Pagi tiba, Taeyong terbangun dari tidurnya dan seketika ia tersenyum karena ia masih menjadi seorang manusia yang utuh. Kemudian ia menolehkan kepalanya dan mendapati Jaehyun masih teridur pulas.
Taeyong tidak tega membangunkan Jaehyun yang nampak lelah. Sehingga Taeyong memutuskan untuk bangkit dari posisinya dan berjalan menuju ke arah dapur. Menyiapkan sarapan pagi untuk Jaehyun.
Taeyong memasak dengan tenang, ia tidak ingin membangunkan Jaehyun karena suara peralatan dapur yang ia gunakan.
Sejenak ia berpikir, kenapa Jaehyun bisa berada dalam kondisi yang sulit seperti ini. Jaehyun sama sekali tidak pernah bercerita apapun akhir-akhir ini.
Ia hanya mengetahui jika Jaehyun bekerja di salah satu Restoran dan banyak yang tidak menerima dirinya disana.
Hingga Jaehyun mencampakkannya dan akhirnya ia berubah wujud menjadi manusia seperti sekarang.
Taeyong teringat, Jaehyun harus pergi bekerja pagi ini. Taeyong segera menyiapkan peralatan mandi beserta handuk untuk Jaehyun dan membangunkan 'majikan' nya tersebut.
Dengan wajah yang polos, Taeyong mulai mengguncang-guncangkan tubuh Jaehyun hingga Jaehyun terbangun karena merasa tidurnya terganggu.
"Jaehyun, kau harus bekerja."
Jaehyun mengernyit kebingungan. Matanya masih terasa perih walau hanya sekedar untuk melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Dan juga ia masih mulai memahami situasi ini, jika sekarang ia tidak sendiri lagi. Melainkan ada Taeyong. Sosok asing yang baru saja ia jumpai semalam.
"Taeyong, aku sudah dipecat dari pekerjaanku!" ucap Jaehyun sedikit kesal. Membuat Taeyong tersentak dan memundurkan tubuhnya karena takut pada Jaehyun.
Jaehyun yang menyadari hal itu, segera bangun dari tidurnya dan memandang Taeyong dengan malas.
"Jangan mengingatkan aku tentang pekerjaan. Lakukanlah kesibukanmu sendiri dan jangan menggangguku!"
Taeyong menunduk. Ia merasa sedih atas perlakuan Jaehyun.
Ia hanya ingin Jaehyun tersenyum senang seperti awal, sebelum Jaehyun dipecat dari pekerjaan.
Ia ingin melihat tawa bodoh Jaehyun lagi saat Jaehyun mengajaknya berbicara. Tetapi sepertinya kondisi saat ini sudah berbeda.
Akhirnya Taeyong memutuskan untuk bangkit dan keluar dari rumah kecil Jaehyun.
Sepertinya tidak masalah jika ia berjalan-jalan keluar sebentar. Ia tidak ingin semakin membuat Jaehyun marah.
Ia tidak peduli jika ia tidak mengenakan alas kaki saat ini.
Ia tidak peduli jika telapak kakinya akan terasa sakit dan terluka karena jalanan yang kasar.
Sedangkan Jaehyun merengut di atas kasurnya. Hidungnya sesekali mengembang dan mengempis menghirup aroma sedap yang berasal dari dapur.
Ia hanya melirik ke arah Taeyong yang sudah menghilang di balik pintu, kemudian matanya membulat saat melihat hidangan lezat sudah tersedia di atas meja makannya.
Dan juga.. sebuah handuk yang terlipat rapih di dalam kamar mandi miliknya.
Apakah Taeyong yang menyiapkan semua ini untuknya?
"Taeyong!" Jaehyun berteriak berharap Taeyong tidak benar-benar pergi dari rumahnya. Jaehyun segera berlari keluar dan bersyukur Taeyong berada tidak jauh dari rumahnya.
"Taeyong!" sekali lagi, Jaehyun meneriakkan nama Taeyong dan Taeyong hanya menatapnya dengan pandangan yang sangat polos. Bagaikan seekor anak anjing lucu yang tersesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Boyfriend (JAEYONG)✔
FanfictionJaehyun memiliki sebuah perasaan gila terhadap Tokoh Virtual yang ia beri nama Yongie. "Terima kasih pernah menjadi nyata untukku. Meskipun itu hanya sesaat." - Jaehyun. "Aku ingin menjadi manusia selamanya, tetapi aku tidak memiliki kesempatan itu...