δύο : Boys Meets What II

7.8K 658 475
                                    

Τα σφάλματα ομορφιές στο μάτι έναν εραστή της

Jimin hanya bisa diam dan mematung dengan keringat dingin yang perlahan mengalir dari pelipisnya serta jutaan pertanyaan yang bermunculan di benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin hanya bisa diam dan mematung dengan keringat dingin yang perlahan mengalir dari pelipisnya serta jutaan pertanyaan yang bermunculan di benaknya.

Lekaki dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi itu tidak pernah menyangka bahwa keputusannya untuk menolong seseorang akan berakhir seperti ini, dimana saat ini Ia tengah disergap dari belakang oleh orang yang sudah ditolongnya.

Padahal baru saja Jimin selesai mandi dan berniat memeriksa keadaan perempuan yang ditolongnya itu, yang beberapa saat lalu Ia baringkan di dalam kamarnya.

Tapi siapa sangka? Begitu Jimin membuka pintu, saat itu juga pergelangan tangannya dikunci paksa dan sebilah pisau sudah melekat indah di lehernya.

Astoge :'(. Nchim belom mau mati Ya Tuhan.. maak tolong mak 😭😭. Jimin membatin cemas sementara rasa penyesalan mulai timbul di dalam hatinya.

Jimin menyesal dengan keputusannya sendiri karena tidak mendengarkan perkataan teman-temannya untuk acuh saja dengan perempuan asing yang tiba-tiba tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu ruang ekskulnya sore tadi.

Entah malaikat mana yang merasuki Jimin tadi sore, lelaki itu rasanya tak sampai hati untuk mengabaikan perempuan yang bahkan tidak pernah Ia lihat itu dan malah membawanya ikut pulang ke rumah. Atau lebih tepatnya menggendong perempuan tersebut.

" JAWAB! ". Perempuan bermata kucing yang tengah menempelkan pisaunya di leher Jimin dari belakang itu kembali membentak.

Ah iya. Karena terlalu banyak pertanyaan di benaknya dan bercampur rasa takut, Jimin sampai lupa kalau Ia sedang diwawancarai oleh perempuan yang seharusnya berterimakasih tapi ternyata malah menyandranya seperti sekarang ini.

" S-su-sudah kukatakan ka-kalau kau itu pingsan di depan ruang klub ku, jadi mau tak mau aku membawamu ke sini karena sekolah akan segera tutup ", jawab Jimin sedikit terbata.

Wajar saja Jimin terbata, wong lehernya ditodong pisau :).

Jimin tau, perempuan di belakangnya ini sebenarnya tidak puas dengan jawaban yang Ia berikan. Tapi dari helaan nafas yang meluncur dari mulut perempuan tersebut, Jimin yakin kalau perempuan itu sepertinya tidak punya pilihan lain selain menerima jawaban Jimin.

" Kau tak bohong kan?! ". Perempuan itu mendesis dengan penuh penekanan sementara Jimin semakin was-was karena bersamaan dengan penekanan yang perempuan itu lakukan, pisau yang melekat di leher Jimin juga semakin menyentuh permukaan kulitnya lebih dalam.

Astatang! Demi bencong tanah abang, jangan bilang yang ku tolong ini psikopat :(. Nyesel Ya Tuhaaan! 😭😭😭 - Jimin-

" Ng-nn--nnggg "

" Kalo tak sanggup bicara lebih baik mengangguk atau menggeleng saja ", kata sang perempuan yang malah membuat Jimin diam.

Alih-alih menuruti saran si perempuan, Jimin malah membatu dan berusaha menenangkan dirinya karena penyakit gagapnya selalu muncul kalau Ia merasa was-was.

The Goddesses-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang