Chap 09

612 48 7
                                    

Dua orang pria sedang berjalan menyusuri koridor yang sangat megah, dengan langit – langit setinggi sepuluh meter dihiasi lampu mewah bergaya kuno yang masing – masing berjarak dua meter melintang pada dinding berbalut karpet merah dengan motif abstrak berwarna emas. Kedua pria tersebut sangat kontras, dapat dilihat dari pakaian yang mereka kenakan. Yang lebih pendek berjalan di depan menggunakan kemeja berbahan sutra hitam dengan jas hitam yang memiliki motif warna perak, celana kain dan sepatu hitam yang mengkilat. Sedangkan di belakangnya yang lebih tinggi itu mengenakan trench coat berwarna putih dipadu dengan celana senada, sarung tangan dan sepatu boot kulit berwarna hitam yang dia kenakan melengkapi penampilannya yang bak ksatria. Pedang tipis berwarna putih silver menghiasi pinggang kiri sang ksatria. 

"Perampokan lelang berlian ilegal kemarin, para polisi tidak berhasil menangkap pelakunya. Dewan memutuskan untuk memberikan tanggung jawab ini pada bangsawan Jeon." pria berambut abu-abu platina di depan itu menghentikan langkahnya diikuti pria dibelakangya. Si rambut platina lalu membalikan badanya menghadap yang di belakang. Mata kelabu keruh itu menatap mata ungu pria berambut blonde di belakangya. 

"Namjoon.... Selidiki perampokan di tempat lelang kemarin dan laporkan informasi yang kau dapat. "

"baik tuan muda." sang ksatria membungkuk mematuhi mandat yang diberikan tuannya. 

"bawa pelakunya padaku jika kau mendapatkan salah seorang dari mereka."

"baik tuan muda." masih dengan badannya yang sedikit membungkuk.

Senyum tipis sekilas terhias pada wajah tampan tuannya, kemudian dia menghembuskan nafas panjang dan mendongak, mata tajam dengan kelopak tebal itu perlahan tertutup. "sebentar lagi Joon....  Sebentar lagi aku akan benar-benar berada di atas sana dan kau akan ada di sana juga bersamaku. " 

Sang ksatria berlutut dengan salah satu tangan menyentuh dada bidangnya, kepalanya masih tertunduk menunjukan segala loyalitas pada tuannya.  

"Jiwa dan raga ini milik anda Tuan Park Jimin. " 

.

.

.

.

Tik

Tik

Tik

Denting jarum jam dinding antik yang terdapat di sudut sebuah ruangan besar dengan perabotan serba antik dan karpet bulu mahal, terdengar jelas dalam keheningan. Beberapa maid dan seorang butler senantiasa hening menunggu kedatangan sang tuan rumah.  

Krieeettt



Pintu kayu cokelat itu terbuka menampilkan pria berambut hazel, dibelakangnya berdiri seorang pria pucat dengan rambut hitam dan seorang gadis kecil berambut sama. SiButler segera membungkuk menyambut sang tuan rumah dengan segala hormatnya.  

"Selamat datang Tuan Muda Jeon Jungkook. " seulas senyum terpampang pada wajah tampan sang tuan rumah atas sambutannya.  

.

.

.

.

Jimin sedang terduduk di ruangan kerjanya, tanganya bergerak menggoreskan pena pada lembaran kertas di atas meja kayu kokoh berwarna cokelat tua. Ruangan itu didominasi dengan warna hitam, merah, dan cokelat pekat, memberikan kesan kelam namun mewah secara bersamaan. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.  

"Namjoon, tuan muda. "

"masuklah. " Jimin mempersilahkan Namjoon memasuki ruanganya tanpa menghentikan kegiatanya menggores penanya pada kertas di hadapannya. 

Valhalla : returnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang