Detik berlalu begitu cepat, suara hewan malam terdengar dari arah balkon. Jackson mendesah frustrasi melihat tulisan pada kertas putih di hadapannya tidak kunjung selesai. Niatnya Jackson ingin membuat paling tidak satu bait puisi atau kata-kata romantis, tapi memang dasarnya Jackson tidak bisa mengarang maka hal ini terjadi, sudah satu jam terlewati tulisannya baru satu baris. Terlintas di benak Jacson untuk meng-copy paste dari google saja, namun itu tidak mungkin Jackson lakukan.
Masa mau nembak aja pake hasil orang lain, sih.
Jackson beranjak dari kursi belajarnya ke arah kasur, lalu menghempaskan diri di sana. Dengan semangat Jackson mencabut ponselnya yang sempat di-charger, memainkannya sejenak berharap setelah ini ia mendapatkan ide yang bejibun.
Ada pesan masuk yang membuat Jackson terkejut. Nama Riri terpampang di layar ponselnya.
From Riri:
Jangan lupa makan, beb.
Dapat pesan seperti itu yang menjurus dengan bentuk perhatian sederhana membuat Jackson tanpa berpikir dua kali merasa bahwa Riri salah kirim. Iya gitu, soalnya Jackson saja jomblo. Riri adalah teman sekelas Jackson, salah satu anggota inti OSIS, dan sempat menjadi teman kelompok belajarnya beberapa kali, tentu saja Jakson mengenalnya. Satu hal yang membuat Jackson heran mendapatkan pesan romantis seperti itu, bukan karena alasan mengapa Riri salah kirim ke nomornya tetapi mengapa Riri yang terkenal sangat polos itu bisa mengirim pesan seperti itu. Seolah menunjukkan bahwa Riri yang Jackson kenal selama ini tidak sepolos itu, buktinya Riri sudah punya pacar.
"Pake beb segala lagi, untung gue gak baper," Jackson terkekeh pelan sambil mengetik balasan untuk pesan Riri. Namun belum sempat mengirim, satu pesan dari Riri masuk lagi.
From: Riri
Maaf Jackson gue salah kirim, tadinya gue mau ngirim ke Vina, hehe.
Jackson hanya ber-oh ria, menghapus pesan sebelumnya yang tidak sempat dikirim lalu menuliskan kata yang lain.
To: Riri
Iya gkpp
Sambil memutar badannya, Jackson tersenyum sendiri. Pesan dari Riri sukses membuat Jackson tiba-tiba terpikir tentang Vina, cewek yang menjadi objek perhatiannya selama ini. cewek yang membuat Jackson memutar otaknya malam ini hanya untuk membuat kata-kata cinta. Dengan semangat, Jackson langsung bangkit dari tengkurapnya, lalu melanjutnya kegiatannya tadi.
Kupikir jangkrik malam ini ikut menyemangatiku dengan suara-suaranya.
Dan angin malam menghembus mengirimkan bayang wajahmu.
Ada-ada saja, seolah mereka turut membantu.
Perihal tentangmu, tidak pernah bisa diungkapkan lewat kata-kata.
Perihal tentangmu, tidak sesederhana tulisan yang kubuat.
Dan tulisan jelek namun penuh cinta selesai malam itu.
***
Tidak seperti hari-hari biasanya, hari ini Jackson datang lebih pagi. Tentu saja karena ingin melancarkan aksinya. Hasil karyanya tadi malam sudah ia lipat dan merekatkannya dengan bunga mawar putih, siap untuk diletakkan di loker Vina. Jackson berjalan dengan tergesa-tesa ke arah barisan loker dan berhenti tepat di depan loker Vina. Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada murid lain yang memergokinya, dengan cepat Jackson membuka loker Vina dan meletakkan bunga di sana.
Saat ini, Jackson sudah berada di kelas. Beberapa temannya mulai memasuki kelas, murid yang kebagian tugas piket hari ini sedang melaksanakan tugasnya masing-masing. Jackson tidak peduli itu, Jackson hanya ingin melihat Vina masuk kelas dengan ekspresi bahagia, lalu melemparkan senyum kepadanya. Entah sudah berapa kali Jackson menghembuskan nafas hanya untuk menetralkan detak jantungnya.
YOU ARE READING
Kebetulan
Short StoryTentang cinta yang menemukan muara yang tak disangka-sangka atau tentang cinta yang bermuara dengan skenario indah pada awalnya Cerita ini dibuat dalam rangka lomba membuat cerpen, bagi yang mau ikutan lihat syarat-syaratnya di instagram @penerbit i...