Akhir

4.6K 351 2
                                    

Remaja tanggung itu duduk termenung di pinggiran atap sekolah. Sama sekali tidak tampak ngeri dengan posisi duduknya. Kedua tangan cowok itu menyangga di masing-masing sisi tubuh, sedangkan kepalanya menengadah ke atas seakan tengah meneliti langit. Sesekali Jackson memejamkan mata kala semilir angin menerpa wajahnya.

Hari ini tepat dua minggu setelah kabar tentang kepindahan Winny sampai ke telinga Jackson. Tepat dua minggu pula cowok itu selalu menghabiskan waktu istirahat dengan menyendiri di atap sekolah, bahkan selalu menolak dengan tegas bila Alex atau Dave ingin menemani.

Helaan napas terdengar lirih, Jackson mengusap wajah dengan kasar, seakan begitu ingin menghakimi diri sendiri dan juga semua harga diri yang selalu ia agung-agungkan. Benar-benar tidak tepikir oleh Jackson kalau keadaan bisa jadi sekacau ini. Dan yang Jackson sesali adalah Winny pergi di saat dirinya masih terlalu gengsi untuk mengatakan isi hati. Semua jarak yang ada membuat Jackson tenggelam dalam penyesalan akibat kebodohannya sendiri.

"Gue bodoh, pengecut...." Jackson memijat pangkal hidung ketika rasa kehilangan menyergap hatinya, terasa sangat ngilu sampai-sampai membuat air mata cowok dengan gengsi setinggi langit itu ingin keluar.

Seandainya saja diberi kesempatan kedua untuk bertemu Winny lagi, Jackson bersumpah tak akan lagi menyangkal isi hati, tak akan lagi mengelak tentang dirinya yang jatuh cinta pada Winny. Persetan dengan omongan orang lain, karena seandainya sejak dulu Jackson tidak terbelenggu dengan gengsi, mungkin hatinya tidak akan jadi seremuk ini. Sekarang ia hanya bisa berandai-andai di tengah patah hati.

"Winny! Apa lo nggak bisa balik lagi? Sekali saja, Win! Gue mohon... ada sesuatu yang pingin gue bilang ke lo."

"Memang kamu mau bilang apa?"

Suara seorang cewek yang tiba-tiba menyahut dari arah belakang itu membuat Jackson sempat menahan napas untuk beberapa detik, jelas ia kenal betul dengan suara cempreng yang khas itu. Suara milik orang yang sudah berhasil membuat seorang Jackson Aerlangga galau berat selama dua minggu ini.

Tapi, apakah mungkin?

Sedikit ragu-ragu Jackson bangkit dari duduknya kemudian memutar tubuh, mata cowok itu terbelalak sempurna ketika melihat seorang Winny tengah berdiri di jarak sekitar tiga meter dari posisinya, cewek itu tampak memakai seragam sekolah yang lengkap seperti biasanya.

"Wi-Winny?! Kok lo ada di sini? Bukannya lo pindah ke Thailand?" tanya Jackson kebingungan.

"Aku memang sempat pindah ke Thailand, awalnya Papa dipindah tugasin ke sana, jadi sekeluarga diboyong buat tinggal di rumah nenek yang ada di Thailand. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba Papa dipindah tugasin lagi ke Indonesia. Sejak lima hari lalu aku sekeluarga sudah tinggal di Indonesia lagi, dan hari ini aku mulai balik lagi sekolah di sini. Ternyata sekarang tempat favorit aku buat baca buku sambil menyendiri sudah ada yang tempatin...," ujar Winny panjang.

Winny sempat membenahi kacamatanya yang sedikit merosot, lalu menatap Jackson kembali, "Jadi tadi kamu mau bilang apa?" Ia mengulang pertanyaan.

Sebulir air mata jatuh dari pelupuk mata Jackson, cowok itu tidak dapat menahan luapan perasaan bahagianya. Siapa sangka kalau kesempatan kedua yang tadi ia andai-andaikan datang secepat ini. Ternyata benar, alur sebuah cerita selalu penuh keajaiban.

Belum berkata apa-apa, Jackson langsung berlari kearah Winny, kemudian memeluk cewek itu dengan sangat erat seolah tak mau kehilangan untuk kedua kali. Sementara Winny yang berada dalam dekapan Jackson kebingungan sendiri kenapa cowok itu tiba-tiba memeluknya.

Merasa rasa rindunya sudah cukup tersalurkan melalui pelukan tadi, sekarang Jackson melepaskan Winny, kedua tangannya menangkup pipi Winny, memaksanya menatap matanya, "Karena lo sudah balik, gue bakal bilang semuanya. Lo harus tahu, selama ini gue suka sama lo, bukan, tapi sayang, eh bukan juga! Pokoknya perasaan yang lebih dari semua itu!" ucap Jackson tanpa keraguan. Benar-benar melakukan sumpahnya tadi.

"Maaf kalau selama ini gue pengecut dan nggak pernah berani bilang tentang semua perasaan gue ke lo. Tapi sekarang gue sudah nggak mau lagi jadi budak gengsi, karena lo sudah sadarin gue, ketika gengsi hidup, maka cinta yang bakal mati," sambung Jackson penuh ketulusan.

Sementara Winny hanya bisa menggigit bibir mendengar semua itu, segala pengakuan yang Jackson katakan membuat pipi Winny memanas, ia sama sekali tidak menyangka tentang perasaan terpendam yang Jackson miliki kepadanya.

Dan apakah Winny senang akan semua kejujuran Jackson? Tentu saja! Sangat senang malahan! Jackson yang selama ini selalu jadi fantasi terliar bagi Winny tiba-tiba menyatakan perasaannya? Rasanya Winny ingin meledak saking bahagianya!

Tiba-tiba Jackson menurunkan tangannya dari pipi Winny kemudian beralih menggenggam tangan cewek itu erat, "Kita harus buru-buru ke lapangan sebelum istirahat selesai!" katanya dan langsung menarik Winny.

"Eh, mau ngapain?" tanya Winny penuh kebingungan.

"Gue mau bikin pengumuman, kasih tahu ke semua orang kalau mulai sekarang lo pacar gue!"

[S E L E S A I]

Yak sekian cerpen percontohan bikinan aku:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yak sekian cerpen percontohan bikinan aku:v

Gajelas? Maapkan😂😂

Btw, disini aku mau menginfokan soal lomba cerpen yang diadakan Haru grup dalam rangka penerbitan novel Jackson!

Ketentuan lomba bisa dilihat di banner lomba diatas. Nah info lengkap kalian bisa langsung lihat ke wattpad PenerbitHaru atau bisa cek ke ig penerbit Inari:)

Buruan ikutannn!!! Ada hadiah menarik loh😍😍😍

Kisah Jackson: GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang