Sejak awal memasuki kelab itu, suasana hati Sheena memang sudah buruk. Sangat buruk malah. Bibir berlapis gincu merah itu mendatar tanpa lengkungan sedikit pun. Mata jernih bermanik hitamnya terasa begitu mencekam ketika menyorot apa saja yang dilihat. Dia marah, kesal, dan kecewa pada dirinya sendiri yang gagal melepas belenggu masa lalu. Sheena tidak mengerti, mengapa waktu begitu lemah dalam mengubur ingatan kelamnya. Dia sudah membentangkan jarak yang sangat jauh dari masa itu. Sudah menguras segala lara yang tertanam dalam hatinya. Lantas mengapa, ketika ingatan itu datang lagi, dada Sheena masih terasa perih. Matanya memanas walau tak sampai menjatuhkan airnya.
Kata orang, waktu bisa menyembuhkan segalanya, bulshit! Sheena tidak akan percaya lagi. Dia memang bodoh karena pernah bersikap naif dan menaruh kepercayaan pada dunia, yang jelas-jelas selalu menganaktirikan dirinya. Begitu penuh tipuan dan sangat kejam. Sebut saja Sheena angkuh, tapi memang begitulah takdir mempermainkannya dengan keji. Memberi setitik bahagia untuk kemudian menghujani kehidupannya dengan luka. Oh, sial, Sheena benar-benar ingin mabuk sekarang. Tiga gelas alkohol dengan kadar kuat tak kunjung mampu menumbangkan kesadarannya.
Bising musik masih terus membuai orang-orang yang semakin ramai berdatangan. Mereka terlihat sangat menikmati setiap momennya. Menari dengan bebas, tertawa lepas, bahkan ada yang tanpa ragu bercumbu panas. Sheena melihat itu semua dan serta merta rasa iri menyesaki dada. Dia juga ingin merasakan kebebasan seperti itu. Mengosongkan pikiran sampai hatinya benar-benar ringan. Apalah daya, dunia memang enggan berkawan dengannya, jadi biarkan Sheena berlaku semaunya. Gadis itu hanya perlu jeda beberapa saat sebelum kembali bertarung dengan dirinya sendiri. Anggap saja ini momen rehat, dan dia pastikan tidak boleh ada yang mengusiknya di sini. Dia bahkan mengabaikan panggilan Sendra yang mungkin sudah ada sepuluh kali menghubunginya.
"Hai, boleh aku duduk di sini?"
Seorang pria bertanya untuk meminta izin namun sebelum Sheena mengiyakan, orang itu sudah duduk lebih dulu di samping Sheena. Memamerkan senyum penuh akal bulus. Sheena bisa membaca jelas situasi ini. Dia bukan ahli membaca ekspresi, tapi gadis itu sangat sering menemukan pria jenis ini di mana pun ia berada. Bisa dibilang bertemu dengan pria berengsek adalah rutinitas dan sudah menjadi bagian dari kehidupannya.
"Sheena Cara, it's you?"
Sheena tak menjawab, dia malah memainkan es batu pada margarita yang baru saja diberikan bartender. Dia berencana menjadikan kocktail itu sebagai minuman penutup sebelum ia pulang.
"Aku Evan, kau tidak keberatan bukan aku menemanimu di sini?"
Sheena masih malas menjawab namun tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan berhenti bertanya. Dia terus berbicara meski tak dipedulikan Sheena. Pria itu sungguh menjengkelkan, benar-benar merusak semedi yang susah payah Sheena lakukan untuk mengembalikan mood baiknya.
"Aku cukup mengikuti perjalanan kariermu setahun terakhir ini. Di antara model lain, kau memang yang paling berbeda. Mempunyai ciri khas unik yang sangat mudah membuat orang jatuh hati. Terlebih darah Asia yang mengalir dalam dirimu, itu membuat aku pribadi begitu tertarik sampai bisa dibilang mengidolakanmu."
"Ah, iya, aku juga sangat suka saat kau menjadi BA koleksi lingerie Queen. Aku sudah melihat beberapa fotomu, di sana kau tampak sangat cantik dan seksi. Apalagi pada bagian ...."
"Just do what you want and shut the fuck up!"
Sedingin es batu yang larut dalam margarita Sheena, ucapan gadis itu jelas menunjukkan ketidakpedulian telak pada pria di sampingnya. Meski sudah mendapat penolakan keras, pria bule bermata biru itu hanya terkekeh dan memandang penuh minat pada Sheena. Benar kata orang-orang, perempuan ini memang sulit ditaklukkan. Sangat istimewa dan membuat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temptress (Ketika Sheena Jatuh Cinta)
RomanceSheena jatuh cinta di pertemuan pertama pada sosok yang dia namai "Kesatria tak berkuda". Seseorang yang telah berhasil mendebarkan jantung gadis itu, hingga hatinya mulai mengenal romansa dengan begitu cepat. Sheena ingin memiliki pria itu seutuhn...