"Gue nggak peduli" ucap Lie dengan santai
"Serah lo deh, gue nggak perlu lagi tu atlas! Lebih baik gue kena hukum daripada berdebat sama orang nggak jelas!" ketus Lau lalu pergi berjalan menuju kelas namun Lie langsung menarik tangan nya sehingga ia berhadapan sangat dekat dengan Lie
"Ini ambil kunci mobil nya dari genggaman gue" ucap nya
"Udah gue bilang gue nggak perlu!" ketus Lau
"Gue nggak bercanda, ini ambil kunci nya! Gue nggak mau lo kena marah sama guru" ucap Lie
Gadis itu pun berusaha mengambil kunci mobil dari genggaman tangan Lie setelah ia mendapatkan kunci nya lagi-lagi Lie berusaha menggoda nya dengan tidak melepas tangan nya.
"Lepas Lie, gue mau buka pintu nya" ucap Lau yang berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Lie
Namun usaha nya gagal cowok itu tetap tidak melepaskan tangan Lau dan terus tertawa hingga tiba-tiba bel masuk pun berbunyi
"Gue bilang lepas" ucap nya lagi
"Ok" singkat Lie melepas tangan Lau karna bel masuk sudah berbunyi
Lau pun langsung membuka pintu mobil dan mengambil atlas nya setelah mendapatkan nya ia langsung menutup pintu mobil lalu mengunci nya dan mengembalikan nya kepada Lie dan langsung berjalan menuju kelas
Namun ia terpeleset dan langsung terduduk di lantai yang berpasir-pasir sebab ada kulit pisang, Lie yang melihat nya langsung berjongkok dengan tangan memegang kedua bahu Lau namun ia langsung mengibaskan tangan itu dari kedua bahu nya
"Lo kesakitan?" tanya Lie cemas
"Nggak" singkat Lau lalu berusaha berdiri tetapi tidak bisa karna kaki nya keseleo
"Kenapa? Nggak bisa berdiri?" tanya Lie lalu menarik napas pelan dan langsung menggendong Lau
"Ngapain lo? Lepasin! Gue nggak mau!" ketus Lau sehingga cowok itu pun melepaskan nya dengan posisi awal gadis itu duduk
"Ya udah lo duduk aja di sini dengan panas terik matahari terus lo hitam! Sampe guru lihat lo terus ma-"
"Udah diam deh! Mulut lo itu kayak emak-emak di pajak lagi jual sayur!" ketus Lau
"Jadi gimana? Mau nggak?" tanya Lie, gadis itu pun diam dan terus berpikir perkataan Lie memang ada benar nya di tengah jalan parkiran ini sangat panas bisa-bisa dia hitam
'Siapa yang harus tolongin gue??? Bel masuk udah bunyi, apa gue minta tolong sama Twift? Nggak ah kasian dia kan mau belajar, Oliv? Nggak usah deh dia murid baru masa pagi-pagi udah keluar!! Gimana nih??? Mau nggak mau ya harus di tolong sama dia' gumam Lau dalam hati
"Gimana? Mau nggak? Kok malah diam sih? Gue mau belajar nih" ucap Lie
"Ya gue mau"
"Mau apa?"
"Mau lo gendong"
"Bisa lo ulang lagi ucapan lo tadi?"
"Ck, gue mau digendong sama lo! Puas!!"
"Gitu napa dari tadi" ucap Lie lalu menggendong Lau
"Sakit! Pelan-pelan napa sih" keluh Lau
"Maaf gue kurang hati-hati" ucap Lie sambil melihat Lau
'Nggak nyangka gue bisa lihat lo sedeket ini' batin Lie
"Ayo ke kelas gue"
"Oh iya ya"
'Untung udah bel kalo nggak bisa malu gue dilihat banyak orang! Semoga aja Bu Ana belum masuk kelas' batin Lau dalam hati
Sepanjang perjalanan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Lie maupun Lau
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Teen Fiction"Semakin lo menjauh, gue akan semakin mendekati lo" -Charlie Alfenaro "Terserah lo gue nggak akan peduli!" -Lauren Olivia Rajasa Kisah seorang Charlie Alfenaro yang mencoba mendapatkan hati seorang Lauren Olivia Rajasa atau biasa dipanggil Lau, si c...