Di tengah-tengah riuhnya suasana kelas, seorang gadis tampak duduk diam termenung di bangkunya. Gadis itu sedang menatap ke luar jendela dengan tangan yang menopang dagunya. Hingar-bingar teman sekelasnya hanya terdengar samar. Tertutupi oleh derasnya suara hujan yang menghantam atap sekolah. Dan karena kelas mereka berada di lantai dua, suaranya jadi semakin terdengar jelas.“Hai Rayn... kenapa melamun sendiri? Tidak ikut bergosip dengan teman-temanmu?” sapa ketua kelas yang sudah duduk di bangku tepat di hadapan Rayna dengan posisi duduk mengarah ke jendela kelas.
“Hei class prez, apa menurutmu hujan ini indah?” tanya Rayna tanpa mengalihkan pandangannya.
“Hmmm.... kenapa menanyakan itu?” tanya Ken bingung.
“Kalau menurutku, hujan itu cantik. Aroma setelah hujan pun menyenangkan. Tapi... bahkan dengan keindahannya yang seperti ini, ia juga membawa malapetaka,” ujar Rayna lirih. Keributan teman-teman sekelas mereka mulai berkurang, karena sebagian sudah menghilang keluar kelas.
“Rayn kau mau ikut ke kantin?” terdengar teman sebangku Rayna memanggilnya dari pintu kelas. Dan suara temannya yang lain menyahut, “Biarkan saja mereka. Kapan lagi bisa berduaan?” sambil tertawa kecil dan menarik gadis yang memanggilnya tadi. Dan mereka pun pergi. Ken hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan bendaharanya itu. Entah karena apa, teman-teman sekelasnya selalu memasangkan mereka. Sejak mereka resmi menjadi Ketua dan Wakil Kelas 3-3 beberapa bulan yang lalu.
“Tidak mau ikut ke kantin? Mungkin kau tidak dengar, tapi bel istirahat sudah berbunyi,” tanya Ken.“Kalau kau mau pergi, pergi saja... aku masih mau disini,”
“.... Menurtku hujan juga indah, karena pelangi hanya ada setelah hujan. Dan walau pun hujan bisa membawa petaka, tapi jika tidak ada hujan, pohon dan tanaman yang ada di halaman sana akan mati.. bukan begitu?” jawab Ken yang mulai beranjak dari duduknya. Jawaban Ken membuat Rayna tersenyum kecil.
“Tawaranmu masih berlaku kan?” pertanyaan wakilnya itu membuat Ken berhenti sebelum ia mencapai pintu kelas. Ia menaikkan keningnya ke arah Rayna yang mulai melangkah mendekatinya. “Aku ikut.... ke kantin,” Rayna membisikkan kalimat terakhir tepat di telinga Ken sebelum mendahuluinya beberapa langkah.
Beberapa anggota kelas yang sudah datang entah dari mana, tidak menyia-nyiakan momen kedua representatif mereka untuk di simpan sebagai dokumentasi kelas. Dan kapan lagi, kau bisa melihat wajah memerah ketua kelas? Xixixi
OMAKE:
Sepulang sekolah, Ken mendapati Rayna berjalan sendiri dengan payung abu-abunya. Setelah menaikkan zip jaket merahnya setengah, Ken pun berlari dan menginvasi privasi Rayna dibawah payungnya.
Gadis itu hanya menoleh sebentar sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Kali ini bersama dengan ketua kelasnya. Setelah mereka keluar dari gerbang sekolah, Ken memulai membuka obrolan.
"Kau ingat pembicaraan kita saat istirahat tadi?"
"Hmm.. Kenapa?"
“Seperti kau bilang, hujan itu cantik tetapi juga bisa membawa petaka. Kau sendiri juga cantik dan membawa petaka, kau tahu?”
“Maksudmu?”
“Kau tidak tahu kalau kecantikanmu sudah membuat kerusuhan di hatiku?”
*blushing*
"Satu sama :p" batin Ken setelah melihat reaksi Rayna.
×E×N×D×
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Short Storya short story I made regarding the cloudy weather in my home... 😊 Enjoy...... Story by me Characters belong to me Cover taken from Pinterest (Credit to original drawer, whoever u'r 😉☺) & Edited (a little) by me