Anet membuka matanya, sinar matahari menembus melewati jendela kamarnya. Pagi ini ia genap berumur 15 tahun. Tahun yang begitu melelahkan menurutnya, tahun dimana ia harus mendaftar SMA dan menjalani kehidupan selayaknya remaja pada umumnya.
Namun dihari ini ia sangat senang, ia dapat berpelukan dengan adiknya, Letta memang tidak pernah memeluknya maupun sebaliknya. Meskipun demikian pelukan Letta adalah pelukan yang paling Anet rindukan.
Anet melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, ia ingin membersihkan dirinya dan ingin segera turun untuk menemui keluarganya. Anet ingin hari ini dia mendapatkan apa yang ia inginkan, Anet ingin kebahagiaan dan tidak ada seorang pun yang mengasingkan diri dari keluarganya itu.
Tak lama setelah melakukan ritual paginya, Anet segera menuju ke meja makan. Lengkap dengan seragam sekolahnya. Ini adalah hari pengambilan ijazah di sekolahnya. Dan artinya hari terakhir bersama jutaan kenangan yang akan dia kenang pada masa putih biru itu.
"Morning Anet, Happy birthday to you. Wish you all the best." sapaan pagi itu terlontar dari mulut Anita
"Happy birthday sayang, semoga hari-harimu menjadi lebih baik kedepannya." Ucap Braha sembari membuka lembaran korannya.
"Makasih Pa, Ma. Letta mana Ma?" Tanya Anet dengan wajah khawatir dan penasaran.
"Gk tau tuh, dari tadi dia belum turun. Mungkin sebentar lagi dia akan turun, kamu tenang saja." Jawaban Mamanya itu sungguh santai, seakan-akan dia tak peduli kepada putrinya yang satu itu.
"Tenang saja Net, dia akan baik-baik saja, tak perlu khawatir seperti itu" ucap Papanya bahkan tenpa mengalihkan pandangannya dari koran tersebut.
Kamar Anet dan kamar Letta memang berada di lantai dua rumah tersebut. Namun, kamar Letta berada paling ujung dari rumah tersebut. Letta sendiri yang memilih letak kamarnya, Letta sangat aneh dan memilih untuk menyembunyikan apapun yang terjadi.
Tak lama kemudian, Letta turun dengan seragam sekolah lengkap sama seperti Anet. Hari ini juga hari pengambilan ijazahnya, dan dia masih bertanya-tanya apakah orangtuanya akan mengambil ijazahnya.
"Pagi Letta, Happy birthday to you." Senyuman manis dari Anet lah yang mengawali pagi Letta.
"Morning too and happy birthday to you." Hanya itu balasan dari Letta, tanpa mengubah raut wajahnya saat ini.
"Happy birthday Letta" ucap Braha dan Anita bersamaan.
"Letta, ijazahmu akan diambil oleh Mama, karena kelasmu dan kelas Anet berbeda jadi Mama yg akan mengambil ijazahmu, dan Papa akan mengambil ijazah Anet" Braha mengatakannya dengan sangat jelas dan hanya dibalas anggukan kecil oleh Letta.
Tak lama setelah selesai sarapan, mereka langsung menuju ke Nusa Bangsa International School. Sekolah tersebut adalah sekolah dengan taraf internasional yang sangat diincar oleh para murid kecuali Letta.
Setelah sampai di sekolah tersebut, mereka langsung berpisah. Menurut orang, keluarga mereka adalah keluarga yang sangat harmonis dan seakan-akan tak ada masalah yang menimpa keluarga tersebut. Dan kenyataannya? Satu diantara mereka merasakan ketidakadilan yang luar biasa.
"Letta, ayo. Nnti kita telat, Mama gak punya banyak waktu" panggil Anita
"Ayo Ma, kita masok ke kelas aku. Mama masih ingat kan, aku kelas IX berapa?" Letta bertanya serasa menaikkan sebelah alisnya, dia sedikit ragu apakah ibunya itu masih ingat letak kelas putrinya itu.
"Kamu IX E kan Letta? Mama masih ingat jelas dimana letak kelas dan posisi tempat dudukmu. Ayo kita harus segera"
Letta menerima tarikan dari ibunya itu. Dalam situasi seperti ini, ia harus bersikap selayaknya mereka sangatlah akrab.
~~~~~
Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Wardhana, malam dimana seluruh keluarga menikmati kebersamaan dan merayakan hari ulang tahun Aletta dan Anetta. Dan pada malam ini, Anet sudah siap dengan gaunnya.
"Kamu udah siap kan sayang? Mama tunggu kamu di bawah ya, selesaikan dengan cepat" Anita berkata sembari melihat anaknya di ambang pintu.
"Baiklah Ma, aku akan cepat" jawab Anet dengan senyum yang merekah
"Jangan lupa panggil adikmu juga, dia sedikit lambat dalam urusan seperti ini"
Benar sekali, Letta memang lambat dalam urusan seperti sekarang. Namun dia harus tetap bersikap normal.
"Lettaa, Lettaaa. Where are you? Ayo kita tu…" Anet melangkahkan kakinya masuk ke kamar Letta, namun dia bahkan menemukan saudara perempuannya itu masih dalam kondisi saat ia bertemu dengan Letta 1 jam yang lalu.
"Kau masih memandang ijazahmu itu? Nilaimu itu memuaskan dan kau tidak perlu memandanginya karena itu tidak akan merubah isi yang terdapat di dalam ijazah itu. Ayolah, ganti pakaianmu. Aku menunggumu di sini saja" Anet bicara panjang lebar dengan tatapan masih tidak percaya.
"Iya, 5 menit lagi aku akan siap. Kau tunggu di bawah saja"
"Tidak, jika aku menunggumu di bawah, maka posisi saat aku memanggilmu nanti akan sama dengan posisimu saat ini. Ayo bangun, kau harus cepat" Anet sangat baik dan dia memberikan perhatian selayaknya seorang kakak kepada adiknya.
"Baiklah, kau duduk saja di situ" Letta mulai bangkit dari posisinya dan menuju kamar mandi.
~~~~~
"Hari ini aku akan mengumumkan, jika tahun ini kedua putri kesayanganku akan memasuki sekolah baru mereka. Mereka akan sekolah di Boarding School of Sukma Wijaya. Mulai minggu depan mereka tidak akan tinggal bersama kami, dan mereka akan melanjutkan hari-hari mereka di sekolah barunya" Braha memberi pengumuman dengan senyum merekah dan tatapan lembutnya.
Bahkan, Anetta dan Aletta tidak tahu-menahu tentang rencana Braha yang akan memasukkan mereka ke Boarding School tersebut. Tapi mereka juga tidak dapat berbuat apa-apa, mereka hanya dapat mengiyakannya saja. Biarlah waktu yang menentukan kehidupan mereka selanjutnya.
"Kalian setuju kan sayang?" Pertanyaan tersebut membuat Anet dan Letta tersentak, mereka terlalu sibuk dengan dunianya masing-masing. Dan pertanyaan Braha hanya mereka jawab dengan anggukan kepala.
"Baiklah sayang, acara telah selesai. Mama dan Papa akan berbincang-bincang dengan para tamu. Jika kalian ingin beristirahat, kalian bisa langsung beristirahat" wanita paruh baya itu berkata dengan lembut sembari mencium kening kedua putrinya tersebut.
"Aku dan Letta akan beristirahat sekarang, kami permisi Ma, good night" itulah kalimat terakhir yang mengakhiri perbincangan mereka pada malam itu.
~~~~~
"Net, lo setuju sama apa yang papa blng? Lo yakin mau masuk ke sekolah itu? Apa Lo gak mikir gimana kedepannya?" Letta bertanya panjang lebar.
"Mau gimana lagi, itu udah keputusan Papa sama Mama. Kita ikut aja keinginan mereka. Emang lo keberatan?"
Kali ini Letta sungguh aneh, Letta yang biasanya irit bicara mulai berbicara dengan Anet.
"Gue gk keberatan sih, tapi entah kenapa firasat gue gak enak, Net."
---------------------------------------------------------
Ini cerita pertama, maaf kalau gaje.
Don't forget to vote and comment^^
Lanjutin terus ceritanya Letta sama Anet :)Salam manis
Sj_kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Sister
Mystery / ThrillerDua gadis yang terlahir dengan kehidupan yang serba ada sedang meratapi nasib mereka. Gadis kembar ini memiliki wajah dengan kemiripan hampir 100%. Jika dilihat sepintas, tidak ada yang bisa membedakan mereka. Namun dibalik wajah yang mirip, dua gad...