Dear Senior (1)

235 9 0
                                    

Berstatus sebagai murid baru yang langsung jadi idola itu nyatanya tidak mudah. Hal ini dialami oleh Jackson, yang setiap hari mendapatkan puluhan surat cinta yang isinya bermacam-macam, mulai dari menyatakan perasaan sampai mengajak kencan. Jackson tidak habis pikir, kenapa cewek-cewek zaman sekarang ini seolah kehilangan jati diri mereka.

Hampir tak pernah absen Jackson memberikan surat-surat itu kepada Michael, sahabatnya. Seperti sudah ditakdirkan, dua sahabat itu kalau namanya digabungkan jadi Michael Jackson. Kadang dunia ini memang lucu, dan patut untuk dijadikan hiburan. Mereka bersahabat semenjak SMP dan berlanjut sampai mereka memakai seragam putih abu-abu.

"Jackson yang ganteng, nanti malam kita jalan yuk!!" kalimat terakhir dalam surat yang dibaca Michael dengan suara dibuat seperti kecewek-cewekan itu membuat Jackson merinding.

"Gue heran deh, kenapa cewek-cewek di sekolah ini pada agresif banget ya," cecar Jackson.

"Bro lo nyadar dong. Wajah lo yang mulus mirip artis korea, suara lo yang merdu ala-ala penyanyi terkenal itu yang membuat mereka semua bertekuk lutut,"

"Ya, ini gara-gara lo sama temen-teman juga yang minta gue buat nyanyi di acara pensi MOS,"

Michael memasukkan surat-surat itu ke dalam ranselnya, kemudian mengajak Jackson ke kantin. Mungkin sudah ratusan surat yang diterima Jackson, tapi tak satupun dia mau membacanya. Cukup diberikan ke Michael, dan sahabatnya itu yang akan membacanya keras-keras kemudian tertawa terbahak.

Ketika langkahnya baru saja menjejaki kantin, pandangan Jackson tepat tertuju ke arah kakak kelas cewek yang duduk sendirian di pojok. Secara tiba-tiba, Jackson meminta Michael untuk tidak mengikutinya. Michael hanya mendesah, dia sudah khatam kebiasaan Jackson yang satu itu. Jackson tidak mau Michael merecokinya ketika dia ingin bertemu gebetan barunya di SMA.

Jackson mencoba menghampiri Diandra, kakak kelasnya yang juga anggota OSIS. Sejak awal MOS, dialah cewek yang seketika mencuri hati Jackson, bahkan Jackson rela mengulik informasi dari kakak OSIS pembina kelompoknya yang juga ngefans berat dengan Jackson. Beberapa informasi tentang Diandra bisa Jackson dapatkan dengan mudah.

Ada satu hal yang sedikit mengganggu pikiran Jackson, Diandra sudah punya pacar. Namun, bagi Jackson status pacaran tidak pernah jadi masalah. Selagi Diandra belum menikah dia berhak memperjuangkan perasaannya.

Jackson langsung duduk di hadapan kakak kelasnya itu sembari memamerkan senyum charmingnya yang pasti membuat cewek-cewek terpesona. Catat, hal ini tidak berlaku untuk Diandra, dia justru risi tiba-tiba didatangi oleh murid baru yang tidak dia kenal.

"Hay kak, tumben sendirian aja nih?" Jackson mencoba mengakrabkan diri dengan Diandra.

Diandra justru tidak menjawab, dia asyik menikmati semangkuk mie ayam pesanannya. Diandra membatin, kok ada ya orang sok kenal seperti cowok di depannya ini.

"Kok cuek amat sih kak? Lagi puasa ngomong ya?" cecar Jackson, berusaha mencairkan suasana.

Sumpah, Diandra semakin muak dan entah kenapa dia malah menjawab pertanyaan Jackson. "Sok kenal banget sih jadi anak. Emang kita pernah kenalan ya?" protes Diandra dengan tatapan sinis.

"Kakak kan senior saya di sekolah ini, apalagi kita kan satu jurusan. Masa nggak mau bantu saya mengenal lebih jauh tentang SMA Angkasa?"

"Wah parah nih anak. Jangan-jangan lo nggak ikut MOS ya?" selidik Diandra dengan muka tegas.

"Galak bener sih kak. Masa tampang-tampang seperti saya nggak ikut MOS, saya kan anak baik-baik. Percaya deh!" yakin Jackson dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V.

Tanpa diduga, Diandra justru membuat Jackson tak henti-hentinya menarik dua sudut bibirnya membentuk senyum. Upayanya mengakrabkan diri dengan kakak kelasnya itu dirasa cukup berhasil, meskipun cewek itu lebih banyak menjawab dengan cuek.

Jackson enggan memalingkan pandangan dari Diandra, cewek itu terlalu manis untuk disia-siakan. Dindra duduk di kelas 11 MIA 1 Unggulan, jelas kalau soal kemampuan intelegensi dia masuk jajaran anak yang pintar. Untuk soal fisik, Diandra itu masuk kategori cewek yang tinggi langsing dengan rambut kecoklatan.

Beberapa saat kemudian, ada seorang cowok yang duduk di samping Diandra. Ketika menyadari keberadaan cowok di sebelahnya, Diandra seketika tersenyum lantas menyapa cowok itu. Jackson dapat menangkap jelas senyum Diandra yang semakin membuatnya terpikat, meskipun senyuman itu diperuntukkan kepada orang lain. Jackson menduga, cowok itu adalah kekasih Diandra.

"Di sorry ya! aku lama" Kevin pacar Diandra nampaknya minta maaf atas kesalahannya.

"Iya Vin nggak masalah kok. Yuk cabut! Gue risi dari tadi digangguin sama nih anak," tukasnya asal, sembari memberi isyarat menunjuk dengan dagu.

"Tapi kamu nggak kenapa-kenapa kan? Apa aku hajar aja nih anak?" Kevin memberikan tawaran pada Diandra.

Jackson sempat mendelik dengan perkataan Kevin barusan. Namun, dia yakin Diandra tidak akan membiarkan kekasihnya itu menghajarnya.

"Nggak usah Vin, lagian nggak penting juga," cegah Diandra.

"Tuh kan, meskipun galak kak Diandra ternyata perhatian juga sama saya," cerocos Jackson asal.

"Lo diem ya anak ingusan! Jangan ganggu cewek gue lagi! Kalau sampai gue lihat lo gangguin Diandra, habis lo sama gue," seru Kevin, berusaha memberi ultimatum kepada Jackson agar jaga jarak dengan Diandra.

Diandra hanya diam saja sambil memegangi tangan Kevin, kemudian mereka pergi dari kantin dan meninggalkan Jackson di meja itu sendirian. Namun, Jackson nampak tidak asing dengan wajah Kevin, seperti sebelumnya mereka pernah bertemu.

Jackson berusaha mengingat-ingat dimana dia bertemu Kevin. Dan nampaknya ingatannya tidak bermasalah. Dia pernah bertemu dengan Kevin di toko kue satu minggu yang lalu. Tetapi saat itu, Kevin bersama seorang cewek yang bukan Diandra.

❤❤❤

Dear SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang