Chapter 8 (UVW)

2.4K 235 140
                                    

U - UMBRELLA

Sejak pagi tanah dan jalanan sudah basah karena diguyur hujan. Karena cuaca itu banyak orang lebih memilih diam di rumah, berselimut di depan perapian sambil menyesap minuman hangat. Atau jika mereka tidak menemukannya di rumah maka mereka akan pergi ke cafe.

Sejujurnya Wonwoo juga ingin seperti mereka-mereka, tapi sayangnya deadline tidak memungkinkan. Sejak pagi ia sudah berada di gedung tempatnya menimba dan mengejar gelar sarjana, mengikuti kelas dengan malas dan menyantap makan siang sambil mengantuk. Hawa dingin membuat matanya menjadi berat, seperti kucing gemuk yang kerjanya hanya tidur.

Musim hujan memang musim malas-malasan.

Tapi setidaknya Wonwoo harus mengucap terimakasih pada Soonyoung yang beberapa saat yang lalu memberinya cokelat panas dengan cuma-cuma, berkat itu Wonwoo merasa lebih baik. Dan juga ia bersyukur karena sekarang hujan tak turun begitu deras dibandingkan dengan tadi siang saat hujan datang bersama dua kawan setianya, petir dan angin.

Sekarang Wonwoo sudah selesai dengan kelasnya. Cerobohnya ia hari ini yang tidak membawa payung padahal jelas-jelas hujan turun sejak pagi.

Dan beginilah akibatnya, terjebak di depan gedung fakultasnya. Sendirian. Semua temannya sudah pulang dengan payung masing-masing, bahkan pasangan Soonyoung dan Jihoon dengan jaket Sonyoung di kepala Jihoon memilih menerobos hujan.

Sejujurnya Wonwoo juga ingin menerobos hujan, namun mengingat daya tahan tubuhnya yang mudah tumbang jika terkena tetesan air langit ia urungkan.

Wonwoo mencari kehangatan dengan menggosok kedua tangan lalu merapatkan jaket berwarna peach yang membalutnya. Tapi tetap saja ia begitu kedinginan. Seandainya ia membawa payung, pasti sekarang ia sudah berselimut nyaman seperti kucing malas. Dan seandainya Mingyu ada disini, ah Mingyu.. sejak kemarin siang kekasihnya itu pergi ke luar kota untuk penelitian bersama Seokmin dan Minghao.

Seandainya... seandainya...

Hanya itu yang Wonwoo gumamkan.

"Apa Mingyu sudah pulang?" tanyanya pada angin.

Harapannya tidak muluk-muluk, ia hanya ingin Mingyu disini, berbagi payung dengannya, berjalan bersama dibawah guyuran hujan. Meski itu mustaㅡ

Sret!

Eh?

Wonwoo berkedip bingung saat melihat Mingyu berdiri di sampingnya dan menyodorkan sebuah payung berwarna kuning untuknya.

"Aku tahu kau pasti tidak bawa payung, makanya aku langsung buru-buru datang kesini."

Bahu Mingyu sedikit basah, ia memakai jaket berwarna hitam dan tangan kirinya memegang payung transparan, sementara tangan yang lain masih menggantung di udara menunggu Wonwoo menyambut payung kuningnya.

"Mingyu..."

"Iya Sayang?"

"Ini kau, Mingyu?"

"Iya tentu saja aku Kim Mingyu."

Tentu tidak ada orang gila yang rela menembus hujan, kebasahan dan kedinginan demi menjemput kekasihnya jika bukan Kim Mingyu.

Sejurus kemudian Wonwoo memeluk Mingyu. Menyandarkan kepala di bahu lebar kekasihnya, mencium aroma maskulin yang menguar bercampur dengan aroma air hujan.

Wonwoo bersyukur memiliki Mingyu, seseorang yang selalu ada untuknya, mengerti dirinya bahkan lebih dari dirinya sendiri.

"Aku senang sekali, terimakasih Gyu."

Mingyu membalas pelukan kekasihnya tak kalah erat, mengabaikan beberapa mahasiswa yang masih berlalu lalang. Berpelukan di tempat umum bukan hal tabu lagi, kan?

Our Love Story (A-Z)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang