#1

6 1 0
                                    

Mega putih tertiup angin
Bagai kapas segan tuk pergi
Kini hanya hamparan rumput yang kulihat. Ya, aku di padang rumput. Memikirkan keseharianku, kenapa aku bisa seperti ini? Aku seperti mengadukannya pada Tuhan.
           Tap...tap
Itu sang gadis boneka... jujur, dia memang agak aneh, tatapannya kosong, tanpa senyum berseri. Ya, seperti boneka. Aku menatapnya.
Ups! Itu tindakan salah, dia merasa kalau dia sedang ditatap. Aku  santai menatap langit cerah siang ini. Kulirik ia, ternyata ia masih melihatku, menaruh curiga. "Kepergok gua" bisikku pada diriku sendiri, aku membalikkan badan dan menyapanya dengan SKSD (sok kenal sok deket) "Oy? Belum pulang juga?" Dia hanya diam, menatapku, rambutnya terhembus angin. Walau ia aneh, ia wanita cerdas dan... dia cantik. Bulu matanya lentik, kulitnya Putih bersih, rambutnya panjang dengan beberapa helai rambut berwarna pirang. "Aku baru akan pulang" jawabnya dengan suara lirih dan ia berjalan tanpa menghiraukanku. Gadis aneh...

"Juna! Berani lagi kamu belom ngerjain PR!"
    "Aidididih... sakit pakk... ampun"  tangan pak Julian menarik telingaku, kalian mungkin pernah mengalami ini. "Jangan ikut pelajaran saya! Keluar terus bersihin toilet lantai dua! SEKARANG!" Aku seperti dikejar seekor cheetah, seketika aku berlari secepat kilat menyambar, aku keluar dari kelas. Napasku terengah-engah.
     Tap...tap
Aku mendongakkan kepalaku, itu si gadis boneka lagi, sebenarnya namanya Yumine, panggil saja Yumi. Dia berhenti sejenak dan menatapku dengan tatapan kosong, aku kaget. "A..ada apa diwajahku?" ...
"Kau meninggalkan waktu yang bermanfaat" , ia menjawab dengan lirih dan pergi tanpa memedulikanku. "Eh?" Aku bingung, sudahlah, aku mau membersihkan kamar mandi. Kalau tidak, aku bisa ketahuan seperti sebulan lalu, aku hanya duduk dan miss ayuvi, guru bahasa inggrisku bertanya apa yang sedang kulakukan. Aku bingung, dan ketahuan aku tidak membersihkan toilet. Cepat-cepat kuambil peralatannya dan mulai melakukannya.
       10 menit kemudian bel istirahat berdering, aku mengembalikan peralatan, mencuci tangan dan langsung menyambar kantin. Ternyata teman-temanku sudah disana. "Gimana? Enak nggak?" Tanya Julian, "gue mah dienakin aja ah" jawabku santai. Aku memesan makanan dan tiba-tiba aku melihatnya lagi. 'Sumpagh Ini anak kok ada dimana-mana?' Batinku. Ya, aku melihat si Doll lagi, ia makan sendirian. Sisi Angel ku berfikir  kasihan dia, tak ada siapapun yang menemani. Tapi muncullah sisi devilku berpikir pantes aja kok dia digituin. Salahnya punya sikap sok cuek.  "Jun, lo kenapa sih?"  Tanya temanku sambil menepuk bahuku. Sontak saja aku kaget, "Lu demen sama tu cewek?" Tanya Dev, "Apaan sih, enggaklah. Yang bener aja, cewek dieman kayak gitu mana bisa kerjasama buat pacaran?" Jawabku membantah, "Eh, lu beneran niih? Trus ngapain lo perhatiin dia terus sampe melamun gitu?" Tanya Dev, "Ya tu anak gua lihat dari kelas 10 gaada yang nemenin dia," jawabku. "Ooh... jadi lu mau nemenin dia?" Julian mendorongku sambil senyum-senyum tidak jelas. "Yaudah deh lu semua pada gak faham" "haha, gue canda aja Jun" kami asyik tertawa dan mengobrol, begitu juga siswa dan siswi lain yang ada di kantin kecuali Doll Girl ini. Setelah dia menyantap pesanannya, ia menuju ke arah perpustakaan, mungkin dia pendiam karena kutu buku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Doll Girl~YumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang