Ryan Pov
Sebenarnya masuk pesantren itu bukanlah hal yang buruk. Disana banyak cewek berhijab, lebih tepatnya para hijabers. Sejak hari itu, saat aku teriak-teriak manggil umi yang katanya suara aku mirip toa masjid umi memutuskan untuk mengirimkan aku ke pesantren. Apa boleh buat, aku adalah tipikal anak yang cukup nurut, jadu apa yang umi katakan harus aku laksanakan.Author POV
Hari pertama Ryan masuk pesantren, dia melihat seorang akhwat(perempuan) yang sangat cantik bak bidadari.Yah, Ryan melihat akhwat itu yang sedang membawa All Qur'an menuju masjid besar yang ada di pesantren.
"Assalamualaikum", sapa seorang laki-laki yang berperawakan tinggi, besar memakai peci berwarna putih beserta pakaian koko."walaikumsallam", Ryan kaget. "Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang laki-laki tersebut."iya, ustad perkenalkan nama saya Ryan, say a santri baru Dari Jakarta". Terang Ryan "ohh... Jadi ini to santri baru yang dari Jakarta itu, perkenalkan kalau saya Ahmad panggil aja ustad Ahmad". Ungkap ustad Ahmad kepada Ryan. "Iya, ustad apa bisa saya minta tolong antarkan saya ke ruang pak kyai Abdul"."Tentu saja, mari saya antar". Ustad pun mengantar Ryan ke ruangan kyai Abdul.
Pak ustad Dan Ryan menyusuri beberapa kelas dan berakhir di ruangan Kyai Abdul."Assalamualaikum Kyai".ucap ustad mengucap salam."walaikumsalam Ustad, silahkan masuk".jawab pak kyai Abdul kepada ustad dan Ryan."Ada yang bisa saya bantu,ustad" lanjut pak kyai."jadi begini Kyai kedatangan saya kesini ingin mengantar santri baru di pesatren ini"."apakah ini santri dari Jakarta yang dikirim uminya? Kalau tidak salah namanya emmm Ryan" terang pak kyai. "Iya Kyai saya Ryan dari Jakarta yang dikirim umi kesini" jawab Ryan pada kyai.Sebenarnya Ryan termasuk anak yang baik, dia sangat menghormati orang yang lebih dewasa darinya."Baik kalau gitu saya tunjukkan kamarnya. Ikut saya". "Iya kyai".