Will you ?

1.1K 106 9
                                    

Disclaimer : Naruto dan seluruh karakter yang ada hanya milik Masashi Khisimoto, saya hanya perantaran.

..

..
Terilhami dari lagu Ed Sheeran-perfect
.

Tok tok

Suara pintu yang terketuk membuat si pemilik rumah bercat putih itu keluar dari balik pintu jati berwarna cokelat tua.

Tampak seorang perempuan cantik dengan surai indigo panjang tengah berdiri di depan pintu dengan gurat kebingungan, pasalnya tak ia temukan sosok orang yang mengetuk pintunya.

Hanya pohon momiji diseberang jalan yang tampak menguning tertiup angin di pengelihatannya. Merasa tak ada yang diperlukan lagi perempuan itu beranjak masuk ke dalam rumahnya namun diurungkan ketika kakinya menabrak sebuah kotak sedang yang tergeletak di bawah lantai.

Ia menyelipkan rambut indigo nya kebalik telinga agar tak mengganggu pandangan, apa ia tak salah lihat ?

Kotak itu ia ambil dan di buka perlahan, pandangannya langsung tertuju pada foto sebuah gedung besar seperti sebuah sekolah. Ia memandang lekat foto itu, dahi si perempuan berkerut mengingat bahwa foto ini adalah foto sekolahnya, Senior High School. Di balik foto itu tertulis...

"Banyak kenangan bukan ? Ingatlah itu perlahan saat kau berjalan. Ikutilah semua petunujuk dan akan ku perlihatkan kenangan indah itu, Hinata.
Jangan lupakan mantelmu, agar kau tetap hangat"

Perempuan bernama Hinata itu tidak mengerti, apa maksud di balik surat ini. Ia hanya kembali melihat kedalam kotak dan menemukan sebuah note kecil.

"Aku menunggumu, bergegaslah"

Hinata rasa pengirim kotak ini ingin menunjukan sesuatu kepadanya dengan cara mengikuti petunujuk yang diberikan, kepalanya mengangguk seolah meyakinkan pendapatnya.

Namun ada rasa ragu di dalam pikirannya, ia takut ini hanya ulah jahil seseorang atau mungkin ada orang yang ingin berbuat jahat pada nya. Kembali kepala nya mengangguk meyakinkan pendapat sendiri.

Waktu berselang tiba-tiba seorang anak kecil dengan seragam sekolah datang padanya dengan setangkai bunga mawar putih, bocah itu menyerahkan bunga tersebut pada Hinata dan kemudian berlari ke arah ibunya yang menanti di depan pagar rumah Hinata sambil tersenyum menatapnya.

"Pergilah, dia menunggumu" ujar ibu itu lalu kemudian menggandeng putrinya pergi dan menyisakan tanda tanya besar di hati Hinata.

Ia melihat mawar itu dengan note kecil di sela daunnya.

"Masih ragu ? Tunggu apa lagi. Bergegaslah pergi"

Rasa penasaran akhirnya membawa Hinata mengikuti apa yang di inginkan pengirim itu. Ia beranjak kedalam rumahnya mengambil mantel berwarna cream dan di pasangkannya ketubuh guna melindungi kulit seputih susu itu dari dinginnya angin musim gugur.

..

Jarak dari rumahnya dengan sekolahnya dulu tak terlalu jauh, dengan berjalan kaki bisa menempuh waktu 20 menit.

Di perjalanan Hinata masih bertanya-tanya siapa sebenarnya pengirim dari surat itu. Lagi, seorang kakek menghampirinya dan memberikan mawar putih, ia tersenyum kemudian pergi meninggalkan Hinata seorang diri di temani kebingungannya.

Will you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang