Tepat pada tanggal 21-11-2017 tahun lalu, kami sedang dilanda musibah, sahabat karibku Adam Husain dilanda sakit, kami semua panik ketika itu, anehnya sahabatku dia tidak merasa panik sedikitpun, ntah apa yang dia pikirkan sehingga beliau tidak merasakan panik,sedih, ataupun bermurung , yang aku lihat dari wajah beliau adalah bahagia dengan senyuman manisnya, beliau berkata "aku ngga papa kok, kalian jangan risau, atupun panik dengan keadaanku sekarang, aku baik-baik saja, jangan bersedih dengan keadaanku" dalam batinku ntah apa yang dipikirkan sama beliau, padahal muka beliau pucat pasih, bibir kering, badan beliau pun sangat panas, mata merah, sampai berdiri pun beliau tidak kuat. Ketika itu kami memberikan beliau obat dan beliau meminumnya tapi keesokan harinya tidak ada perubahan sama sekali, malahan badan beliau tambah panas, kami pun tambah merasa takut dengan keadaan beliau yang makin parah.
Dan pada akhirnya kami memutuskan untuk membawa beliau ke rumah sakit, untuk diperiksa lebih lanjut sama dokter, sesampainya di rumah sakit, dokterpun datang, jujur saja, baru kali itu aku melihat dokter yang sangat berbeda dari dokter lainya maksudku penampilan sang dokter, umur beliau(dokter) umur-umur tanggung tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, mungkin 30an tahun umur beliau, dengan penampilannya yang sederhana menggunakan celana dasar berwarna hitam, yang tidak isbal, menggunakan sepatu oxford berwarna hitam dan menggunakan kaos kaki berwarna hitam pula, menggunakan jas berwarna putih selayaknya dokter lainya, wajah beliau juga sangat berseri-seri.
Tidak menunggu lama untuk menunggu antrian, sahabatku Adam Husain pun dipanggil sama dokter "Adam Husaian" dokter memanggil. Temanku masuk untuk diperiksa, dan akhirnya sahabatku diopname di rumah sakit, kata dokter Adam Husain terkena penyakit demam biasa tapi harus di opname soalnya dia kehabisan cairan tubuh, dan harus ditangani di rumah sakit, "Iya dokter nggak papa, mana yang terbaik buat sahabatku" ucap temanku lainya, dokter membalas dengan seyuman. Dokterpun keluar dari ruangan kami, aku mengikuti sang dokter, singkat cerita aku berdiskusi dengan dokter, nama beliau dokter Malik Syamsuddin, dan tak disangka-sangka ternyata beliau seorang tahfidzul Qur'an, iya beliau seorang dokter yang hafal 30 juz Alquran.
Di dalam diskusi kami waktu itu tentang masalah pendidikan, sang dokter menceritakan berawal dia masuk SD,SMP, SMA, sampailah beliau menjadi sang dokter, singkatlah cerita yang sampai detik ini aku masih mengingat kata-kata beliau yang beliau wejangkan buatku, beliau (dokter) berkata "Hati ini adalah merupakan segumpal daging dan pusat dari semua urat nadi bermuara, terletak di sebelah kiri dada yang disebut jantung, ia mengalirkan darah kehidupan ke seluruh organ tubuh menurut takaran tertentu dengan denyutan rata-rata setiap detik sekali. Bila hati ini berhenti bekerja, maka terhenti pulalah aliran darah sehingga manusia tidak dapat bergerak lagi atau disebut dengan mati. Hati yang ma'arifat kepada sang pencipta adalah hati yang dipancari oleh Nur Iman, sehingga hati seseorang yang telah berma'rifat (mengenal sang pencipta) , hati itu akan mengendalikan akal yang selalu cendrung pada kehendak hawa nafsu. Dengan demikian hati yang dipancari oleh nur keimanan, akan bekerja sesuai kehendak Allah Subhanahu wata'ala dan membawa akal ke arah menginsafi diri (mengenal diri), bahwa manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban untuk memuliakan dan mematuhi perintah sang pencipta yang telah menjadikan dirinya sebagai manusia". Dan sang dokter menambahkan lagi wejangan buatku, beliau berkata "lakukan semuanya apa yang kau kerjakan itu karena sang pencipta, apapun itu baik beribadah, menuntut ilmu, bekerja, semuanya. Dan tinggalkanlah hal yang tidak disukai oleh Allah dan karena Allah, sampai kamu mau masuk ke wc pun jangan lupa untuk libatan sang pencipta di dalamnya". Dengan seyuman aku tuangkan untuk beliau, dan berkata jazakallahu khoiron dok, wejanganmu sangat membantuku untuk tambah mengingat sang pencipta dalam urusan apapun itu, terima kasih dok.
Terlintas dalam benakku dengan perkataan sang dokter yang membuat hati ini menjadi luluh serta malu kepada diri sendiri orang yang sesibuk itu, beliau tidak pernah lupa dengan sang pencipta semua hal yang beliau kerjakan melibatkan sang pencipta di dalamnya. Diriku yang belum sesibuk beliau terkadang masih lupa untuk melibatkan hal semuanya perkerjaanku karena sang pencipta, sekali lagi terima kasih dok, sudah mengingatkanku kepada sang khaliq, semoga Allah selalu menjaga mu dan keluargamu Aamiin.