2. Because...

21 3 0
                                    

Ternyata mengajar adik Jackson tidak semudah yang di bayangkan, kelasnya aja kelas 3, namun rasa penasarannya malah melebihi anak kebanyakan, Vany yang menyukai ilmu astronomi malah bertanya tentang galaksi, komet, dll, dsb, dst, sedangkan Raka yang lebih menyukai dunia barat malah bertanya tentang kondisi negara, mulai dari keuangan sampai perekonomiannya, tak jarang juga Anya harus membuka mbah google untuk mencari informasi.

"Udah magrib, gue antar." Ucap Jackson, lalu mengambil kunci mobilnya.

"Terus sepedanya?!" nada bicara Anya sedikit meninggi, namun hanya dibalas senyuman oleh Jackson.

"Di bagasi." setelah mengadakan itu Jackson menuruni tangga menuju garasi, di ikuti oleh Anya.

"KAK!" panggilan itu membuat kaki Jackson yang menuruni tangga berhenti.

"Belum ngaji kamu?" ucapnya sambil memberikan tatapan yang lembut pada Vany, sedangkan Vany hanya menganguk kecil.

"Itu.. kakak malam ini pulang kan?" hanya Vany hati-hati. "liat aja nanti ya." Jackson tersenyum, lalu lanjut berjalan menuju garasi.
.
Hening sesaat, Jackson tampak tidak terlalu nyaman mengendarai mobil, mungkin karena ia terbiasa mengendarai motor?

"Gimana, seru ngejar mereka?" Tanya Jackson menyeringai.

"Pusing, tapi masih mending ngajarin mereka sih." setidaknya Anya bersukur, Jackson bukan muridnya.

"Coba kalo gue murid lo, gue gak bakalan nanya kayak gitu." Lalu memberikan senyum menyeringai.

"Tapi Lo bakal nanya yang enggak enggak.

"Btw... Lo gak pulang ke rumah emangnya kenapa?" akhirnya Anya mengungkapkan rasa penasarannya, kadang ia bingung, Jackson itu tipe anak 'baik-baik' atau anak nakal sih?

"Udah mulai suka gue ya?." ucap Jackosn tersenyum jahil.

"Najis suka sama lo."

"Ni ya, dengerin baik-baik, gue itu gak pulang ke rumah kalo malam karena... gue ngintipin Lo." seketika Anya terbelalak.

"Becandaa, btw tumben pake lo-gue?"

"Stop sini aja" Ucap Anya cuek.

"Lo ngambek?" Anya menggeleng.

"Udah kebal, mobil gak bakalan bisa masuk, oh! sepeda gue sekalian." ucap Anya , setelah menurunkan sepedanya Jackson memberi Anya sebuah amplop.

"Gaji lo hari ini, besok gue tunggu." kata sesaat "Sama jawaban dari pertanyaan lo waktu itu."

"Najis gue terima lo!" ucapnya lalu mengayuh sepedanya meninggalkan Jackson.

Ada hal yang berbeda dalam hati Anya sejak megenal Jackson, terasa lebih... hangat? Anya menggeleng, pasti dia sudah gila.
.
"Assalamualaikum" seketika pintu rumah terbuka, setelah salaman, Anya segera menyerahkan amplop yang diberikan Jackson kepada neneknya.

"Lho, Jackson mana ? bukannya di ngikut kamu?"

"Perasaan aku gak bawa Jackson deh." ucap Anya, lalu segera masuk ke rumahnya untuk memastikan kucingnya ada di rumah itu, tapi sayangnya yang di cari benar-benar hilang.

"JACKSON!" ini sudah 30 menit, Anya mencari-cari kucing itu hingga kebelakang rumahnya.

"Meog~" suara kucing yang itu terdengar dari kejauhan, menghampiri Anya berjalan lemah, Anya yang mendengar suaranya langsung menggendongnya lalu membawanya masuk.

Anya merebahkan kucing itu di lantainya, namun sama sekali tidak bergerak, ia baringkan ke kanan, tetap tidak bergerak, lalu ia injak buntut kucing itu hingga...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Jackson: OwnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang