"...Deguchi Daigo, suki yo."
{ Naruse Ouji & Deguchi Daigo }
Naruse Ouji punya banyak hal yang berbeda dengan Deguchi Daigo. Tapi mereka sama-sama menjaga satu hal.
Dari cara saling menyukai, Daigo selalu, dan selalu menjadi pribadi yang hangat. Membuat kejutan kecil yang bisa meluluhkan hatinya. Selalu mengatakan 'suka' berkali-kali, semudah membalikkan telapak tangan, hingga terkadang ia kesal dengan kata yang terlalu sering diucapkan itu. Terlalu sering, hingga sangat tidak baik untuknya yang masih ingin menjaga agar jantung ini berdetak dengan kecepatan normal. Tidak bisa dikendalikan.
Daigo, laki-laki yang ajaib. Sesering apapun Ouji dibuat kesal, sesering itu pula Daigo membuatnya merasa lebih baik.
Berkebalikan dengan itu, Ouji sering terlihat tidak menampakkan perasaannya sendiri. Awal mula menyadarinya, ia bahkan tidak terlalu senang dengan sesuatu yang tumbuh dalam hatinya itu. Sebenarnya ada dua perasaan yang justru malah bertabrakan satu sama lain. Ia senang, tapi juga tidak menyenanginya. Seakan semua yang dirasakannya salah. Karena semua terasa aneh awal ia menyadarinya. Semesta seakan telah menjerumuskannya ke dalam dunia yang tak ingin dia ketahui. Membuatnya melakukan sebuah perjalanan untuk menemukan solusi atas dirinya sendiri.
Dalam perjalanan itu lah, Naruse Ouji lantas menyalahkan Deguchi Daigo.
Deguchi Daigo, biang jalan sesat ini—pikirnya.
Tapi waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan. Banyak yang terjadi, susah-senang, sedih-bahagia, dan waktu tidak berhenti di mana pun itu. Masih berjalan menyertai perasaan keduanya. Seiring berdetaknya jarum jam selama bertahun-tahun, keberadaan Daigo tidak pernah bisa membuatnya mengeluh lagi. Keberadaan Daigo tidak menjadikannya seseorang yang mengasihani diri sendiri. Keberadaan Daigo menjadi penghiburnya di kala berada dalam fase aku-benci-dunia yang sangat sering terjadi padanya setelah mendapat kesulitan. Keberadaan Daigo menjadi sebuah kemudahan baginya.
Keberadaan Daigo menjadi sebuah kebutuhan, baginya.
Daigo selalu jujur, selalu terlihat menyenangkan, tapi juga selalu terlihat menyebalkan di matanya. Berkat waktu, ia lebih mengenal sosok itu. Daigo yang selalu memanggilnya dengan imbuhan -kun. Daigo yang amat menyukai pekerjaannya. Daigo yang mengatakan banyak omong kosong ketika mabuk. Daigo yang senang meminum Americano. Daigo yang berisik. Daigo yang tidak pernah lelah mengusilinya. Daigo yang membuat kepala Ouji pening ketika rasa cemburu datang merasukinya. Daigo yang selalu mencuri waktu untuk memeluknya. Daigo yang selalu mencuri sebuah ciuman kilat darinya. Daigo yang tidak pernah bosan menjadi seorang yang berengsek ketika bersentuhan dan menjadi satu dengannya. Daigo yang terlelap seperti malaikat, di sisinya. Daigo yang tampak tulus, Daigo yang selalu berterus terang, Daigo yang ceria, Daigo yang bahagia, dan Daigo-Daigo lain—telah ia dapatkan lebih dari satu putaran empat musim yang bergantian.
Di antaranya, adalah berpuluh-puluh, beratus-ratus pelukan, ciuman, dan sentuhan yang lebih mendekatkannya pada Daigo.
Seiring berjalannya waktu, ia kembali bertanya-tanya. 'Apa yang sedang aku lakukan?' 'Apa semua ini nyata?' 'Apa aku telah memihak kesalahan?'
Sebab kali ini, yang salah pada dirinya adalah... tidak memiliki perasaan bersalah dari menumbuhkan perasaan terhadap Daigo. Tidak berpikir bahwa Daigo adalah pengaruh buruk baginya. Jika ia pernah berusaha menjaga jarak dengannya, kini ia mencari cara agar tidak pernah ada jarak di antara mereka.
Salah Daigo. Salahnya telah datang ke kehidupanku, mencampuri urusanku, dan merepotkan dirinya sendiri lebih dalam.
Itu semua telah berubah menjadi sebuah pertanyaan yang tak pernah ia ketahui jawabannya.
Apa yang akan terjadi bila Daigo tak lagi ada di sisinya?
Takut. Ia seakan punya jalan untuk jawaban itu tapi tak pernah ingin mengetahuinya. Tak pernah ingin membayangkannya. Ia memang selalu meloloskan diri dari pelukan Daigo. Memukul kepala Daigo ketika sebuah ciuman dicuri darinya tanpa melihat waktu. Mendorong Daigo untuk sebuah sentuhan kelewatan yang tidak diinginkannya. Tapi percayalah, itu semua bukan atas ketidaksukaan yang berdasar.
Daripada itu semua, Naruse Ouji menganggap dirinya lah yang lebih mencintai Deguchi Daigo dengan perasaan lebih besar daripada perasaan yang selalu diutarakan terang-terangan oleh Daigo sendiri.
Ia tidak pernah ingin berpikir, bagaimana seandainya mereka berdua mengakhiri ini semua.
Ia adalah pihak yang tidak ingin semua ini lantas menghilang, dengan mudah, seperti tertiup angin. Setelah beribu kesulitan yang dihadapinya. Beribu kebahagiaan yang dinikmatinya.
Setelah ia mengakhiri perjalanan mencari solusi yang di awal dilakukannya.
Mengucapkan 'selamat tinggal' dengan perasaan ringan dan kembali menjadi dua orang yang berpura-pura bahagia sebagai teman? Mustahil. Pasti ada kalanya, mereka menjadi dua orang yang tidak akan mengenal satu sama lain.
Tidak.
Tidak. Tidak. Tidak.
Katakan saja, dia sudah gila. Ya, Daigo adalah orang yang bertanggung jawab untuk ini semua. Terlalu kuat menanam pohon perasaan di bidang hatinya. Dari menyesal bertemu dengannya, kini ia tidak pernah berpikir menyesal karena mengenalnya.
Karena itu, selama darahnya masih mengalir, selama napasnya masih terembus, selama itu pula ia akan terus berada dalam dunia ini. Dunia di mana ia mencintai, menyayangi Deguchi Daigo sepenuhnya. Titik kebahagiaan yang tidak bisa digantikan oleh siapapun. Berbagai momen dengan Daigo ingin ia ingat, terus, hingga ia tak mampu lagi untuk mengingat. Menjadikannya harta karun yang sewaktu-waktu masih dapat terus dikenang. Bertukar peluk, cium, dan sentuhan, selama yang ia dan Daigo inginkan. Memberikan hal-hal menyenangkan di tanggal kapan Daigo dilahirkan ke dunia. Kue, cokelat, sekotak kopi mahal, dasi, jas, syal, jam tangan, sepatu, parka, semua yang bisa ia berikan.
Semua yang bisa ia berikan.
Banyak yang telah mereka bagi bersama. Dan kebersamaan, adalah satu yang akan terus dibagi, dari detik ini, hingga seterusnya. Sebagai rasa terima kasih, ia akan terus berada di sisinya.
Naruse Ouji punya banyak hal yang berbeda dengan Deguchi Daigo. Tapi mereka sama-sama menjaga satu... tidak, dua, hal.
Hati. Hubungan.
---
ehe humu, iya. tapi saya sayang sama Daigo. jadinya dibuat aja meski AU. dan ini based on kumpulan rolechat AU yang saya sama pm-nya Daigo lakukan.
@ Smiley Academy
Naruse Ouji (c) saya
Deguchi Daigo (c) dia
KAMU SEDANG MEMBACA
RP Fics
RomanceKumpulan cerita pendek OC saya dengan OC partner roleplay (kebanyakan pairing) dari berbagai forum. Semi 1st person POV. Ada yang canon dan AU.