kelompok 3

0 0 0
                                    

Kelompok 3
Tokoh cerita: Annisa (seorang guru Madrasah Ibtidaiyah di Kab. Ketapang Kalbar), Hanifah (kakak Annisa), Fathur (pemuda alim berjiwa penolong), Bu Rubayah (guru, teman Annisa), Jefry (pemuda yang mengharapkan cinta Annisa, guru bahasa Inggris).
Bu Rubayah menggoda Annisa, apakah Sang Mantan Preman sudah menghubunginya. Annisa tersipu-sipu malu. Entah mengapa pikirannya menjadi teringat kepada seorang lelaki yang baru saja ditinggalkannya. Di saat yang sama, tiba-tiba telepon berdering dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya Annisa ragu untuk mengangkat panggilan yang diterimanya. Sejak semalam nomor tersebut tak henti-henti menghubunginya. Akhirnya Annisa mengangkatnya. Seorang laki-laki berbicara. Itu suara Jefry, laki-laki yang telah ditinggalkannya di Bima, kampung halamannya. Jefry sangat mencintai Annisa, tetapi Annisa tidak mencintainya. Rupanya Jefry mendapat nomor hp Annisa dari Ranum-adik Annisa yang berada di Bima. Melalui telepon, Jefry membujuk Annisa agar Annisa mau pulang ke Bima dan menerima lamarannya.

❤❤❤

❤❤❤

06:15 pagi

Waktu yang ditunjukan jam tangan Annisa. Annisa berjalan menyusuri koridor sekolah Madrasah menuju ruang guru yang selama ini ia tempati bersama guru-guru lain. Koridor sekolah Madrasah masih tampak sepi, hanya ada beberapa orang murid yang berlalu-lalang dan pegawai kebersihan yang sedang membersihkan koridor sekolah. Hari ini Annisa tampak sangat bersemangat terbukti dengan senyumannya yang tak pernah luntur dari wajah cantiknya. Annisa dikenal kenal sebagai salah satu guru sekolah Madrasah yang sangat ramah dan ceria. Saat Annisa menyusuri koridor, ia melihat seseorang pegawai wanita paruh baya yang sedang membersihkan kaca jendela. Annisa menghampiri wanita paruh baya yang tengah sibuk mengerjakan aktivitasnya tersebut. Annisa menyapanya dengan menampilkan senyum termanisnya.

"Assalamualaikum Bu Inem." Sapa Annisa dengan sangat ramah kepada pegawai wanita paruh baya yang biasa dipanggil dengan Bu Inem

"Waalaikumsalam Bu Annisa cantik." Jawab bu Inem dengan menampilkn senyumannya yang merekah

"Hehhe iya Bu, semangat Bu Inem kerjanya." Jawab Annisa dengan memberi semangat kepada Bu Inem

"Hehehe iya Bu Annisa, pasti. Bu Annisa juga semangat bekerja." Jawab Bu Inem

"Iya Bu! Ya sudah saya permisi dulu ya Bu, assalamualaikum." Pamit Annisa dengan tersenyum ramah hingga menampilkan deretan gigi putihnya

"Iya Bu. Waalaikum salam." Jawab Bu Inem tak kalah ramah

Annisa kembali menyusuri koridor untuk menuju ruang guru, dari kejauhan Annisa melihat sekelompok siswa berjalan mendekatinya dan menyapanya dengan ceria, Annisa pun membalasnya dengan ramah. Setelah Annisa sampai di ruangan guru, ia langsung duduk dimeja kerjanya. Ia terdiam beberapa saat untuk mengamati ruangan tersebut. Ruangan tampak sangat sepi karena guru yang lain belum ada yang datang. Setelah mengamati ruangan, Annisa beralih mengamati meja kerjanya. Di mejanya terdapat beberapa tumpuk berkas dan setumpuk buku tugas milik muridnya, ia langsung menyambar setumpuk buku tugas milik murid-muridnya tersebut untuk di koreksi. Saat Annisa tengah fokus mengoreksi tugas muridnya, ada seseorang yang masuk ke ruangan guru dan menyapa Annisa, orang tersebut adalah Bu Rubayah.

"Assalamualaikum Bu Annisa." sapa bu Rubayah kepada Annisa

Namun, Annisa tidak mendengar sapaan dari Bu Rubayah. Ia masih terus mengerjakan aktivitasnya. Bu Rubayah menyadari jika Annisa tidak sadar akan kehadirannya karena tidak ada respon apapun dari Annisa. Dan terlintas sebuah ide jahil di benak Bu Rubayah. Bu Rubayah berjalan menuju arah Annisa dengan mengendap-endap supaya tidak ketahuan. Setelah sampai dibelakang tubuh Annisa ia menepuk bahu Annisa dengan pelan. Dan tepat sekali dugaan Bu Rubayah, Annisa sangat terkejut akan ulah jahil Bu Rubayah. Annisa langsung menengok dengan menampilkan mimik wajah terkejut dan di detik berikutnya Annisa menampilkan mimik wajah lega karena telah mengetahui siapa pelaku yang telah membuatnya hampir jantungan karena terkejut. Bu Rubayah menggulum senyumnya karena melihat mimik wajah Annisa yang berubah dengan sangat cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mengembangkan ceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang