Bangun, mandi, ke sekolah, belajar, makan, dan tidur.
Sebuah urutan yang terus berulang tanpa henti.
Perkenalkan, namaku Jackson. Kalau mau nanya nama panjangnya. Well....,hanya Jackson. Lanjutannya nggak ada........
Aku duduk di kelas 3 SMA, bersekolah di SMAN 1 Makassar.
Aneh, yah? Tinggalnya di Makassar , logatnya orang Jakarta.
Orang Makassar tuh keakraban-nya yang paling terkenal, karena waktu ngobrol bahasanya gaul banget, aku sih sewaktu ingin memulai pembicaraan saja harus buat konsep panjang seperti di pelajaran Bahasa Indonesia dan gugup keras hingga keringat dingin bercucuran.
Meskipun,saat udah memberanikan diri. Pasti, orang yang mau diajak ngobrol tuh udah kabur ,karena aku kelamaan mikir.
Seperti penjelasanku diatas, Aku tuh susah nyari teman, gagap dan agak kutu buku. Bahkan,saat disuruh milih antara bertanya dimana letak toilet atau pasrah aja ngompol celana.
Aku lebih milih ngompol aja.
Diriku payah,kan?
Lalu, bagaimana sih aku bisa menceritakan semua hal ini pada kalian?
Well, karena aku terjangkit virus seorang perempuan cerewet, nggak sopan , sok tau, malas , dan dungu. Walaupun ia memiliki banyak virus ganas, hanya virus senyumnyalah yang telah menjangkitiku.
" Aldo! Pinjam catatan"
"Hei, kau pernah dengar Raka pacaran.."
"Cepat beli, sudah mau bel..."
Seluruh pojok kelas XII selalu meriah dengan canda tawa dan gosip.Kecuali, pojok kiri paling belakang. Pojok yang muram dan berseblahan dengan toilet busuk yang tidak pernah dibersihkan. Satu-satunya kursi yang berada di pojok itu adalah kursiku. Keberadaanku di kelas ini seperti udara tambahan yang nggak ada gunanya. Tiap hari aku hanya duduk dan belajar, tidak terusik dengan suasana di sekitarku.
"hah,akhirnya selesai." Ku menghembuskan nafas legah ,karena sudah menyelesaikan bab pertama buku 'Introduction to Quantum Theory and Atomic Structure'.Buku tebal yang berisi berbagai teori fisika Oxford.
"Hei, mata empat! Cepatlah menjauh!" Sedetik kemudian moodku langsung pecah.
Mood senangku dirusak bukan oleh suara nyaring itu, tetapi oleh pancuran air kekuningan yang muncul didepanku.
"Byarrrrrrr!" Reaksiku kurang cepat, buku fisika yang selama 1 tahun kucicil tersiram cairan kotor. Dalam keadaan masih shock,seorang perempuan mengahampiriku. "Hei, apa kau tak apa?"
Saat itu, pikiranku nge-blank, semua keributan di sekitarku tidak dapat terdengar, aku sudah cukup bahagia menetap di dunia sunyi ini agar kejadian seperti itu tidak berulang lagi. Tetapi, kenapa hal itu berulang di sekolah ini?
" Michael!, air apa itu?" teriak sang perempuan. " Santai aja kali, itu kan hanya sebotol bir basi!" balas sebuah suara bariton disebelah kanan ku.Di sebelah kanan kursi ku, terdapat sebuah jendela besar yang dapat melihat langsung pintu toilet. Di depan pintu toilet itu berdiri seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan muka pemarah. Anak ini sangat terkenal di sekolah sebagai pembuat onar.
" Emang kau kalau ditumpahi bir basi bisa santai aja?!"
"Bisalah!"
"Sekarang kau bisa rasakan santainya!" Teriak perempuan itu dengan senyum licik sambil menggucangkan sekaleng coca cola di tangannya.
"Byarrr" Coca cola menyemprot keluar dan membasahi muka dan baju Michael.
" Enakkan Coca colanya, sudah didinginkan pula, sekarang pergi sana !" Ejeknya.
"Shut up! Anas" Gerutu Michael dengan wajah murka , berlari keluar koridor.
" Hei, mata empat ,kamu nggak papa?"Tanyanya sekali lagi.
"...Ah, i...i..iya..gak papa."Jawabku gugup.
Anas tersenyum ramah dan terkaget saat melihat buku tebal yang ada didepanku.
" Astaga! Buku apaan ini? Ketebalannya seperti kamus!"
"Bu..buku fi..fisika" Jawabku masih gugup.
" Jacky, ternyata kau anak yang rajin!" Balasnya kagum dengan mata berbintang-bintang. " Ah.., makasih."Ini pertama kalinya aku dipuji sesudah pindah ke Makassar. "Bukumu tak apa-apa?" Tanyanya. " Ka..kayaknya, baik-baik saja."Balasku. "Baik-baik apanya, bau birnya sangat menyengat,ughh saya paling nda tahan sama bau beginian" Katanya jijik sambil mencubit hidungnya hingga merah.
" Ikutlah besok ke toko buku, saya akan menyuruh anak bajingan itu untuk meminta maaf dan ganti rugi."
"....nggak usah ,tuh.Masih bisa dibaca kok." Jawabku takut.
Melihat mataku yang penuh ketakutan, ia menggunakan suara memaksa.
"Pokoknya harus datang, jam 12 yah di TSM.Kalau nggak, giliranmu yang dapat coca cola..Bye" Melambaikan tangannya berlari menuju pintu kelas. "Tu..tunggu!" Terlambat sedetik, perempuan itu sudah berlari keluar kelas dan bel pelajaran keduapun berbunyi "Ding dong ding dong,ding dong ding dong."
Mungkin karena masih ada sisa shock, aku tidak sempat memperhatikan teman-teman sekelas yang terus menatap diarahku saat konflik itu mulai. Entah berapa lama keheningan itu ,mucul suara bertanya dan kagum di berbagai arah.
"kamu kenal Anastasia?" Tanya seorang lalu diikuti pertnyaan lain " beneran kamu kenal?" pertanyaan itu terus bermunculan. Lalu, dijawab oleh pertanyaanku yang bodoh. "A..A..Ana..Anastasia itu siapa?"
"Kamu nggak tahu, dia KETOS SMA kita."
YOU ARE READING
Kisah Jackson: 3 Blessing For Me
Short Storydidedikasikan keepada @PenerbitHaru ngstop tengah jalan wkwkwkw banyak ulangan