Untuk kamu yang pernah aku singgahi,
Terimakasih,
Terimakasih pernah membuatku bahagia,
Terimakasih atas hari-hari yang menyenangkan yang kita lewati,
Terimakasih atas kebaikan yang kamu lakukan kepadaku,
Terimakasih telah menyembuhkan sedikit dari luka-luka masa laluku,
Terimakasih atas semua yang kamu lakukan kepadaku.Aku tahu kamu sangat mencintaiku, ketika aku tahu akan hal itu. Aku senang, sangat senang.
Setelah sekian lama aku mengalami sakit yang selama ini aku pendam sendiri, akhirnya kamu datang memberitahuku bahwa kamu menyukaiku, aku terjatuh karena semua kebaikan yang kamu lakukan kepadaku, entah seberapa dalam aku terjatuh pada saat itu, aku tidak tahu. Dan sampai pada akhirnya, kamu dan aku menjalin hubungan yang lebih dari pada 'teman'.
Aku sempat berpikir, "apa ini mimpi?"
Apa kamu tahu? Sebelum kamu datang kepadaku, aku itu sedang mengalami karma. Karma yang teramat sangat panjang yang juga sangat menyakitkan. Aku tidak memberitahu siapapun, bahkan sahabatku sendiri pun tidak.
Aku terlalu malu untuk menceritakannya, karma ini datang karena atas apa yang aku lakukan dulu, sebelum aku mengetahui bahwa karma itu memang benar adanya. Hidupku terhanyut oleh sungai karma."Sampai kapan ini berakhir?"
Aku memutuskan diriku untuk berubah, semuanya, dan melupakan apa yang pernah terjadi dulu, melupakan perasaanku yang datang karena karma. Di saat semua niatku sudah terkumpul, dan di situ lah kamu datang membantuku.
Pada saat itu aku berpikir bahwa aku berhasil.
Pada nyatanya,
Aku tidak benar-benar berubah, aku masih terlalu polos untuk mengerti apa itu cinta dan mencintai. Aku kira aku sudah mengerti semuanya. Tapi, aku tidak tahu apa-apa.
Yang aku lakukan itu sangat bodoh.Pikiranku yang berpikir bahwa itu perasaan yang menyayangi dan mencintaimu ternyata hanyalah rasa kagumku kepadamu yang bersifat sementara. Aku menyadarinya ketika semua ini sudah terlanjur, aku tidak tahu harus bagaimana. Kamu sudah terlanjur mencintaiku terlalu dalam. Aku tidak berani untuk berkata jujur untuk mengakhiri yang akan mematahkan hatimu. Tapi, aku juga tidak akan kuat untuk menahan perasaanku sendiri yang seperti ini.
Mereka di luar sana yang melihat kita, tidak pernah berpikir bahwa kita tidak pernah punya masalah. Kamu memang tidak punya, tapi aku iya. Aku memendamnya sendiri. Aku tidak ingin kamu ikut terbebani, aku tidak ingin kita terlihat buruk di mata mereka.
Perasaanku yang mulai bertumpuk dan campur aduk ini mulai berpikir, lama-lama semua sikapmu itu membuatku sedikit kesal.
Walaupun sebenarnya kamu tidak benar-benar membuatku kesal.Kamu selalu mengikutiku kemana saja, kamu tahu aku itu orang yang sangat canggung dan tidak bisa mengobrol seperti kebanyakan orang. Aku tidak pernah punya topik pembicaraan ketika bersamamu, rasa canggungku dari awal kita bertemu sebenarnya tidak pernah berubah, aku juga tidak bisa terbuka sepenuhnya kepadamu. Aku berpikir bahwa aku bisa memperbaiki itu, tapi kamu seperti tidak membantu. Aku tahu kamu sedang berusaha. Tapi, kalau aku dan kamu tidak ada kemajuan sama sekali, bagaimana ini berjalan lancar?
Bukan salah kamu, ini salah diriku.Aku juga sedang memaksakan diriku untuk berubah karena kamu. Semakin memaksakan, sedikit demi sedikit rasanya pertahananku goyah. Perasaanku yang aku tampung sendiri sedikit demi sedikit juga mulai tumpah.
Kita mulai berantakan, semua yang aku dan kamu susun dengan susah payah, sedikit demi sedikit hancur. Sampai pada batasnya, aku tidak kuat dan kamu masih bertahan.
Tapi, aku sudah tidak kuat memaksakan diriku untuk bertahan, aku tidak kuat menutupi perasaanku yang sebenarnya kepadamu, aku sungguh-sungguh tidak kuat sampai rasanya ketidak kuatan aku ini tidak bisa di ungkapkan oleh apapun.Aku sudah berusaha memberitahumu sebisa yang aku bisa, sedetil yang aku bisa. Tapi kamu tidak pernah mengerti apa yang aku katakan, aku sudah mengatakan semuanya dengan amat sangat jelas. Aku sendiri tidak mengerti apa yang membuatmu tidak mengerti dengan penjelasanku.
Apa aku yang memang tidak tahu bagaimana cara menjelaskan sesuatu dengan benar atau memang kamu yang tidak pernah mau mencoba untuk mengerti?
Aku mohon, cukup sampai disini. Aku sudah menjelaskan semuanya. Aku tidak ingin membahas ini lagi. Maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku marah, aku marah pada diriku sendiri yang dulu terlalu cepat mengambil keputusan, aku kesal dengan diriku sendiri yang telah membuatmu jatuh kepadaku. Aku benar-benar tidak mau membuatmu sakit tapi aku juga tidak bisa memaksakan diriku untuk terus seperti ini.
Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang kita lakukan bersama dulu, aku hanya menyesal kepada diriku sendiri, bukan kepadamu. Jadikanlah aku sebagai pelajaran pertamamu dalam mencintai seseorang, carilah orang yang lebih baik dariku, yang lebih mengerti tentang dirimu, dan aku juga menjadikanmu sebagai pelajaran pertamaku. Aku harap kamu sudah mengerti itu.
Awalnya, aku pikir ini benar-benar sudah berakhir, aku pikir masalah itu sudah tenggelam di dasar laut sana. Tapi entah apa yang membuatnya kembali terapung ke permukaan.
Orang-orang mulai mengerumuniku dan menanyaiku.
"Kenapa kau mengakhirinya?"
Aku hanya menjawab, "Tidak apa-apa."
Itu bukanlah sesuatu yang harus di ceritakan kepada orang-orang bukan? Hanya orang-orang terpilih saja yang dapat aku ceritakan.
Dan pertanyaan-pertanyaan itu semakin dalam. Mereka bilang kamu telah menceritakan semuanya kepada mereka, mereka terus menerjunkanku dengan pertanyaan kenapa aku mengakhirinya padahal kamu masih ingin bersama, mereka bilang aku mengakhirinya tanpa ada alasan, bahkan mereka meminta tolong sampai seperti itu kepadaku hanya untuk kembali kepadamu.
Apa kamu tahu bagaimana perasaanku ketika semua itu datang kepadaku?
Aku merasa kembali tertarik ke masalah itu. Ikut terapung di atas permukaan laut yang sangat luas yang entah berada dimana tepinya.
Kamu dengan mudahnya menceritakan itu semua kepada mereka, yang bahkan baru kamu kenal sekali pun. Ketika aku menegurmu tentang hal itu kamu malah menyalahkan orang lain.
Tahukah kamu betapa aku terlihat sangat salah di depan mereka yang kamu ceritakan masalah 'kita dulu'?
Aku tidak mau kesal kepadamu ketika aku sendiri sudah menyakitimu, tapi kamu seperti memancing aku untuk kesal kepadamu dengan sikap-sikapmu itu.
Lalu apa yang harus aku lakukan?
Aku mohon, jangan memaksaku untuk kembali seperti pada saat awal kita bertemu, karena yang aku inginkan untuk sekarang ini bukanlah hal itu. Bahagiaku sekarang bukanlah kamu. Tolong jangan paksakan aku untuk menjadikan kamu bahagiaku.
Jangan memaksakan orang lain untuk membuat dirimu sendiri bahagia, berusahalah sendiri tapi jangan memaksa. Aku pun meninggalkanmu karena kamu memang bukanlah bahagiaku sekarang.
Maaf, untuk sekarang kita tidak bisa berteman.
Kita tidak bisa berteman di saat perasaanmu masih sama seperti dulu,
Jika itu terjadi, itu akan membawaku kembali seperti saat kita lebih dari teman. Aku akan merasa terkekang dengan perasaan yang tidak enak hati ketika kamu dekat denganku sebagai teman namun perasaanmu lebih dari sekedar teman. Aku tidak bisa itu.Kalau perasaanmu kepadaku sudah benar-benar hilang, aku janji kita akan lebih dekat dari sebelumnya.
Aku tahu kamu menginginkan itu, tapi cara yang kamu lakukan sekarang itu salah. Kamu membuatku semakin ingin menjauh.
Padahal sahabatku yang juga sahabatmu sudah membantu tapi kamu tidak pernah mau mendengarkan.Yang ada sekarang, kamu membuatku hampir kembali ke masa-masa sakit yang aku alami, tenggelam dengan semua rasa negatif yang ada di dalam pikiranku. Tapi aku tidak mau membuatmu terlihat salah karena itu.
Caramu terlihat seperti ingin aku terlihat salah di mata mereka, tapi aku tahu kamu tidak seperti itu. Kamu hanya butuh banyak belajar dan mengerti. Sama sepertiku.
Aku mohon, tolong pikirkan ini lebih baik lagi.
Lupakan segala tentang masalah ini dan renungkan sendiri.Win
31, January 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Short StoryIni tentang cinta. Ini tentang perasaan. Ini tentang pertanyaan-pertanyaan apa itu cinta sebenarnya, Ini juga tentang aku yang mencoba mencari jalan keluar, Dan ini tentang aku yang kembali bangun dari jatuh yang rasa sakitnya sangat amat sakit. Ce...