Suasana di halaman kota kerajaan begitu ramai di siang hari ini. Banyak masyarakat berlalu lalang melakukan berbagai macam aktivitas. Ada yang membawa kereta kuda, ada yang sedang berbelanja, serta ada pula beberapa kesatria kerajaan yang berjaga di daerah tersebut.
Di tepat ini pula ada beberapa petualang ataupun kesatria bayaran yang berkumpul sembari beristirahat di tengah – tengah masyarakat sekitar.
Di pintu gerbang luar istana ada beberapa orang yang keluar masuk sembari melihat orang bermigrasi antara satu dengan yang lain. Para kesatria istana memeriksa setiap yang masuk dengan yang keluar dengan teliti karena ditakutkan ada buronan yang masuk kota.
Dari salah satu barisan pendatang itu ada seorang wanita mengenakan jubah hitam dan memanggul sebuah benda yang ditutupi oleh kain terbal bewarna coklat kehijauan.
"Maaf nona, bisa tunjukan tanda pengenal anda?" ucap seorang penjaga
"*Dengan senyum kecil di bibirnya* Tentu, sebentar ya."
Wanita itu mengeluarkan suatu kertas persegi panjang di kantung jubahnya dan menunjukannya kepada penjaga gerbang.
"Wah asalmu jauh juga ya, ada apa gerangan kau kemari?" tanya penjaga
"Kudengar bahwa kerajaan sedang membutuhkan tim ekspedisi untuk mengatasi para iblis yang sedang berkeliaran di dekat istana. Aku kemari ingin membantu, hihihi."
"Tepat, beberapa minggu ini banyak sekali kesatria yang diserang oleh mahkluk itu tapi berkat bantuan beberapa pengembara sepertimu pekerjaan kami menjadi mudah."
"Baiklah, bolehkah aku lewat?"
"Sebelumnya, benda apa yang kamu bawa itu?"
"Hihihi, Ra-ha-si-a."
"(Biarlah) kau boleh masuk, silahkan melapor terlebih dahulu ke pusat relawan yang berada tengah kota."
"Terima kasih ~"
"Berikutnya!" Teriak sang penjaga
Wanita itu berjalan mengelilingi kota, melihat kehidupan kota yang begitu hidup seakan ia sendiri belum pernah merasakan kehidupan yang penuh dengan harmoni ini.
"Huuuuh, senangnya bisa kembali. Ahaha..."
"Pertama – tama aku mau ngapain yaaa?"
"(Jangan lupa tujuan utamamu kemari!)"
"Jangan khawatir, tujuanku tidak akan berubah jadi tenang saja, hihihi."
"(Tetaplah pada rencana, aku tidak mau membuang waktuku di sini.)"
"Tenang – tenang, aku tidak akan melupakannya. Aku hanya teringat masa lalu ku yang dulu."
"(Memalukan!)"
"Aku tidak akan melupakan masa itu, masa di mana semua itu berawal."
"(Aku dapat merasakan perasaanmu, ingatlah tujuan kita.)"
"tujuan kita hanya satu."
"(...)"
"Menghabisi keluarga Ainhazard."
Wanita itu berjalan menuju pusat relawan yang berada di tengah kota. Sangat mudah menemukannya mengingat ada papan pemberitahuan yang diletakan strategis di setiap ujung – ujung lokasi yang ramai.
"Ooooh, Inikah pusat relawan kerajaan Ainhazard? Besar juga ya."
Para kesatria bayaran banyak yang memasuki tempat itu. Perlu diingat bahwa pusat relawan ada suatu bangunan yang dibuat untuk menjadi tempat berkumpul sekaligus ladang informasi berupa pekerjaan di bidang jasa, membantu menangkap daftar buronan, dan tempat perkumpulan para serikat di seluruh dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek - Freiya's Liberation ~ Queen of Hope ~
Short Story"Berapa banyak lagi orang yang akan kau bunuh demi nafsu bejatmu? Berapa banyak dosa lagi yang akan kau perbuat demi keingkaranmu? Berapa banyak lagi masa lalu yang akan kau lupakan?" "Akulah Nafsumu! Akulah Dosamu! Akulah Masa lalumu! Akulah Freiya...