Chap 13 - Amarah

12.9K 906 33
                                        

Boleh minta Vote () dulu gak ya??? Hehehehe

Typo?? Udahh... dia kan kurang kasih sayang. #plak.

Happy Reading ya.
.
.
.
.
Hujan lebat kali ini membuat seorang pemuda tampak diam di depan jendela kamarnya. Menyibakkan sebelah gorden birunya dan onyx matanya langsung menatap lurus ke luar sana. Rintikan air jernih yang turun dari langit seolah memberi kerinduan akan sesuatu.

Kerinduan yang entah sejak kapan tiba-tiba menghampirinya begitu saja. Seperti De Javu, itulah hal yang terpikirkan olehnya. Sambil menarik nafas panjang, Sasuke langsung menutup gorden itu dan melangkah ke kasur king size miliknya. Merebahkan tubuhnya kemudian menjadikan ke dua lengannya sebagai bantal.

Langit-langit kamarnya yang di cat warna putih menjadi fokus pengelihatannya sekarang. Di pikirannya ada begitu banyak hal rumit yang sebenarnya sangat mudah di pecahkannya. Namun sekali lagi ia mencerna, mungkin satu di antara masalahnya tersebut memiliki penyelesaian yang cukup rumit.

Jika mengingat kembali bagaimana hubungan Sakura dengan Karin beberapa waktu yang lalu, ada sedikit perasaan takut yang tiba-tiba menyelimuti. Takut akan apa yang di lakukan Karin pada Sakura atau takut dengan tindakan yang Karin lakykan untuk Sakura.

Sasuke tidak pernah seresah ini sebelumnya. Kemunculan Gaara bahkan tidak membuatnya kelimpungan seperti ini. Dan ini untuk pertama kali dalam hidupnya Sasuke merasakannya.

Lalu apa yang seharusnya ia lakukan?

Menikahi Sakura secepatnya?

Sasuke mengeleng pelan. Itu bukan solusi yang bisa membuat masalahnya kian membaik.

Tapi dengan cara bagaimana lagi?

Hampir setiap waktu Sasuke selalu memikirkan ini. Dan hampir setiap detik pula Sasuke merasa was-was akan kedekatan Sakura terhadap Karin.

Meski Sasuke tahu bagaimana Karin akan menghancurkan hidupnya dengan cara apapun, tapi lelaki Uchiha itu tak akan pernah bisa melepaskan lengan mungil itu dari hidupnya.

Tidak akan!

Beberapa menit berlalu dengan pemikiran itu, dan beberapa menitpun waktu terbuang sia-sia. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit, bukankah seharusnya ia segera beranjak berdiri dan berjalan keluar untuk menikmati makan malamnya?

Namun sebelum itu terjadi, suara ketukan dari luar kamarnya membuat Sasuke mengernyit. Kemudian di kejutkan dengan suara pintu terbuka dengan menampilkan sesosok tubuh mungil dengan senyum mengembang menghiasi wajahnya.

"Bibi bilang kau agak aneh malam ini. Jadi kuputuskan untuk datang." gadis bersurai pink itu berjalan mendekati Sasuke. Membuat jarak yang cukup pendek untuk menatap wajah kekasihnya yang terlihat terkejut akan kedatangannya. "Apa kau tidak senang aku datang?"

Sasuke tersenyum tipis dan kemudian menarik tubuh itu dalam dekapan posesifnya. Mengabaikan jeritan terkejut yang lolos dari bibir mungil Sakura.

"Jadi, apa yang terjadi padamu?" pertanyaan itu membuat Sasuke merenggangkan pelukannya dan kemudian menatap wajah di hadapannya penuh sayang. Tak dapat di tampik lagi sekarang bagaimana ia sangat mencintai gadis di hadapannya saat ini. Dalam hidupnya yang dulu, Sasuke tak pernah sekalipun menunjukkan sikap seperti ini pada wanita atau keluarga lainnya. Ini untuk pertama kalinya ia melepaskan egonya untuk Sakura. Hanya untuk gadis dalam pelukannya sekarang.

"Tidak ada. Hanya terlalu pusing memikirkan pekerjaan di perusahaan." kilahnya. Sakura
tersenyum maklum menanggapi. Tak mau bertanya apa-apa lagi. Karena ia tahu, Sasuke sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

I Need You ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang