Pilihan

2 0 0
                                    

Selama ini ingin sekali rasanya aku bilang dan teriak "pilih aku kali ini" tapi hati ini tidak tega untuk berbuat egois dan memaksa kamu buat menetukan pilihan. Dan disaat kamu sendiri tidak punya pilihan dan akhirnya mau tak mau aku yang menjadi pilihan mu. Senang , tentu sebagian hati kecil ini merasa senang sekali tapi ada rasa sedih dimana kamu menjalani hubungan sakral ini.

Hehh bangun shila.. siapin sarapan! Hupp aku lansung bangun, biasa dia ga ada baik baiknya bangunin orang dari mimpi, emang salah aku juga yang suka bangun kesiangan tapi ini emang kebiasaan buruk aku. Cuma aku ga susah kok dibangunin. Langsung aja aku siapin sarapan yang gampang aja masaknya. Yahh dia suami ku yang sudah selama hampir 5 bulan ini tinggal bersamaku. Aku tahu dia menjalani hubungan ini karena tidak ada lagi wanita yang mau tiba tiba diajak menikah dalam waktu 2 minggu lagi. Sampai sekarang aku belum tahu kenapa abang revo mencari pengganti pengantinnya. Padahal setahu aku calon bang revo itu sempurna dan cocok, aku hanya bisa beranggapan mungkin bang revo ditinggal atau diselingkuhin. Tapi aku tetep ingin tahu dari mulut suami ku sendiri. Aku sudah lala kenal sama bang revo secara keluarga emang kami cukup akrab tapi entah mengapa bang revo selalu jutek sama aku.

Sebenarnya aku bingung harus mulai bagaimana karena orang tua kami sudah mulai meneror kami dengan bertanya tentang cucu. Sore ini aku sedang bersantai sambil mencari trik bagaimana memulai hubungan dengan psangan, kalau boleh jujur selama ini aku belum pernah menjalin hubungan dengan seseorang, bukan karena aku introvert aku mempunyai teman yang cukup banyak tapi memang belum pernah aja. Hubungan ku selama ini dengan bang revo juga baik selayak teman walau aga judes Cuma untuk hal yang romantis nol besar. Seperti biasa dia pulang menjelang malam. Abang mandi dulu atau makan?. Dia malah nyelonong masuk, ini yang paling aku kesel tapi aku tetap berusaha. Ehh bentar.. lalu aku salam tangannya dan aku cium. Dari hasil riset yang ku baca sih gitu harus menghormati suami. Dia lansung memegang kening ku dan berkata "wahh panas nih, kamu yang mesti mandi" dalam hati aku udah bersumpah serapah. Saat makan aku langsung menutarakan maksud ku mengenai bayi. Bang mama nanya terus tuh. Tanya apa emang?. Nanya kapan isi? Lalu dia diam beberapa saat dan dengan santainya berkata "hahh ga kepikiran punya bayi, kalau kamu pusing cari aja yang siap buat bayi sama kamu" aku sakit sati, kalau boleh aku pengen nangis saat itu juga tapi aku harus tahan dan aku bilang "ini maksudnya abang kasih ijin selingkuh?" aku berharap jawabannya tidak mengecewakan, tapi yang kudapat adalah kata yang semakin menyakitkan "sana, tapi kamu yang urus semuanya mulai dari proses pengadilan, keluarga dan terutama mama sama papa ku". Setelah percakapan itu kami tidur, kami tidur dalam satu kamar tapi tidak seranjamh. Akku tidur di sofa dan dia di ranjang. Aku cukup tau diri dan menyimpan semuanya dalam hati, tapii kali ini aku ga tahan dan dalam tidur aku pun menangis dengan mengigit bibir.

Beberapa hari dari kejadian itu mertuaku mengundang kami untuk liburan ke vila. An bang revo juga mau. Wahh akhirnya sampai juga..! kamu jangan nora deh, inget yah jangan bikin aneh aneh.memang kami buat perjanjian secara lisan kalau kami harus terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya di depan keluarga kami. Mama mertuaku baik banget, kami lalu curhat tentang hal hal terbaru dan gosip tentunya. Singkat cerita saat malam menjelang tidur aku kebelet pipis dan keluar kamar, saat keluar melewati kamar mandi mama mertuaku tiba tiba memberi aku minuman jahe hangat sambil berkata "shila nih minum enak loh saat dingin gini, oh ia sekalian mama sama papa ijin mau pulang, soalnya ada teman dekat papa yang kecelakaan. Kamu sama revo berdua aja sekalian quality time" kata mama sambil ngedipin mata. Memang mama mertua gue itu baik banget dah, setelah minum akhir aku ke kamar. Karena kamar ini minimalis maka kami tidur seranjang. Beberapa saat kemudia aku merasakan panas dan nyeri, rasanya aku perlu sesuatu untuk meredakan rasa nyeri. Aku meraba raba bang revo, entah bagaimana bisa aku berani meraba bahkan mencium bang revo. Aku perlu ini, saat kutempelkan dan bibirku kurasakan bang revo bergerak. Matanya menatap mataku seakan bertanyaapa yang sedang kau lakukan, tapi karena aku sudah tidak bisa berpikit akhirnya kutekan lagi bibirku sambil merangkak keatas tubuhnya, lalu kurasakan bang revo membalas ciumanku dan membuka mulutnya lalu menarik lidah ku, entah apa yang dialakukan yang kurasakan dia seperti akan melahap bibirku. Tak sampai itu saja dia mulai meraba punggungku di balik baju bali ku dan mengesekan kakinya ke kakiku. Ohh rasanya benar benar aneh tapi aku butuh ini.entah apa yang terjadi kini aku ada dibawahnya dan bang revo serta aku sudah telanjang. Semua terjadi begitu saja, sepanjang malam sampai aku dan bang revo lelah dan kami tertidur sampai sore hari.

Aku terbangun dan merasakan pegal serta nyeri, lalu aku mengingatnya. Apa yang harus kulakukan dan untuk mertua ku sudah pulang. Aku mencobab nergerak sepelan mungkin mengankat kaki ku yang membelitnya dan tanganku yang memeluknya. Dia menghapku aku takut dia bangun dan apa yang harus kulakukan, dan apa yang terjadi tiba tiba dia mengigau "kenapa harus dia.. kenapa.." kata bang revo. Akhirnya aku bisa melepaskan diri dan bertanya dalam hati maksud dari kata kata itu. Aku mandi dan berpikir hal apa yangyang kulakukan agar nanti tidak akward. Saat keluar kamar mandiaku dapatkan bang revo sudah duduk di ranjang dan mengucek matanya "shila, semalam..?" lalu aku lansunng memotong omongan bang revo "agresif ya bang? Heheh masih pemula bang" kataku sambil memberikan senyum. "bukan itu, tapi.." aku juga lansung memotong lagi "sudah bang ga usah diinget aja, biasa aja kali bang. Ohh ia shila siapin makan dulu ya"

Setelah kejadian itu kami tidak pernah membahasnya lagi, dan sifat dari bang revo juga biasa biasa aja. Entah kenapa hati ini sakit tapi apa mau dikata emang ini yag ku mau. Sudah hampir sebulan ini tiba tiba aku merasa ingin sekali jalan jalan dan mencari makanan yang ditanyangkan di tv tadi, biasanya aku males banget ke luar. Kebetulan mama mertua aku ngajakin makan dan jalan ahirnya kami ada di sebuah café. Ga sengaja aku lihat bang revo sama teman cowonya beberapa, aku hendak menghampiri tapi tiba tiba aku mendengar percakapan mereka. "gila vo elu mau sampai kan mainin bini lu?" aku bertanya apa maksud dari pertanyaan itu "ia vo, udah hampir setengah tahun dan elo Cuma anggurin bini lu kaya gitu" sekarang aku ngerti mereka lagi ngomongin rumah tangga aku sama bang revo lalu bang revo menghela nafas katanya "kalian tahu gue juga ga maulah kaya gini, lagian gue udah punyacalon tapi mama ga setuju dan mama Cuma mau dia buat jadi pasangan gue, kalau mama ga sampai kecelakaan dan dia donorin darahnya ke mama yahh gue juga ga gini gini amat. Kalian kan tau tipe gie bukan kaya dia, Cuma gue sayang banget sama mama gue" dan entah apa lagi percakapan mereka karena aku sudah ga sanggup lagi, aku lansung pergi dan kembali ke café sebrang tempat tadi.

Mama ternyata sudah kembali dari toilet dan pesanan kami sudah ada di meja. Aku sudah ga kuat aku menangis dan mama bertanya "kamu dari mana shila? Lohh kok nangis, kenapa?" entah apa yang terjadi tiba tia kelapa ku sakit dan gelap. Aku bangun dan ada di sebuah klinik. "kamu sudah sadar shila, apa masih pusing?" aku hanya mengeleng dan aku masih igat dengan kejadian tadi. Lalu mama tiba tiba senyum dan berkata "syukurlah! Kamu tadi pingsan, untung ada klinik dakat sini. Kamu harus jaga diri baik baik. Kamu sebentar lagi jadi ibu.. kamu hamil". Bingung itu yang kurasakan, bagaimana ini lalu mama sepertinya akan memberitakan kabar ini, melihat hanya kami berdua di klinik berarti belum ada yang tahu. Aku mencekal tanga mama sebelum menelepon bang revo "mama ada yang mau shila tanyakan dan shila mohon jangan kasih tahu hal ini sama sama siapa siapa dulu" karena melihat mimik ku yang serius lalu mama dudk dengan tenang. "shila mau mama jujur, sebenarnya kenapa bang revo nikahin shila? Apa benar mama maksa bang revo? Tolong mah jawab shila.." mama terlihat bingung lalu mama bilang "mama Cuma mau kamu sama revo bahagia shila". Ya tuhan ternya dugaan ku selama ini yang mengira bang revo ditinggal nikah ternya salah yang ada malah pengantinya yang ditinggal nikah oleh bang revo. Aku nangis sejadi jadinya ternyata bang revo dipaksa menikah dengan ku bukan kerena malu ditinggal oleh pengantinya dan memilihku sebagai pilihan terakhir. Aku bingung ini tidak bisa dilanjuti dan aku mohon sama mama buat berjanji ga ikut campur lagi dan merahasiakan kehamilanku. Mama awalnya tak mau tapi karena dia juga merasa bersalah dan aku menceritakan hal yang terjadi dirumah tanggaku tidak sepetinya yang kami perlihatkan akhirnya mama sadar dan mengikuti kenginanku asalkan semua keputusan yang aku ambil harus diketahui oleh mama.

Malem banget, ngeborong apa selingkuh nih? Aku tahu dia sedang bercanda tapi kali ini aku sudah muak akhirnya aku masuk ke kamar. Lalu saat tidur aku ingin melakukan sesuatu dan ini untuk terakhir kalinya "bang pegel banget nih tidur di ranjang yahh? Penget sekalian dipijet yahh yahh" rengek ku sambil naik keranjang."kamu mau bayar pake apa?" "kalau uang sih aku ga punya, tapi tenang kaka bakalan dapat kabar baik beberapa hari lagi dan aku jamin abang bakal seneng deh, yahh bang pegel nihh" "kamu bikin masalah ya?" "yaampun ga percaya amat sihh, beneran. Ayolahh bang.." "oke, awas aja kalau ga bikin seneng, sini" aku lansung membuka baju ku didepannya dan kulihat bang revo melototkan matanya "ayo bang cepeta, yang enak" "ia..ia" katanya dan terdengar agak serak. Entah apa yang terjadi tiba tiba bang revo mendorong badanku dan menciumku dengan brutal, aku tahu bang revo sudah tergodaaku sengaja melakukan ini dan untuk terakhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang