Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Sinb masih berbaring di tempat tidur UKS. Semenjak tadi ia hanya menatap kosong langit-langit UKS. Baginya berbaring dengan posisi seperti apapun tidak akan membuatnya nyaman saat ini. Pikirannya kalut di penuhi dengan pecahan-pecahan ingatan yang membuat dadanya bertambah sesak. Ingin menangis? Tanpa perlu di minta, kristal bening itu terus meluncur dari mata indahnya. Ia tidak mampu menghentikannya. Sudah kesekian kalinya ia menjadi seorang yang terperdaya dengan keadaan sehingga ia begitu membenci dirinya sendiri.
Sinb pov
Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan sekarang? Diam dan terbaring disini tak akan menyelesaikan apapun bukan? Tetapi apa yang harus ku selesaikan? Semuanya sudah berantakan beberapa tahun yang lalu. Aku sangat ingin berteriak dan mengatakan semuanya kepada eomma, tapi untuk apa? Ia sudah memilih untuk mempercayai Yerin dari pada diriku.
"Sinb, gwanchana?" Oh Umji, aku berusaha menghapus air mata yang memenuhi pipiku. Umji tidak boleh melihat semua ini!
"Aku baik-baik saja." Jawabku dan aku dengar helaan nafas panjang darinya. Aku berusaha menghilangkan semua kesedihanku dan berusaha tersenyum kepadanya.
"Kau tahu dari siapa aku berada disini?" Tanyaku
"Dari Ong oppa. Dia yang memberitahuku. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau ikut campur urusan para namja itu? Sekuat apapun dirimu, kau tetaplah seorang yeoja." Hm, ia benar-benar menceramahiku kali ini.
"Umji-ya..." Panggilku dan ia sepenuhnya menatapku.
"Ku pikir Woojin memang yang terbaik untukmu". Kataku, sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini, tapi aku masih berfikir kalau Umji masih mengharapkan Jihoon. Aku masih menunggu reaksinya yang tiba-tiba terdiam ketika aku mengatakan itu.
"Wae? Kenapa kau mengatakan ini?" Tanyanya
"Karena dia benar-benar namja yang baik." Jawabku dan ia mendesah.
"Aku tahu, karena dia begitu baik dan aku merasa tak pantas untuknya." Lirihnya
"Kita tidak bisa menilai apakah kita pantas atau tidak untuk seseorang, yang terpenting dari itu adalah ketulusan dan kesungguhanmu untuk memulai awal yang baru." Terangku dan pembicaraan kami terhenti oleh kedatangan seseorang. Ong dan Woojin tiba-tiba datang menghampiri kami.
"Apa kau sudah lebih baik? Apa kau mau ku antar?". Tanya Ong yang terlihat sangat mengkhawatirkan ku dan Woojin yang biasanya banyak bicara hanya diam. Aish, ia tetap tak bisa menghilangkan kegugupannya didepan Umji. Aku benar-benar ingin tertawa melihat tingkahnya saat ini. Kalau dia terus seperti ini? Bagaimana caranya tadi memberitahu Umji kalau aku berada di UKS? Ku mohon Woojin, ini bukan waktu yang tepat untuk ku tersenyum tetapi kau cukup menghibur.
"Sinb..." Aku mengalihkan pandangan ku pada sosok Ong yang menatap ku khawatir sekaligus kesal karena ku abaikan.
"Aku baik-baik saja." Jawab ku dan ia menghela nafas.
"Apa kau akan pulang sekarang?" Tanya ku lagi kepada Ong dan ia menggeleng.
"Aku ada pertemuan dengan Jaehwan, apa kau ingin ku antar pulang?" Tawar Ong dan aku menggeleng cepat.
"Karena kau sangat sibuk, bagaimana kalau Woojin mengantar Umji pulang? Aku akan pulang dengan Daniel sebentar lagi dia akan datang". Terangku yang sebenarnya aku berbohong? Aku tidak tahu dia akan benar-benar datang kemari atau tidak? Kalau pun pada akhirnya aku harus pulang sendiri. Ku rasa itu yang terbaik karena aku butuh menyendiri.
"Kajja...". Ajak Woojin sambil memegang tangan Umji tanpa melihatnya. Yak! Namja ini benar-benar terlihat gugup. Aku benar-benar ingin tertawa dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKETBALL VS FOOTBALL [REMAKE]
Fanfiction#Rank 610 in Sinb | 24-5-2018 Privat acak ya...Go follow >< Disebuah sekolah selalu terjadi perseteruan antaran Tim sepak bola dan Tim basket. Semua menyerah untuk membuat kedua tim itu akur sampai ketika ide gila muncul diantara ketua tim mer...