" Hei, mata empat!" Dibelakangku terdengar suara nyaring Anas.Saat kubalik kepalaku, terlihat seorang perempuan berbaju pink terang dengan legging berbunga -bunga dan seorang pria dengan wajah menggerutu.Wajah itu adalah milik si Michael. Rasa takutku muncul lagi melihat wajah itu. Aku berbalik kedepan dan mulai jaln secara perlahan, pura-pura nda mengenal kedua manusia itu.
"Woi jangan kacangin!"Teriak si perempuan berlari ke arahku dengan nada keras. Aku mulai berjalan lebih cepat menuju lift dan menekan tombol turun dengan cepat.Pintu lift terbuka, aku masuk dan dengan cepat menekan tombol tutup.
Sebuah tangan kecil dengan cepat membuka kembali lift terrsebut.'Aku terlambat' pikirku dalam hati." Ngasih kacang tanpa dikupas tuh nggak sopan lho!" Bentak Anas masuk dalam lift dan meyeretku keluar.Michael yang berda dibelakang Anas hanya melihatku dengan wajah gerutunya.
"Nih kubawakan si muka gerutu untuk kau, kau tinggal menyuruhnya untuk minta maaf dan menggantikan bukumu" Senyumnya bangga atas keahliannya memaksa seseorang.
"Siapa kau panggil muka gerutu?!" Jawab Michael Jengkel.
"Kamu lah,kalau tidak siapa lagi, saya kan mukanya berseri-seri cantik."Jawab Anas sombong dengan canda.
"Dan si mata empat mukanya tuh cakep-cakep cool, hanya kamu yang mukanya mirip gorilla habis ngepoop" Sambungnya dengan muka ngejek.' Cakep-cakep cool,bukankah itu terlalu bagus buatku 'pikirku minder.
"Diam kau!"Gerutu si Michael dengan muka lebih busuk. Karena suara Michael yang sangat keras, orang-orang mulai melihat ke arah kami. "Hush! Ini tempat umum tau! Kau nda mau dilaporkan ke polisi lagi kan." Bentak Anas.Ia pun menarik kami menuju lift dan pergi ke Starbucks di lantai 1.
" 2 Latte dan 2 Americano, serta 3 pie apple dan 2 coco pudding."Pesanan Anas di Starbucks membuatku terkejut.
"Aku nggak bisa makan sebanyak begini!"Saat kulihat pie apple yang ukurannya besar-besar. "Siapa bilang ini buatmu? Ini pesanaku bukan pesananmu."Jawabnya. "Dasar Babi" Ngejek si Michael. "Setidaknya Babi tuh lucu menggemaskan,nggak kayak kau sudah muka busuk mirip gorilla, tidak menggemaskan pula." Anas membalas ngejek. Cara mereka saling mengejek membuatku ku ketawa sedikit.
Suara ketawaku menarik perhatian kedua orang itu." Si Panda barusan ketawa" Bisik Anas dengan muka terkaget seperti barusan melihat hantu.Michael juga membuat muka yang hampir sama persis dengan Anas.
"Emang aneh,yah kalau aku ketawa?" Mukaku sekarang udah malu dan sudah menunduk hingga hanya atas kepalaku yang mereka bisa lihat.Aku sudah tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku tertawa.
"Hei,jangan ngobrol !Kami juga mau memesan!"Kelamaan menunggu, pembeli di samping kami mulai nda sabaran.
"Ayo kita cari tempat duduk dulu."Usul Anas.
Kami duduk di sofa berwarna cokelat,di belakang tempat ngambil gula dan barang cafe lainnya.Di pojok itu,kami bisa melihat pemandangan parkiran mobil, tidak terlalu menarik sih tapi setidaknya langit pada saat itu berwarna biru cerah.
"So, mari kita perkenalkan diri dahulu secara resmi" Kata Anas untuk meretakkan suasana Awkward yang ada di pojok kami.
"Nama saya,Anastasia Veronica.Ketua OSIS SMANSA, panggil saja Anas, senang bertemu denganmu" Diawali dengan perkenalan Anas.
"MIchael, panggil Mike"Jawab Michael sambil mengisap Americano pesanan-nya sendiri.
"Jackson...."Balasku gugup sambil menundukkan kepala.
"Jackson siapa?" Tanya Anas.
"Hanya Jackson, nggak ada nama belakangnya."kepalaku makin menunduk.
Melihat diriku yang kurang menyukai persoalan nama belakang. Anas tidak mencoba untuk bertanya lagi. "Bisa kita ke toko buku,nggak sekarang?"tanyaku ingin menyelesaikan masalah ini dan cepat pulang ke rumah,melanjutkan bab2 teori fisika Oxford. "Nggak usah....., nih" Balas Anas mengeluarkan buku 'Introduction to Quantum Theory and Atomic Structure' dari tas ransel putihnya. "Ini kudapat di kamarku kemarin, saya baru tau ada buku begini didalam kamarku, sealnya masih belum dibuka, jadi masih baru kok." Jelas Anas.
"Makasih."Jawabku mengambil buku itu dari meja secara perlahan.
YOU ARE READING
Kisah Jackson: 3 Blessing For Me
Cerita Pendekdidedikasikan keepada @PenerbitHaru ngstop tengah jalan wkwkwkw banyak ulangan