Dokter wanita itu melangkah dengan mantap menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang sepi. Suara heelsnya yang nyaring harusnya membuat siapa saja yang mendengarnya pasti akan terbangun di tengah malam seperti ini. Rambut merah muda sebahunya ia ikat rapi, meskipun beberapa helainya terlihat jatuh menjuntai di pipinya. Membingkai wajah cantiknya.
Bibirnya menyungging, merasakan sosok berjalan mengikutinya.
"Kau bukan manusia, benar?"
Wanita itu menoleh, netra hijau miliknya bersinggungan langsung dengan sepasang iris kelam. Sekelam malam ya, eh?
"Apa yang membuat seorang pangeran vampire sepertimu menemuiku, Tuan Uchiha?"
Yang disinggung mengangkat alisnya, tersenyum menampilkan dua belah taringnya.
.
.
.
Ruang kerja seorang dokter wanita yang mempesona. Bisa dibilang begitu, atau ini termasuk selera yang aneh. Temboknya di beri cat warna merah terang, meja berwarna pink dengan deretan alat-alat medis, beberapa tumpuk kertas laporan, foto seorang gadis kecil juga terpajang disana, disampingnya terdapat foto kelulusannya sebagai dokter.
Sang pemilik iris kelam terlihat berpikir, ragu akan pemikirannya. Wanita di depannya ini hantu atau bukan?
"Tunggu! Kau sebenarnya makhluk apa?"
Lagi-lagi perempuan itu hanya memasang wajah dengan sunggingannya, "Menurutmu?"
"Jangan meremehkanku Nona, aku bisa saja melubangi lehermu dengan taringku. Oh ya, karena aku belum makan malam, menyantap wanita muda sepertimu sepertinya menarik."
Sunggingan itu sedikit lebih ditarik, sebuah seringai terpatri di wajahnya. "Tentu, silakan. Tapi setelah aku berhasil melubangi kepalamu!"
Wajahnya berubah memucat, menampilkan beberapa otot membiru yang sedikit membusuk. Netra hijaunya semakin terang, warna putih matanya berubah menghitam. Kukunya memanjang, meruncing, mengkilat seolah sebuah katana yang baru saja di asah.
Ujung kuku itu tiba-tiba saja sudah berada tepat di antara alis sempurna milik sang vampire Uchiha. Sang vampire tersentak, ia mundur selangkah. Kalah cepat, bagaimana bisa?
Dadanya berdegup kencang, ia gugup. Oh shit! Dimana harga dirinya sebagai pangeran kegelapan. Sialan!
Sedetik kemudian dokter wanita itu sudah berubah kembali ke keadaan normal, dia duduk di kursinya dan menyilangkan kaki. Tersenyum simpul, "silakan duduk Tuan. Maaf sudah membuatmu berkeringat karena adegan barusan. Aku hanya ingin bermain sebentar, bukan begitu?"
Sang vampire berdehem menetralkan perasaannya sambil merapikan jasnya. Mencoba bersikap dingin seperti sebelumnya.
Ia merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah amplop putih dan duduk. "Aku tidak mengerti mengapa ayahku bersusah-susah menyuruhku mengantarkan surat ini secara langsung kepadamu. Ehm, maaf nona ..."
"Kau bisa memanggilku Sakura. Dan anda?"
"Sasuke. Uchiha Sasuke."
"Baiklah Tuan Sasuke, lanjutkan."
Sasuke masih menimang-nimang hendak mengatakan apa kepada Sakura. "Nona, maksudku Sakura. Bisakah kau menjelaskan sebenarnya makhluk apa dirimu?"
"Kau tentu pernah mendengar tentang Ghoul bukan?"
"Iya, lalu?"
"Aku terlahir dari rahim seorang manusia, tapi ibuku mengambil benihnya dari seorang ghoul. Bukan ghoul biasa, melainkan raja dari raja para ghoul. Rasanya aku tidak perlu menjelaskan bagaimana kisah cinta mereka. Yang jelas manusia sekuat apapun, pasti tidak akan sanggup melahirkan anak setan sepertiku bukan? Maka ibuku meninggal begitu aku lahir."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scared Hospital
FanfictionBibirnya menyungging, merasakan sosok berjalan mengikutinya. "Kau bukan manusia, benar?" Wanita itu menoleh, netra hijau miliknya bersinggungan langsung dengan sepasang iris kelam. Sekelam malam ya, eh? "Apa yang membuat seorang pangeran vampire sep...