Prolog

22 6 1
                                    

   Kalau saja aku tahu kita sama-sama menunggu untuk satu hal yang pasti, semua tidak akan seperti ini. Aku tidak menginginkan kau pergi, tidak juga tetap di sini. Aku ingin perasaan ini, suara hati ini, mengalir begitu saja.
   Dipta, melupakan apa yang telah terjadi tidak semudah mencintai. Sungguh kalaupun demikian, aku harus melakukannya untukku dan untukmu.
   Dipta, inilah suara hatiku. Tak kusangka, bahwa cintaku yang utuh dapat terbalaskan olehmu. Meskipun lisan tak bersuara, mata tak memandang tetapi hati telah jatuh di dasar paling dalam.
   Terimakasih untuk segalanya, Dipta. Aku beruntung bisa merasakan jatuh cinta terindah padamu. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjaga cinta ini dengan melepaskanmu.
                 •Suara Hati Maira•

Alhamdulillah. Terimakasih buat yang udah baca. Semoga bisa merasakan feelnya meskipun baru di bagian prolog. Like dan comment, ya! Huaa :( pertama kalinya ngepost cerita yang bener-bener konsisten buat ngelanjutin. Hayoo, siapa yang sehati dengan Maira? :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suara Hati Maira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang