xxxx

1.1K 185 61
                                    

Sekolah sudah sepi saat senja menyapa, namun pemuda belia berponi tak singgah juga dari tempat duduknya. Berkutat pada sebuah novel yang tebalnya hampir tiga senti.  Membaca setiap aksara disana, membawanya kedalam dunia imajiner manusia. 

Drrrtt!!!

Getaran ponsel dimeja miliknya bergetar, menadakan pesan masuk. Dengan enggan lelaki itu membuka ponsel dan pesan yang tertera.

'Kau dimana?'

Bibirnya tersenyum saat membaca pesan.

'BALAS'

Terkekeh pelan mendapati kata berikutnya.

'Aku masih dikelas.' Ia membalas senang.

Tak berapa lama setelah pesannya tekirim, suara hentakan langkah yang tergesa-gesa terdengar, dari samar-samar menjadi jelas lalu berhenti. Menampilkan lelaki satu tahun lebih tua didepan pintu kelas.

Dilan, nama pemuda belia yang tadi membaca novel menoleh, kemudian berucap "Ada apa?"

Lelaki didepan pintu menghela nafas lega. Entah apa yang ia gusarkan. Setelah itu mendekat. Hingga ia dapat melihat buku diatas meja Dilan dengan jelas.

"Romeo and Juliet, huh?"

"Hm. Mn."

"Mengesankan sekali pembuat onar sepertimu membaca picisan seperti ini."

"Kau terkesan?"

"Ya."

"Jangan," Dilan melirik name tag seragam lawan bicaranya. Rangga. Tertulis disana. Kakak kelas satu tingkatan yang misterius. Menurutnya.

Tampan, menawan, berkharisma, pintar, dan...

Misterius.

Dilan pernah tenggelam kedalam percakapan yang rumit dengannya. Meski Rangga yang lebih banyak bicara, dan dirinya memberi pertanyaan. Dan disetiap jawaban yang diberikan, membuatnya...

Terkesan. Lalu apa misteriusnya?

Tubuh ketua genk motor itu bangkit, mensejajarkan diri dengan pemuda dihadapannya. Walau tingginya kalah telak.

"Biar aku saja," lanjutnya.

"Kenapa?" Rangga mengerutkan dahinya heran. Dilan menatap wajah didepannya

"Nanti kau bisa jatuh cinta."

Sedetik kemudian, mereka merasa cagung. Mengingat gender masing-masing. Tapi tetap saja...

"Mau berciuman?" Rangga bertanya dengan tenang yang dipaksakan. Nah, mungkin ini. Pemuda berkacamata selalu punya sesuatu yang membuatnya jatuh cinta berkali-kali.

Wajah Dilan mendekat, menyentuh  daging kenyal yang menggoda itu dengan bibirnya. Menghisap perlahan, meminta balasan untuk perbuatannya. Berbuah manis, Rangga membalasnya dengan menggerakan kepala. Membuatnya bersemangat. Mengalungkan lengannya dileher lelaki yang lebih tinggi.

Dilan tahu mereka tak punya status hubungan, tapi mengapa hatinya begitu gembira berciuman dengannya? Mungkinkah ia jatuh cinta?

"Ah, " Dilan melenguh saat Rangga meneroboskan lidahnya, membelit daging tak bertulang itu, kemudian menyesapnya.

Benarkah?  Benarkah ia jatuh cinta?

Dilan meremas rambut keriting lawannya, melampiaskan perasaan getaran kupu-kupu yang ingin keluar dari perutnya. Sedangkan sang kaka kelas menuntun untuk duduk diatas meja.

Mungkin setelah ini ia akan jatuh cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RanggaXDilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang