🍎Antipati Keempat

3 2 0
                                    

Mungkin beberapa orang punya julukan masing-masing untuk teman dalam perkumpulannya. Mengubah nama temannya dengan nama yang aneh dan berbeda jauh dari aslinya.

Banyu contohnya. Teman-teman memanggilnya Boy. Entah asal-usul darimana, Arinai juga enggak paham. Itu masih menjadi tanda tanya baginya. Arinai jarang sih manggil dengan nama Boy, paling yang manggil juga teman-teman cowoknya.

Yaudah sih, nggak penting banget deh gue!

Nggak terlalu penting juga sih sebenarnya. Arinai tiba-tiba kepikiran aja dengan nama Banyu yang berubah jadi Boy karena sekarang ia membawa titipan bakso sama es teh milik cowok itu. Random thing. Dari beberapa hari yang lalu Banyu memang sering nitip bakso.

"Kenapa nggak ikut ke kantin aja sih, Nyu?" Tanya Arinai meletakkan plastik hitam di hadapan Banyu.

"Kan lagi main gue, Ar," jawab Banyu tanpa menoleh Arinai.

"Ini terakhir ya. Besok gue gak mau lagi dititipin sama elo. Kan nggak sehat kalo makannya dari plastik, Nyu," Arinai memperingatkan.

"Iya," kata Banyu tetap fokus pada ponsel.

Arinai mengalihkan pandangan pada ponselnya. Ish menyebalkan! Hanif belum juga membalas pesannya dari semalam. Gila apa cowok itu. Ngeselin ih.

"Eh baru nih," seru Banyu.

Arinai bergumam kecil saat Banyu menyahut ponselnya secara paksa.

"Pinjem ya Ar, biar gue tau gimana rasanya grepe-grepe hape mahal."

"Hm."

Banyu mulai mengutak-atik ponsel baru Arinai. Arinai yang hanya memperhatikan kini mulai curiga dengan apa yang dilakukan Banyu pada ponselnya.

"Lo lagi ngapain sih?" Tanya Arinai mendekatkan badannya pada Banyu.

Oh buka Instagram, lega Arinai.

"Itu masih di akun gue?" Tanya Arinai.

"Iya."

"Enggak punya lo?"

"Enggak, Ar."

"Oh."

Arinai menghembuskan napas lelah lalu menjatuhkan kepalanya di bahu Banyu. Pikirannya kembali pada Hanif yang mengacuhkan pesannya. "Pinjem sebentar," lirih Arinai.

"Iya, santai aja. Are you okay kan, Ar?" Banyu menolehkan wajahnya pada Arinai.

Arinai menjawab dengan memberi simbol oke menggunakan jarinya. Arinai menarik napas, lalu menghembuskannya pelan. Hatinya sedikit tenang karena menghirup parfum milik Banyu. Baunya benar-benar menenangkan, sumpah deh Arinai nggak bohong. Banyu lumayan membantu.

Jari Banyu yang hanya menggulirkan explore Instagram kini digunakan untuk mengetik di kolom search. Mengetik nama akun milik cowok itu sendiri. Lalu membuka feeds miliknya. Kemudian jarinya melakukan klik dua kali di setiap foto. Ujung bibir Arinai sedikit tertarik ke atas merasa geli melihat ulah Banyu.

"Lo kekurangan like, Nyu?" Tanya Arinai masih bersandar di bahu Banyu.

"Hm iya. Abisnya lo sih gak pernah ngelike postingan punya gue," Banyu menggerutu.

Ah, dasar teman.

***

7:01 AM 11 FEB 2018

AntipatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang