Disclaimer:I don't own Naruto,Boruto or any characters in the series
*Picture is not mine*
Enjoy!
Chapter 2:Sensei
Nafas menggebu Sarada memecah keheningan lorong kantor Hokage,gadis itu menggunakan tembok sebagai alat bantu untuk tetap berdiri setelah berlari dengan kecepatan penuh tubuhnya mampu berikan.Pelipis dan jidatnya dipenuhi oleh keringat,ada juga dedaunan kering dari pepohonan yang ia gunakan sebagai pijakan dalam perjalanan menempel bersama.
10 menit...Bahkan paman Lee belum pernah sampai secepat ini,dia pasti sangat bangga.
Menghela nafas panjang untuk menstabilkan pernafasannya,Sarada lalu membersihkan dan mengelap keringat serta dedaunan yang menempel diwajahnya.Ia meluruskan kacamatanya dan merapikan pakaiannya sebelum mengetuk pintu kayu tebal yang memisahkan kantor dengan lorong ia berada.
Seperti biasa,tak butuh waktu lama untuk orang didalam menjawab permintaan izinnya untuk masuk.Suara berat tetapi bersahabat yang biasa ia dengar mendengung di gendang telinga Sarada,memberikan izin yang dinantinya tanpa basa basi
"Masuk"
Menghela nafas sekali lagi,Sarada lalu memutar gagang pintu keemasan didepannya sebelum membuka pintu tersebut dan melangkah masuk."Selamat pagi,Hokage Ketujuh" Ucap gadis itu sekalian membungkuk hormat kepada atasannya.
Naruto menonjolkan kepalanya dari belakang laptop yang biasa ia gunakan untuk bekerja,mata biru sapphirenya terfokus pada gadis Uchiha yang sudah ia kenal sebagai murid dan keponakan.Sebuah senyuman lebar hadir diwajahnya "Oh,Sarada! Selamat pagi"
Gadis itu meluruskan tubuhnya,warna rona dapat terlihat diwajahnya saat mata onyx miliknya mendarat di senyuman lebar Naruto.Senyuman yang sangat familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.
Seseorang selain pamannya.
Hanya pamannya Naruto,Putrinya dan Dia yang dapat memancarkan senyuman cerah yang bahkan matahari tak dapat menandingi.Sebuah senyuman yang sangat amat ia rindukan dari dirinya.
Tak tahan dengan rasa nostalgia yang agak menyedihkan,ia mengalihkan pandangannya ke sekitar.Kebanyakan hanyalah tumpukan kertas-kertas yang harus diisi atau tanda tangani oleh pamannya,tapi ini sudah terbilang sedikit karena sebelum serangan oleh Momoshiki 4 tahun yang lalu hampir seluruh bagian ruangan tertutupi oleh tumpukan kertas atau gulungan.
Sekarang,hanya sebagian kecil yang berdiri tegak di dekat atau atas meja kerja pamannya.Pamannya Naruto pernah bilang saat ia bertanya kenapa kertas-kertas itu semakin sedikit,ia hanya menjawab dengan senyuman bangga dan bahagia sambil berkata "Desa kita sudah hampir sepenuhnya terluaskan,tak perlu bagi kita untuk memperluasnya lagi".
"Jadi,apa kau disini untuk misimu?" Tanya Naruto,sepenuhnya menarik Sarada dari renungannya.
"Uh...Iya" Jawabnya agak gagap karena terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba.Naruto menghela nafas,bingung dengan aksi pamannya itu Sarada pun bertanya "Apa ada yang salah,pak?"
"Sayangnya iya..." Naruto mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya."Pagi ini ada keadaan darurat,sepertinya ninja-ninja yang kalian temui kemarin masih ada yang berkeliaran.Aku tidak punya pilihan lain selain mengirim Konohamaru dan Mitsuki untuk mengejar mereka.Sudah satu jam mereka pergi dari desa dan tak mungkin untukmu menyusul mereka,maaf kan aku"
Gadis itu tertunduk kecewa,memang hal seperti ini sudah biasa.Gurunya Konohamaru biasa pergi dalam misi pencarian bersama teman setimnya,Mitsuki.Yang mana memiliki kemampuan pelacakan yang luar biasa dengan memanfaatkan ular-ularnya.Tapi bukan berarti ia dapat menerima keputusan ini dengan senang.

KAMU SEDANG MEMBACA
There for you (Indonesia version, ABANDONED)
FanfictionSudah dua tahun berlalu sejak Boruto meninggalkan desa untuk berlatih dengan Sasuke.Dan mungkin dia akan segera kembali,siapa tau... *Latar Belakang sampul cerita diambil dari Ace Combat 7 NOTE:THIS STORY IS THE TRANSLATED VERSION.IF YOU HAPPEN TO D...