10:15 pm

3 3 0
                                    

Bagas N. : You can eat the sun, cause your eyes shine brighter than the sun.

Aku melihat jam yang menempel pada lenganku, ah hampir jam sebelas malam rupanya.

Dahiku sedikit berkerut karna memikirkan tentang pesan yang sampai saat ini belum kubaca. Apa orang ini masih waras mengirim pesan hampir tengah malam gini?

Sembilan menit bergulat dengan pikiran sendiri, akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka pesan itu dan membalas nya.

Risya : Ini official account kumpulan puisi, ya?

Enam menit berlalu, ada balasan.

Bagas N. : Kaga haha. Itu lagi fotonya lu lagi maem matahari

Ah, Display picture-ku! Aku baru sadar bahwa foto itu ada sebuah emotikon matahari yang menempel tepat di bibirku seakan aku melahapnya.

Risya : Oh iya juga..

Bagas N. : Rasanya seperti apa jadi orang yang pertama kali makan matahari?

Risya : Hehe, panas.

Bagas N. : Harus minum yang dingin2 sih kalo gitu.
Bagas N. : Kayaknya ngice cream enak deh

Seketika, bibirku membentuk bulan sabit.

Risya : saya suka ice cream fyi

Bagas N. : Yuk ngice cream bareng. Karena lo orang pertama yang makan matahari dan kepanasan jadi gue yang traktir.

Dan tanpa disadari, malam itulah yang menghantarkanku kepada kebahagiaan tiada ujung dan kesakitan yang amat dalam hingga saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PlutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang