1

19 4 0
                                    

Ini aku akan duduk dikelas 11,disalah satu sekolah yang amat terkenal karna masuk kesekolah ini sangat sulit. Aku bersyukur bisa masuk kedalamnya walaupun dengan perjuangan yang berat. Aku mungkin orang yang tak pandai dalam berteman, karna mungkin karna aku pendiam. Aku menyukai salah satu temen sekolah ku,diamat terkenal karna memiliki wajah yang tampan,anak orang kaya,pintar dalam basket. Mengingatnya saja aku sudah merasa seperti kutu yang amat kecil.

"Nancy semangat" ucapku saat berdiri didepan gerbang sekolah ku

Saat aku baru melangkahkan kaki untuk masuk,ada seseorang yang menabrakku sehingga aku terjatuh.
"Aww" teriak ku
"Maaf,aku terlalu fokus dengan ponsel ku" ucap orang yang menabrakku
"Aaaaaa,begitu" jawab ku dengan sibuk membersihkan rok sekolahku yang terkena pasir
"Apa kau terluka?" Tanya suara itu lagi
"Baik baik saja hanya terdorong sedikit" jawabku lagi kali ini aku berani menatapnya. Dan betapa terkejutnya aku yang berdiri didepan ku pria yang ku suka sejak awal masuk sekolah ini. Tuhan jantung ku berdetak lebih cepat saat ia menatap ku.
"Hey apa kau akan diam saja,ayo masuk. Hari ini pembagian kelas" ucap guanlin yang cukup membuat ku tersadar dari lamunanku
"Aa, iya" jawab singkat ku

Ia pun berjalan sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya.
"Tampan" itu kata yang terucap saat melihatnya dari belakang
Dengan terburu buru aku pun mengikutinya. Saat berada didepan mading untuk melihat pembagian kelas ,aku cukup kesulitan karna sangat ramai.

"Oh Tuhan bagaimana ini. Aku bisa telat masuk kelas jika seperti ini" gerutu ku.
Ada celah kecil dari kerumunan itu,dengan susah payah aku mencoba untuk menyalip tapi gagal karna mereka terlalu ramai.
"Bagaimana ini" ucap ku sambil menijit diantar kerumunan itu.
"Kau sekelas dengan ku dikelas 11-2" ucap seseorang
Tunggu aku pernah mendengar suara ini, baru tadi aku mendengarkan. Saat aku melihat kebelakang kepala ku terbentur dengan dada pria itu"
"Aaa,maaf" ucap ku sambil mengelus dahiku yang terbentur cukup keras
"Tak apa,ayo masuk wali kelas kita taeyeon saem. Kau tak ingin dihukum dihari pertama mu bukan? " tanyanya
"Tentu,mendengarkan namanya saja itu membuatku takut" jawabku sambil berjalan menuju kelas.

Saat kami masuk. Lebih tepatnya saat aku masuk duluan. Saem killer itu ternyata sudah ada dikelas.
"Maaf saem, terlambat" ucapku sambil membungku memberi hormat
"Kau bisa duduk" ucap singkat wanita itu
Aku berjalan menuju sudut kelas karn bagian kesukaan ku duduk didekat jendela. Saat aku baru ingin duduk pintu kelas itu terbuka lagi. Memunculkan guanlin dengan cepat ia pun duduk. Dan duduk disebelah ku,
"Aku duduk disini tak apa?" Tanya
"Ooh tak apa"ucap ku sambil mendudukkan bokongku dikursi kayu ini

Skip
Waktu istirahat pun tiba. Perempuan dikelasku heboh karna guanlin masuk dikelas ini,alih alih mendengarkan fansnya malah ia berjalan keluar kelas. Karna perut ku juga mulai berbunyi, spertinya cacing diperutku sudah melakukan aksi demo besar besaran. Aku pun ikut berjalan keluar kelas. Aku pikir guanlin akan bertemu teman temannya yang terkenal itu tapi ia malah menuju atap sekolah.
"Mengapa iya kesana,sudahlah. Aku lapar dan butuh roti" ucapku sambil berlari menuju kantin

Saat ingin membayar aku pun ingat apa guanlin sudah sarapan? Apa aku harus membeli satu lagi? Akhirnya aku pun membeli dua roti satu air mineral dan susu kotak rasa pisang. Yang menjadi kesukaan ku.
Setelah membayar aku pun berjalan menuju atap sekolah. Berharap pria itu masih disana. Saat aku membuka pintu aku melihat dia sedang berbaring diatas meja kayu, yang cukup lebar sehingga iya bisa berbaring diatasnya.
Aku pun melangkahkan kaki menujunya.

"Permisi, ada kiriman untuk lai guanlin" ucapku sambil mengetuk tangannya. Ia pun terbangun melihat ku karna jarak kami cukup dekat
"Kau,mengapa disini?" Tanyanya
"Hanya ingin memberikan ini. Apa kau mau? Aku membelinya dua tapi aku bingung menghabiskannya bagaimana" ucapku sambil menyodorkan dua roti dan air mineral itu.
"Jika kau mau, kau bisa membantu ku menghabiskan yang satu ini" ucapku sambil meminum susu kotakku

Ia pun hanya diam sambil membuka bungkus roti itu dan mulai memakannya. Aku pun melakukan hal yang sama, kami pun larut dengan pemikiran masing masing.
Suara bel yang membuatku tersadar,
"sudah ayo masuk. Kau bisa terlambat jika tidak turun sekarang". Ia pun berdiri dan berjalan menuju pintu.
Tak ada ucapan terima kasih atau kata lain yang ia ucapkan.
"Menyebalkan"ucapku pelan tapi masih bisa dia dengar karna disini hanya ada aku dan dia.

Aku balik lagi nih dengan cerita baru. Jangan lupa vote ya. Komen juga 😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yes or No? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang