chapter satu

521 23 0
                                    

Pagi buta sekali. bahkan matahari belum mau memunculkan diri untuk menyinari dunia. Tetapi pria imut bermarga jeon itu sudah siap untuk berangkat ke sekolah baru nya. Bukan karna dia sedang dalam masa kelulusan tetapi karna mr jeon  kini bekerja di seoul. Pria imut jeon tersebut memang sering berpindah sekolah karna pekerjaan sang appa. Pria imut bergigi kelinci itu belajar dari pengalaman nya saat berada di ilsan. Dia datang terlambat di hari pertama dan pada saat itu juga di keluarkan dari sekolah padahal sang appa sudah membayar banyak kepada pihak sekolah dan semua yang sudah di bayar sang appa tak di kembalikan sepeserpun. Kenapa jeon di keluarkan? Hanya Alasan sepele. pihak sekolah tidak menginginkan murid tidak di siplin.

"kau serius Ingin pergi sekarang jungkook? Ini masih gelap." sang appa tentu khawatir dengan pria imut yang menjadi anaknya.

"ya appa.. Jika telat aku akan di keluarkan lagi dari pihak sekolah.. Aku tak mau menyusahkan appa." jungkook-pria imut baru saja turun dari lantai dua dan melihat sang appa yang masih mengunakan baju tidur sedang duduk di meja makan.

"appa antar ya" mr jeon berjalan mengambil kunci mobil yang berada tak jauh dari tempat nya sekarang.

"tak perlu appa.. Kau harus bekerja! Aku berangkat appa~" jungkook berlari meningalkan rumah saat sang appa sedang mengambil kunci mobil.

"hei! JEON JUNGKOOK!" jungkook sudah tak terlihat dan sudah di pastikan jungkook tak mendengar suara sang appa. "anak itu! Aku takut dia di gangu preman nanti sedangkan dia belum mengenal kota ini dengan baik. Tuhan lindungi anak ku itu" mr jeon menghela nafas berat mengingat anak nya yang keras kepala itu akan marah jika ketahuan di buntuti.

Jungkook kini tengah berjalan menuju bus halte. di perjalanan jungkook bersenandung berusaha menghilangkan kesunyian yang ada.

Hanya ada bunyi jangkrik yang saling bersahutan dengan senandung yang di buat jungkook oleh bibir tipis nya.

Senandung yang merdu kini berubah gemetar saat melihat jalan yang akan di lewati penuh dengan pria menyeramkan. Berjengkot panjang jaket levis yang sobek tidak karuan dan codet yang menghiasi wajah mereka. Asap rokok keluar dari mulut pria berbadan kekar yang memiliki tato di seluruh tubuh nya. Seperti nya dia pemimpin di kelompok itu. Soju pun tersedia di trotoar yang beralih fungsi menjadi meja bagi mereka. Tangan jungkook meremas celana dengan kuat berusaha mengontrol rasa takut yang berlebihan menurut jungkook.

Jungkook berhenti. Ia takut untuk melewati jalan itu. Jalan lain? Sial jungkook baru di sini dan jungkook belum mengenal kota ini dengan baik. Doa mr jeon belum di kabulkan oleh tuhan. Seperti nya tuhan ingin jungkook lebih mendengarkan orang tua dan melupakan keras kepala nya.

"appa~ tolong kookie.." gumam jungkook. Kaki nya masih berat untuk melangkah.

Jungkook mengangkat kepala nya melihat sekumpulan preman yang kini menatap jungkook dengan tatapan liar.

"mian appa~ datang lah kemari!" jungkook menundukan kepala nya masih takut.

Tap
Tap

Ohh tidak jungkook ingin pingsan sekarang. Preman itu mendekat? Jungkook harus menjauh bukan? Ayolah kaki! Bergerak mundur atau lari lebih baik! Jungkook mencela kaki nya sendiri. Baiklah jungkook pasrah. Mata nya terpejam dengan Degup jantung yang tak terkendali.

"HEY! " suara barinton terdengar di telingga jungkook pada saat yang bersamaan derap kaki terhenti.

"mau apa kalian? Mau mengangu kekasih ku?! ohh Sudah berani?" suara barinton itu lagi.

"maaf, kami tidak tau jika pria manis ini milik mu, baiklah kami pergi, sekali lagi maaf taehyung" Jungkook sangat yakin pria bernama taehyung lah pemimpin dari kelompok itu sebenarnya bukan pria berbadan kekar dengan banyak tato di tangan bahkan tubuh nya.

taetaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang