Happy reading y'll!
✨✨✨
Tesha berjalan memasuki sekolahnya yakni SMA Anak Bangsa. Dengan langkah tergesa- gesa tak ingin terlambat memasuki kelasnya ia pun berlari.
"Woi Sha lo kok tumben datengnya telat?" Tanya Sabina, teman sekaligus sahabat Tesha dari SMP.
Tesha menyengir sebentar,
"Biasa telat bangun gue" Katanya sambil menduduki bangkunya tepat dibelakang Sabina dan Indira."Sha gue denger-denger Taylor Swift lagi ngadain konser ya? Apa tuh nama konsernya, Rep... reppp..?" Tanya Diza kebingungan sambil mengada ada. Diza ini merupakan teman sebangun Tesha semenjak awal masuk sekolah.
Tesha terkekeh melihat Diza menanyakan mengenai idolanya.
" Hahaha Reputation kali Za! Hahahaha" Jawab Tesha menahan tawanya. Ia melihat Diza memasang muka acuh tak acuh dan melanjutkan memainkan ponselnya.
" Sha lo udah ngerjain pr Matematika kagak?" Indira menoleh ke Tesha yang sedang memainkan ponselnya yang berlogo Apple.
"Udah kok. Gila ya Pak Ilham ngasi soal gak kira kita. Dia kira kita ahli Matematika kali ya." Jawab Tesha kesal dengan gurunya tersebut. Bayangkan saja gurunya itu memberi pr yang soalnya susah banget. Pasalnya gurunya juga serem sekaligus killer.
" Yeu.. tapi lo ngerjain juga kan." Sahut Sabina tanpa menoleh ke belakang.
"Yaiyalah lo kira Tesha kayak lu yang malesnya ketulungan!" Sarkas Diza seraya melempari pulpen ke kepala Sabina.
"Waduh! Sialan lo Za! Pake ngelemparin gue pulpen lagi. Lo kira gak sakit apa?" Emosi Sabina sambil memegang kepalanya yang perih akibat lemparan Diza.
"Lagian elu sih pake nyahut nyahut aja kek cicak. Udah tau Tesha tuh rajin banget gak kayak lo!" Balas Diza memasang senyum miring terhadap Sabina. Sabina pun mulai geram dan tak terima dihina oleh Diza.
Diantara mereka berempat, Diza dan Sabina lah yang sering bertengkar gara gara masalah sepele doang. Indira dan Tesha sudah kenyang melihat mereka seperti ini. Entahlah.
"Udah udah Sabina, Diza. Gak malu apa diliatin sama teman kelas kita." Kalau saja Tesha tak melerai mereka, sudah pasti mereka tak berhenti berdebat.
Tak lama kemudian guru mereka pun datang dan memulai pelajarannya tersebut.
✨✨✨
Istirahat pun dimulai dan seluruh siswa maupun siswi segera beranjak ke kantin untuk mengisi perut mereka masing-masing.
"Guys yuk cabut ke kantin." Ajak Indira seraya membereskan barang barangnya di atas mejanya.
"Yuk, Gue udah laper banget ini ngerjain tugas dari Ibu Sury." Sahut Tesha sambil memegang perutnya yang sedari tadi konser ingin meminta makanan.
"Sabina yuk ke kantin. Siapatau lu dapet jodoh kan untuk masa depan lu." Ajak Diza menarik narik tangan Sabina yang sedang sibuk mencatat materi di papan tulis.
"Gue nitip aja yaa. Masih banyak nih yang harus gue tulis. Gue titip aja ya di Tesha, ya ya Tesha?" Sabina memasang muka memelas seraya memegang tangan Tesha yang sedang berdiri di depannya.
" Lu jangan sok rajin deh Na, Udahlah gampang itu ditulis abis istirahat. Lagian elu juga kok tumben nyatet, biasanya juga lo nyontek di Tesha." Mulai lagi Diza memancing Sabina. Diza emang nakal ya. ckckck
Langsung saja Tesha menatap horor Si Diza, menegur ia agar tidak mencari masalah dengan Sabina. Diza hanya terkekeh.
" Yaudah. Lo mau titip apaan Na?" Tanya Tesha melihat Sabina yang asyik mendongak dan menunduk untuk menulis materi yang di papan tulis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atmosfer
Teen FictionTesha Valen Ercolano. Hanya seorang gadis biasa yang berusia 18 tahun tetapi ia harus merasakan pahitnya ketidak harmonisan keluarganya. Namun ia berusaha melewati semua itu dengan cara menutupi diri dengan orang lain kecuali sahabatnya sejak dulu. ...