Setelah sekian lama, akhirnya sempet juga nge-upload cerita baru. Lagi-lagi ini adalah tugas sekolah yang kubuat ngebut selama 3 hari. Setelah genre comedy dan romance, kali ini aku nyoba bikin cerita horror. Yah...susah juga bikin cerita horror, gara-gara ide baru datang saat malam tiba dan otomatis aku jadi ngebayangin yang nggak-nggak pas malam. Setelah bersusah payah mengerjakan cerita ini sambil sesekali menengok ke belakang (buat ngecek ada hantu ato ga) , akhirnya selesai juga cerpen ini. Selamat Membaca dan jangan lupa saran plus kritik (yang pedes juga boleh) n vote-nya ^^
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gelap dan dingin. Itulah hal pertama yang kurasakan ketika aku membuka mataku. Apa yang terjadi? Kupegangi kepalaku yang terasa pening. Dimana aku? Kupaksakan kakiku untuk berdiri. Rasa sakit menjalar di setiap sendiku.
"Aduh!" erangku kesakitan.
Sambil meringis menahan rasa sakit, aku berusaha menyeimbangkan tubuhku. Beberapa saat kemudian, aku berhasil berdiri dengan normal. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling tempat itu. Rumah-rumah kayu yang telah lapuk berjajar di sekeliling daerah tersebut. Beberapa di antaranya bahkan sudah hancur dimakan waktu.
"Desa yang terbuang...." desahku perlahan.
Nuansa Jepang yang mistis terasa sangat kental di desa itu. Rumah dengan arsitektur tradisional menambah misterius atmosfer yang ada disana. Namun, entah kenapa, aku merasa familier dengan desa ini. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi padaku.
"Ugh!" kepalaku terasa sakit. Rasanya, otakku tak memiliki informasi apa pun. Tak ada secuil pun ingatan tentang diriku. Siapa namaku? Siapakah aku? Aku mulai bertanya-tanya tentang jati diriku. Satu-satunya hal yang kutahu hanyalah bahwa aku seorang perempuan. Akhirnya, kuputuskan untuk berputar-putar sejenak di desa ini. Mungkin jika aku sedikit bereksplorasi, aku akan menemukan sesuatu yang dapat membangkitkan ingatanku.
Perlahan kususuri jalan setapak yang sebagian besar telah retak tersebut. Bangunan-bangunan kuno di kanan kiriku terasa sangat akrab, namun aku tak ingat apa pun.
Krieet! Suara deritan pintu rumah kayu mengagetkanku. Sejenak aku merasa bulu kudukku berdiri. Dengan cepat kutolehkan kepalaku , memastikan apa yang ada di belakangku. Sunyi. Tak ada siapa pun di sana. Kuhembusan nafas lega. Mungkin tadi hanya perasaanku semata, pikirku menenangkan diri.
Setelah lama berjalan, dari arah jam 12 aku melihat sebuah bangunan besar berdiri di tengah desa ini. Yah, satu-satunya bangunan yang masih terlihat kokoh hanyalah bangunan itu. Rasa penasaranku pun semakin kuat. Kupercepat langkahku agar bisa segera mencapai tempat itu, dengan harapan aku bisa menemukan suatu petunjuk di sana.
"Besar sekali...." desahku kagum. Atap bangunan ini menjulang tinggi dan halamannya pun sangatlah luas. Walau terlihat megah, namun aku dapat merasakan adanya aura suram dari bangunan ini. Perlahan kujejakkan kakiku di halaman yang telah kotor tertutup debu tersebut.
"Bangunan apa ini?" Bisikku dalam hati.
Jika melihat dari suasana tempat ini, aku tak yakin jika bangunan ini adalah kuil. Namun, sepertinya bangunan ini juga terlalu besar untuk menjadi tempat tinggal pribadi. Nyut! Kepalaku kembali terasa pening. Kratak! Aku mendengar suara aneh di belakangku. Dengan tak sabar kuputar tubuhku, berusaha melihat siapa yang ada di belakangku. Tak ada siapa pun disana. Yang terlihat hanyalah pilar-pilar yang berdiri di empat sisi halaman ini.
"Aku menemukanmu...."
Terdengar bisikan lemah di telinga kiriku. Seketika rasa merinding menjalar ke seluruh tubuhku. Kutolehkan perlahan wajahku. Sesaat, nafasku berhenti seketika. Kulihat sebuah tangan pucat menyentuh bahuku, mencengkeramku dengan kuat. Sesosok gadis ber-kimono putih tersenyum menyeringai. Rambutnya yang hitam panjang menutupi sebagian matanya, menambah seram penampilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Village
Mystery / ThrillerKehilangan ingatan. Kehilangan jati diri. Tak memiliki memori. Terjebak dalam sebuah desa tak berpenghuni. Satu-satunya cara mengembalikan ingatannya hanyalah masuk lebih dalam dan mengorek rahasia dibalik desa itu...