#1 Pertemuan

9 0 0
                                    

Disaat ku mulai melangkahkan kaki
Aku tersadar
Bahwa kotak-kotak yang tersusun
Sudah tepat berada didepan mataku
Aku pun mulai mendekatinya
Memasukinya
Seperti biasa, aku menjumpai hal yang sama
Tanpa kusadari,
Aku telah memperhatikannya
Sejak lama

Tidak ada yang tau bagaimana nasib kita di dunia ini. Bahkan, para peramal sebenarnya hanyalah seorang pengangguran yang sering memberikan harapan palsu bagi pelanggannya. Begitu pula dengan cinta dan takdir. Mereka berbeda makna namun memiliki sedikit persamaan, yaitu sama-sama tidak bisa ditebak. Sungguh aneh bila seseorang percaya pada sebuah ramalan, seperti halnya seseorang mempercayai sesuatu dari "katanya". Manusia terlalu malas untuk mencari tahu sendiri fakta dan kebenarannya, jadi tidak mengherankan bila banyak berita hoax yang tersebar.

Mentari telah tiba, sinar matahari menyelimuti langit yang sedang cerah pada hari itu. Pada saat yang sama, seorang pelajar melangkahkan kakinya dari lorong-lorong kelas XII IPA dan XII IPS di SMA N 27 Rembang. Ia meletakkan tasnya di bangku nya dan mengeluarkan buku nya guna mempersiapkan pelajaran yang akan dimulai sekitar 5 menit lagi. Saat sedang duduk, ia disapa oleh temannya yang baru saja datang dan masuk ke kelasnya.

"hei, Taka. Apa kamu sudah mengerjakan tugas matematika ?" tanya rohmat, teman sekelasnya yang duduk didepannya.
"ah, ada yang belum kukerjakan,sih. Memangnya kenapa ?" tanya balik Taka.
"aku pinjam lah. Aku masih kurang banyak nih anjeer bener soalnya." Kesal rohmat karena mengingat soal matematika yang sulit.
"sesulit apapun soal yang diberikan,lebih sulit lagi menghadapi realita hidup ini." Gumam Taka sembari membuang pandangannya.
"yah, yah. Terserah kamu deh." Balas rohmat sambil tersenyum menggaruk belakang kepalanya.
Kemudian Taka meminjami bukunya kepada rohmat dan kembali duduk dan mengambil handphone dari dalam tasnya.

Kelas XII IPS dan kelas XII IPA memanglah berdekatan, tidak dengan seperti dulu pada saat kelas XI. Taka sendiri tidak menyukai dengan anak-anak kelas IPA, karena mereka sombong dan mementingkan dirinya sendiri, meski tidak semua anak berkelakuan begitu. Layaknya sebuah kelompok, yang salah satu anggotanya membuat tindakan negatif, maka kelompok tersebut akan di cap sebagai kelompok yang melakukan hal negatif. Itu adalah hukum kehidupan di realita sekarang yang sedang terjadi dan akan selamanya terjadi. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Taka. Dan hal itulah yang membuat Taka tidak senang bila bertemu dengan anak IPA dan ia dipandang dengan sinis, seolah kelas dia adalah kelas yang buruk.

Bel istirahat telah berbunyi, dan Taka terlihat sedang merapikan buku diatas mejanya dan menaruh ke dalam tas nya.

"hari ini mau ke kantin apa koperasi sekolah,Taka ?" tanya lino, teman sebangkunya.
"ah, mumpung kita pulangnya agak siang, aku mau ke kantin biar kenyang." Sahut Taka.
"yasudahlah. Ayo berangkat bersama yang lainnya !" seru lino.
"oi, Taka. Nanti aku hutang dulu ya. Uang saku ku ketinggalan nih." Sahut saifu, teman sebangku rohmat.
"dih, kemaren kan dah ngutang. Masa' ngutang lagi ?" gumam Taka.

Mereka berangkat menuju kantin sekolah bersama-sama dengan teman-teman laki-laki se kelasnya. Rata-rata teman laki-laki Taka kerap menuju ke kantin sekolah ketika istirahat telah tiba. Yah, karena perut mereka lapar, dan hal yang kedua yaitu karena disana lah tempat kelas XII IPS1 sampai IPS 4 berkumpul untuk makan bersama dan mengobrol. Tidak jarang disana terdapat anak IPA yang makan di kantin tersebut, yah mereka adalah termasuk dari orang-orang yang mau berkumpul dengan anak-anak IPS lainnya.

Setelah makan di kantin, Taka dan teman-teman lainnya berjalan menuju ke kelas mereka, seseorang memanggil nama Taka dan memintanya untuk menghampirinya. Akhirnya, Taka harus terpisah dari kelompoknya karena dipanggil oleh seseorang tersebut.

"hei taka, tadi aku mendapatkan pesan dari bu april, katanya ia mau menemuimu sekarang di ruang kantor." Ucap ghani, seorang pelajar dari kelas XII bahasa.

"apa yang wali kelasku inginkan disaat seperti ini ?" gumam Taka sambil berjalan menuju ruang kantor. Sesampainya di ruang kantor guru, Taka menemui bu april yang sedang duduk di meja gurunya, sibuk memijati handphone nya.

"anu..bu..bu april..." Taka memanggil dengan nada yang penuh kemalasan.
"ah ! ternyata kau sudah datang kesini ya, Taka ?" kaget bu april sambil melihat wajah Taka yang berada di depannya.
"Dih, gini nih ga peka banget kalo ada orang disekitarnya. Pantesan aja sampai sekarang dia belum menikah !" pikir kesal Taka sambil membuang pandangannya kesamping.

Yah, sebenarnya belum pantas jika bu april dipanggil dengan ibu, karena ia belum menikah dan umurnya masih muda. Dia baru saja diangkat menjadi PNS 1 bulan yang lalu, yang kemudian ia ditugaskan menjadi wali kelas XII IPS 1, kelasnya Taka.

"maaf,maaf. Aku sibuk maen mobile legend tadi." Sahut bu april sambil cengar-cengir di hadapannya Taka.
"hah ? kampret dah enak bener guru sekarang. Kalo gaada waktu sibuk bisa maen mobile legend gitu!" Taka semakin kesal saja memikirkan hal tersebut.
"sudah, sudah. apa kamu tahu apa alasanku mengundangmu kemari ?" tanya bu april sembari memasukkan handphone nya kedalam sakunya.
"jelas tidak tahu lah,bu." Jawab Taka kesal.
"hahaha..apaan nih ? murid ibu yang satu ini ngambek ya ?" bu april menggoda Taka yang sedang merasa kesal.
"guru kampret !" kesal Taka di dalam batinnya.
"hahaha aku bercanda. Sebenarnya alasanku memanggilmu kesini, karena kau seorang ketua kelas. Ada yang ingin kusampaikan padamu." Bu april mulai serius dengan percakapannya.

"apa itu ?" tanya balik Taka.
"nanti sepulang sekolah ada rapat ketua kelas, jadi datanglah di lab.komputer sebelah kanan."
"kalau boleh tahu, dalam rangka apaan dan membahas apa di dalam rapat tersebut ?"
"sudahlah, nanti kamu bakal tahu sendiri." Jawab santai bu april

Bel pulang telah berbunyi, Taka berjalan menuju ruang lab.komputer sebelah kanan. Saat perjalanannya, ia bertemu dengan sahabatnya yang berada di kelas IPA, iyan mustofa.

"yo, Taka ! mau kemana kok malah berjalan sebaliknya dari parkiran sepeda motor ?" tanya iyan terheran-heran.
"yah, bu april menyuruhku untuk mendatangi rapat di lab komputer sebelah kanan." Jawab Taka sambil menunjuk arah lab komputer sebelah kanan dengan jempol kanannya.
"begitu ya. Mah, semoga beruntung yah. Ane pulang duluan." Ucap iyan sambil menepuk bahu Taka. Taka pun tidak paham dengan ucapannya yang menurutnya kurang jelas.

Sesampainya di depan pintu lab komputer sebelah kanan, ia sempat menghela nafas dan berpikiran, kenapa aku selalu melakukan hal seperti ini. Ketika ia membuka pintu tersebut, ia tersentak karena melihat seorang gadis cantik berambut hitam panjang lebat, berkulit putih yang sedang sibuk membaca buku di salah satu meja yang ada di ruang lab komputer tersebut. Taka pun terkejut karena hanya ada dia dan gadis tersebut disana, padahal seharusnya ketua kelas dari kelas X sampai XII berkumpul disana. Taka pun memberanikan untuk mengangkat kakinya dan masuk kedalam ruang lab tersebut, yang isi dari lab tersebut hanya ada dia dan gadis tersebut. dan disaat yang sama, Taka menyadari sesuatu dari gadis tersebut.

"kamu kan...."

My life in high school was not as beautiful as I had imaginedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang