"Halo dek, mau nanya apa?"
Bukan kakak di depan Felix yang menjawab, tetapi kakak yang di sebelahnya. Perempuan dengan rambut pendek memakai payung dan almamater biru dongker khas JYPAD.
Dengan terburu-buru Felix mengambil brosur di atas meja, melihat huruf yang tersusun Fakultas Ilmu Budaya—
"Mau jurusan yang mana dek?"
Felix melirik kakak—kakak pendek lebih tepatnya yang masih duduk dengan muka malas.
Kira-kira kakak pendek itu jurusan apa ya?
"FIB kayak gimana aja, kak?"
"Seperti yang ada di brosur. Sarjana ada Sastra Indonesia, Sunda, Jepang, Inggris, Perancis, Jerman, Arab, Rusia, dan Ilmu Sejarah. Untuk diploma sendiri hanya ada Editing dan Usaha Perjalanan Wisata," jelas kakak perempuan payung itu.
Felix berguman mengerti, sudut matanya masih melihat kakak pendek.
"Kalau kakak-kakak dari jurusan apa saja?"
"Aku sastra inggris," tunjuk kakak perempuan berpayung itu ke dirinya sendiri, "kalau kakak ini sastra jepang," jari telunjuk mungilnya kini mengarah ke teman yang menumpang di payungnya, "dan anak ini sastra indonesia," kakak berpayung itu menunjuk kakak pendek.
"Oh!"
Felix reflek meninggikan suaranya, "sastra indonesia seperti apa aja?!"
Sambil menatap kakak pendek penuh harap. Felix memajukan badannya tanpa sadar.
Kakak pendek itu memundurkan badannya, "tunggu kak Yugyeom aja," jawabnya melirik temannya berharap meminta dukungan.
Felix mendesah kecewa, melihat itu kakak perempuan berpayung itu langsung mengambil alih.
"Sini dek, kakak aja yang kasih tau."
Akhirnya Felix pasrah mendengar dari kakak perempuan itu, walau beberapa hal ditambahkan oleh kakak pendek jika ada yang kurang, seperti;
"Tahun pertama sama kedua itu belajar semuanya kalau di tahun ketiga—apa ya, duh lupa."
"Di tahun ketiga dibagi lagi, ada sub-jurusannya. Dua, linguistik sama sastra," sahut kakak pendek itu.
"Nah itu maksudnya dek! Terus—"
Ya, seperti itu. Tidak sadar Felix sudah cukup lama berada di stand Fakultas Ilmu Budaya. Bercanda dengan kakak kuliahan sampai kakak yang bernama Yugyeom kembali, ia yang kini tengah berada di tahun kedua Sastra Indonesia menjelaskan ulang kepada Felix secara lengkap.
"Dek, dah beli sticker atau buku disana nggak?" kakak berpayung menunjuk meja di bawah ring basket.
"Belum," kepala Felix menoleh, " loh ada fotonya?" tanya Felix melihat beberapa anak berfoto dengan almamater JYPAD yang dipinjamkan.
"Iya dong, mau foto juga dek? Jangan lupa beli sticker sama bukunya ya!" bujuk kakak yang menumpang di payung.
Felix melirik tempat tadi dia beristirahat, mungkin saja kedua temannya masih ada. Namun waktu sudah terlewati 25 menit, sudah pasti kedua temannya yang tidak bisa diam sudah keluyuran lagi. Terbukti dengan cepat Felix menemukan rambut ikal dan tinggi khas Sanha berada di stand fakultas MIPA—pasti bertanya statistika, ada Jeno yang memasang wajah ogah-ogahan mengikuti Sanha. Matanya kembali memutar melihat kakak pendek yang tadi izin ke kantin sudah kembali dengan dua kotak susu rasa pisang. Alis Felis agak terangkat, bingung saat melihat kakak pendek agak gelagapan.
Hm...
"Kalau foto sama kakak" —pendek, batin Felix, "boleh?"
Kakak pendek yang baru saja menguras kotak susu menatap Felix, alisnya agak berkerut.
"Boleh, boleh!" sahut kakak yang menumpang payung.
Kak Yugyeom tertawa, "tuh Changbin! Mau foto bareng, ladenin!" ucapnya sambil mendorong-dorong kursi yang diduduki kakak pendek—Changbin.
Felix senyum-senyum sendiri karena kakak-kakak di stand ini membantu membujuk kak Changbin.
Jadi namanya Changbin, ya. Kak Changbin.
"Iya, iya!" Changbin berdiri dengan sebal seraya menatap kesal Felix, "buruan."
Kakak-kakak di stand itu tertawa, sebelum Felix mengikuti Changbin pun, ia diberitahu;
"Dek, maklumin Changbin ya, malu-malu dia."
Felix hanya bisa menjawab dengan senyuman lebar seraya mengangguk dan menyusul Changbin.
OoO
"Halo dek, mau beli? Ayo, ayo! Kakak bawa banyak sekarang tinggal segini!"
Seorang perempuan dengan rambut panjang heboh mempromosikan jualannya.
"Yer, dia mau foto," Changbin menegur di belakang perempuan itu saat Felix berpikir akan uang jajannya tinggal berapa jika dia membeli sticker dan buku.
Iya kelihatan diluar seperti itu, beda dengan isi pikirannya yang sedang heboh.
'Kakak pendek lebih pendek dari gue!'
Rasanya Felix ingin melompat-lompat dan menyombongkan diri kepada dua teman jangkungnya tentang hal ini.
Muka perempuan itu cemberut, menatap sinis sekilas ke arah Changbin, sedetik kemudian muka manis ala orang berjualan sudah terpampang kearah Felix.
"Habis foto beli ya, dek? Sayang loh kalau kehabisan, bukunya tinggal 5 dari 50 yang kakak bawa—CHANGBIN!"
Felix ditarik oleh Changbin, karena Changbin ingin tugasnya cepat selesai—foto bersama anak SMA pejuang masuk PTN—berbeda dengan Felix yang tengah meledak-ledak tak karuan.
"Nih almamaternya, cepet dipake!"
Changbin menyerahkan almamater biru dongker kepada Felix.
"Lah, Bin, tumben," kakak yang bertugas menjadi photografer itu tertawa mengejek.
"Bocah," balas Changbin cuek, ia menyender di dinding kantin yang sudah dipasangi spanduk.
Felix memakai almamater cepat dan memberikan smartphonenya kepada kakak photografer.
"Hehe, tolong ya kak."
Felix segera kembali dan berdiri di samping Changbin. Matanya tidak bisa lepas dari seluruh hal yang dimiliki oleh kakak kuliahan kecil ini.
Kenapa ya?
Sejak tadi, pikiran dan hatinya bertanya-tanya, yang dia rasakan ini apa sih?
Beneran hanya penasaran?
Atau apa?
"Dek, jangan bengong!"
Felix tersentak, kepalanya dengan cepat menoleh ke arah depan. Melihat kakak photografer itu memasang muka jahil, tidak lupa kedua temannya—Sanha dan Jeno yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang kakak photografer dengan wajah yang mengejek pula.
Pikiran Felix kembali ternodai oleh umpatan tak berujungnya.
"Oke, satu—"
"Dek," panggilan dengan suara kecil yang berasal dari samping Felix.
"Hah?" Felix reflek menoleh.
"Dua—"
"Kamu yang merhatiin saya di SMA 1 ya?"
"Tiga!"
Felix terfoto dengan muka melongo ke arah Changbin.
;; tbc
× jadi aku juga foto sama kakak kuliahan FIB yang orangnya asik. huhuhu semoga aku masuk sana
× karena penasaran bisa jadi suka. suka bisa jadi hanya kekaguman
KAMU SEDANG MEMBACA
恋の予感 ;
Fanfiction"hehe, halo kak, mau nanya dong." jypad local!au 2018 © changlix