sebenernya cerita ini lebih ke short fict tentang kehidupan Mas Jimin dan Dek Yoongi yang asyik ;)

Mas Jimin, Dek Yoongi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang