Gessele adalah seorang anak kedua dari keluarga Andala, diantara kedua saudaranya, hanya Gessele lah yang perempuan.
Anak perempuan yang biasanya dinilai hanya sebagai investasi untuk dinikah kan dengan keluarga lain.
"sudah saatnya kau menikah, besok kau harus pergi dan mulai tinggal di keluarga Baskara. Tidak ada yang boleh melanggal keputusan ini."
Ucap Adiwidia, kepala keluarga Andala, Gessele dengan hati teriris pun hanya bisa mengangguk tanpa bisa melawan.
Seketika ruang makan yang ramai punya menjadi sepi, bahkan sang ibu Amerta dan Edgar maupun Atma sang kakak dan adik, tidak bisa membantu.
Ucapan Adiwidia mutlak hukumnya, itulah peraturan tidak tertulis dari keluarga Andala.
Gessele memang tidak akan langsung dinikahkan begitu sampai disana, dia akan dididik dan dikenalkan terlebih dahulu.
Keluarga baskara memiliki 7 putra dari 5 ibu, sudah menjadi rahasia umum bahwa Baswara kepala keluarga Baskara memiliki banyak istri.
Walau pun terkesan bahwa ini adalah sebuah perjodohan akan tetapi Baswara mempunyai prinsip teguh bahwa menikah harus atas dasar cinta, maka dari itu Gessele diharuskan tinggal bersama dan mengenal anak anaknya.
Walau pun pernikahan dasar dari cinta, tetap saja Baswara yang akan memilih gadis dari keluarga mana yang akan dinikahkan.
Karena ini menyangkut reputasi keluarga, keluarga Baskara sendiri bukan keluarga yang bisa dipandang remeh, keluarga ini adalah pemilik perusahaan besar yang meliputi minyak, bahan pangan dan juga transportasi.
Setelah selesai makan Gessele berlari kedalam kamar disusul oleh sang ibu.
"Gessele, kamu gak apa apa nak?" tangan ibu mengelus lembut rambut Gessele yang bergelombang.
"ibu, aku takut bu, bagaimana bisa ku tinggal disana, sedangkan disana tidak ada yang aku kenal sama sekali." air mata Gessele mulai bercucuran.
"Gessele kan bisa berkenalan, ibu juga kenal dengan keluarga Baskara, mereka orang yang baik, ibu juga akan sering mampir untuk menemui Gessele."
"ibu janji kan bakak sering berkunjung kesana?." Gessele mengacungkan jari kelingkingnya yang mungil.
"iya ibu janji." mereka pun berpelukan, walau pun hal ini sama sekali tidak mengurangi kegugupan Gessele.
~•~
Hari ini adalah hari dimana Gessele akan pergi dan menetap di rumah keluarga Baskara, Gessele yang sudah siap berpamitan kepada ibu, ayah, kakak dan juga adik nya.
Gessele : "ibu aku pamit, ibu harus sering mampir. Aku bakal nunggu ibu setiap hari."
Ibu : "ibu janji akan sering mampir kesana, tapi tentu gak akan setiap hari sayang, kamu pun harus mencoba berteman dengan anak-anak dari keluarga Baskara"
Atma : "benar kak, kakak harus ngedeketin mereka, buat mereka suka sama kak. Walaupun belum tentu mereka suka sama cewe pemarah plus cengeng kaya kakak hahaha.."
Gessele : "adek kurang aja, sini gak!" Gessele yang hendak mengejar Atma ditahan oleh Edgar.
Edgar : "kamu juga harus belajar lebih dewasa Gessele, jangan mudah terpancing."
Adiwidia : "sudah waktunya kamu pergi, satu hal yang perlu kamu tahu, bahwa kesempatan ini tidak datang dua kali."
Gessele dengan mata berkaca-kaca menaiki mobil yang akan mengantar nya kekediaman Baskara.
Perjalanan kali ini cukup jauh dan cukup melelahkan dari pada perjalanan bisnis sang ayah, semasa kecil Gessele memang suka ikut dalam perjalanan bisnis sang ayah walau Gessele hanya akan menunggu di mobil atau pun bermain sendirian tapi dia menyukai itu.
"nona, sebentar lagi anda akan sampai. Anda bisa bersiap-siap dari sekarang" ucap supir yang sedari tadi hanya fokus menyetir.
"baik, terimakasih." Gessele pun kembali menikmati perjalanan, tidak lama mobil yang Gessele tumpangi itu melewati gerbang yang tertulis Basakara.
Dari gerbang ternyata masih harus melewati taman yang panjang, bisa dibilang ini lebih mirip hutan pinus dari pada taman yang indah.
Mengapa rumah orang-orang kaya selalu dikelilingi olah hutan pinus yang menyeramkan, pikir Gessele. Walaupun keluarga Gessele juga adalah orang kaya dan paling berpengaruh ke 3 disini akan tetapi rumah nya tidak memiliki hutan pinus, karna ibu nya tidak menyukainya.
Akhirnya mobil yang Gessele tumpangi berhenti tepat di depan pintu masuk, Gessele di sambut oleh para pelayan, kemudia ada seorang wanita dengan pakaian yang sangat elegan mendekati Gessele.
"apa perjalanmu lancar, aku sangat khawatir takut kau tidak menyukai rumah ini Gessele." senyum nya yang ramah dan sangat antusias.
"ah aku sampai lupa memperkenalkan diri, aku Kim Saram, kau bisa memanggil ku ibu kalo kau tidak keberatan. Nah sekarang ayo masuk."
Kim Saram adalah istri pertama yang memiliki 3 anak, yaitu Kim Seok Jin anak pertama yang sekarang berusia 28 tahun, lalu anak kedua bernama Kim Nam Joon umurnya memiliki selisih 2 tahun dengan soek jin, dan terakhir adalah Kim Tae Hyung, anak terakhir yang sekarang berusia 25 tahun.
Gessele pun dibawa keruang kerja Baswara, yang tidak lain adalah kepala keluarga Baskara.
Baswara : "senang melihat mu disini Gessele, saya harap kau dapat tinggal dengan nyaman dan dapan bergaul dengan baik disini."
Kim Saram : "Gessele bukan kah kau sudah berusia 22 tahun sekarang, kau masih mudah dan begitu energik, aku sangat menyukaimu."
Gessele : "terimakasih om, tante."
Kim Saram : "jangan tante, panggil ibu okey ! Nah sekarang kau boleh pergi kekamar mu untuk beristirahat, jangan lupa nanti malam akan ada acara makan keluarga, dan kau akan di perkenalkan secara resmi di sini."
Gessele : "baik tan.. aa maksudnya i ibu." Gessele pun pergi meninggalkan ruangan dan diantar oleh pelayan ketempat dimana dia akan tidur.
Setelah Gessele meninggalkan ruangan wajah Adiwidia kembali serius.
Adiwidia : "bagaimana respon mereka?"
Kim Saram : "tentu mereka menolak, terutama seok jin, dari kecil dia sudah diajarkan menjadi ahli waris, bahkan dia menolak untuk menikah, apa kali ini akan bertahan? " terlihat wajah khawatir sang ibu yang membayangkan anak anak nya itu.
~~•~~
Terimakasih sudah membaca kisah kami :D #7pangeran #putrikecil
KAMU SEDANG MEMBACA
just you
FanfictionBagaimana jadinya kalo kamu harus memilih diantara tujuh pria untuk menjadi pendamping hidup mu. Bisakah kamu membayangkan nya???