Delapan

3.8K 130 3
                                    

Lea melihat sejenak ke arah sebuah jam tangan berwarna putih yang melingkar di tangan mungilnya . Ahghh! Iyaa, ia ingin menonton pertandingan basket sekolah. Eitsss, kalian jangan berfikir bahwa ia akan menemui Sang Captain Basket.

Namun gadis itu hanya ingin melihat Bunga, ya Bunga sahabatnya itu yang termasuk salah satu siswi yang mengikuti Ekskul Basket itu bertanding.

Lea mempersiapkan segala barang bawaan nya yang sederhana, yang ia bawa hanyalah handphone, power bank, dan dompet.

Langkah Gadis itu terhenti saat menuruni beberapa anak tangga dan melihat adik kecil nya yang sedang bermain boneka diruang keluarga.

Ma? Rara kangen main boneka sama mama, sama papa.
Mama kerja sih jadi gabisa nemenin Rara, papa juga kerja ya? Eh tapi ko Rara udah jarang ngeliat papa ya?
Untung ada kamu Boni *nama boneka Rara
Untung Boni selalu nemenin Rara.

Tanpa disadari Lea, setitik air mata jatuh di pipi mungilnya.
Bagaimana adiknya bisa menerima beban keluarga yang mereka hadapi? Rara masih sangat kecil sekali, bahkan Lea tak tega melihat adik nya seperti itu.

Kenapa kalian tega biarin Rara kaya gini?. Batinnya sambil terus menahan tangisan pecah nya.

Hingga Lea melangkah untuk menghampiri adiknya

" Rara? Kok disini? Belum makan ya?" tanya Lea yang berusaha menahan idak tangisnya.

" Rara mau nunggu mama pulang aja kak, kakak mau kemana? " jawab Rara dengan wajah polos nya.

"hmmmm, Rara ikut kakak aja yuk?"

"kemana kak? "

" adadehhh, nanti kakak beliin es krim sama permen susu yang banyak, asalkan......." Lea menggantung perkataannya.

"apa kak? " wajah Rara kini mulai menampakkan raut penasarannya yang menggemaskan.

" Rara jangan sedih lagi, oke? "

Senyum menggemaskan kembali terdapat diwajah polos Rara, membuat Lea merasa tenang dan damai.

Lea tidak ingin Adiknya itu terus merasa kesepian dan selalu sedih saat bermain sendirian.

Flashback on

" ma, pa? Kok papa pergi? " kata gadis yang berumur sekitar 14tahunan.

" biar saja Lea!! Biar papa kamu bahagia sama wanita pelacur itu!!! "

Lea mengerutkan dahinya.
Apa yang dimaksud Adinda (ibunya) itu? Pelacur?? Ahh Lea mengerti apa yang mereka katakan.

" stopppp!!! Please mah, pah, kasian Rara yang masih 2 tahun! Dia masih terlalu kecil! Tega kalian! "

Flashback off.

Terlihat Lea dan Rara yang sudah melangkah memasuki koridor sekolah, yap, memang hari ini hari sabtu, jadi hanya ada anak anak yang mengikuti Ekskul saja.

Namun tetap saja para mata mata iblis itu menggosip yang tidak tidak.

Anak nya Lea atau siapa nya?

Lah anaknya?

Adek nya kaliii guys, jangan gosip ahh.

Begitulah bisikan bisikan maut para penggosip.

" kita ke sekolah kakak? " Tanya Rara dengan tatapan manis nya ke arah gandengan dari Lea.

" iya sayang, kita nonton bola Basket "

MOST WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang