Next part, happy reading and sorry for typoo
#Salamhangat
#Salamkemanusian
..........................................................
Yoga keluar tenda dan memanggil Suci yang sedang asyik bernyanyi bersama Andre dan Rena, Yoga memberitahukan kepada Suci bahwa aku demam tinggi, dan meminta Suci untuk mengambil obat di dalam tas milik ku.
"Apa yang terjadi padanya Ga?"
"Aku juga tidak tahu Ci, saat aku kesini mengecek keadaannya aku menemukan tubuhnya yang sedang demam tinggi. Tolong bantu dia ci, aku mohon."
" Iyaa gue tahu, tanpa lo minta pun gue pasti bakal bantu dia."
Melihat kecemasan yang terpancar diwajah Yoga membuat hati Suci memanas, karena Yoga tidak pernah memberikan perhatian sebesar itu padanya, namun meskipun begitu Suci tetap membantu Elisyah agar duduk dan meminum obat.Aku mendengar apa yang mereka katakan, namun tubuhku masih terlalu lemah untuk menjawab perkataan mereka.
" Terimakasih ci."
"Iyaaa. Ga, gue boleh nanya sesuatu?"
"Tentu, tanyakan saja."
"lo menyukai Elisyah?"
Yoga terkejut mendengar pertanyaan dari Suci dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dengan tidak menghiraukan pertanyaan itu, Yoga menyibukkan dirinya dengan menyelimuti tubuh Elisyah dan tidak berhenti memegang tangan Elisyah yang dingin.
"Kenapa tidak dijawab Ga?"
"Apa?"
"LO SUKA SAMA ELISYAH?"
"Sudahlah, untuk apa membicarakan hal itu?, ini bukan waktu yang tepat ci."
"Okee, gue tau jawabannya."
Suci bisa mengetahui perasaan Yoga terhadap Eliyah tanpa harus Yoga jelaskan, itu membuat Suci benar-benar merasa terluka dan terkhianati oleh Elisyah yang selama ini dia anggap sebagai sahabatnya, Suci memutuskan pergi dari dalam tenda dan menghibur diri dengan bergabung bersama Andre dan Rena.
.......................Ke esokan pagi......................
Aku terbangun dari tidurku, saat membuka mata, aku melihat Yoga di sampingku yang sedang menggenggam tanganku dengan wajah cemas dan mata memerah yang kuyakini dia tidak tidur semalaman. Ku lihat Yoga tersenyum padaku dan membantu ku duduk, ada perasaan legah dari wajahnya saat aku membalas senyumnya.
"Haii El, kamu udah baikan?"
"Ga, apa yang terjadi padaku dan kenapa kamu ada disini? Dimana Suci?"
"Semalam kamu demam tinggi El jadi kuputuskan untuk menemani kamu disini, Suci diuar bersama yang lainnya."
"Apa kamu gak tidur semalaman ga? Matamu terlihat sangat mengantuk."
"Iya, aku takut terjadi apa-apa padamu, jadi kuputuskan untuk menjagamu semalaman."
" Terimakasih Ga, kamu begitu perhatian padaku."
" Bukankah sebagai teman kita harus saling perduli? Jadi sudah sepantasnya ku lakukan ini untuk mu El."
"Tunggu sebentar El, aku akan mengambilkan makanan untukmu, setelah selesai makan kita akan pulang."
"Gaaa maaf, kita pulang pasti gara-gara aku kan?, maafin aku Ga."
"Ini bukan salah kamu El, kondisi kamu tidak memungkinkan untuk berlama-lama di sini, jadi lebih baik kita turun pagi ini."
YOU ARE READING
TAKDIR
Teen FictionPuncak Rinjani menjadi awal penderitaan Elisyah Purnama, cinta sepihak menghancurkan kehidupan sempurnanya, menjalani hidup dengan kesendirian bertahan demi mengungkap kebenaran dan menjalani hukuman atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya