3.Ceremony

10.3K 485 24
                                    

PUTRI's POV

Gue tiba di lapangan upacara bersama dengan Putra serta anak-anak lainnya.

Gue sibuk mengatur barisan mereka karena semuanya terlihat kacau, ada yang ketawa, gosip, bahkan ada yang duduk. Ya tuhan susah banget jadi ketua kelas.

"Woii upacara udah mau mulai kalian baris yang rapi," gue berteriak dengan nada yang tinggi hingga kelas sebelah menoleh.

"Eehh ayo semuanya nanti lanjut lagi gosipnya." mereka semua berbaris dengan rapi. Termasuk yang duduk akhirnya berdiri dan ikut dalam barisan.

●●●

10 menit kemudian

Upacara telah di mulai semua berjalan lancar. Suara bising dibelakang membuat gue menoleh melotot.

Mereka melanjutkan ritual mereka. Ya ampun apalagi kalau bukan asik ngerumpi, mereka ngerumpi seperti ibu-ibu menang arisan saja.

Mereka ternyata lagi asik ngerumpi dengan anak kelas sebelah jurusan XI AP I (Administrasi Perkantoran) .

"Woyy jangan ribut upacara udah mulai,"

"Iya iya eehh kalian jangan ribut dehh nohh bu ketua ngomel-ngomel." ucap Chindy

"Lo nggak liat Pak Joko disana, kalian mau dihukum kayak XI AP II." Tunjuk gue ke pak joko.

Karena minggu lalu Pak Joko menghukum XI AP II karena asik ngerumpi, mereka di seret kedepan lapangan guys. Bayangin gimana malunya di liatin semua murid dari berbagai jurusan.

5 menit kemudian

Mulai lagi deh aksi mereka yang ribut. Gue udah berkali-kali negur tapi nggak di dengerin juga. Susah yah jadi ketua kelas harus ekstra sabar.

Tiba-tiba gue rasa ada yang aneh dehh . Gue memutar tubuh ke belakang dan ____OMG PAK JOKO.😱

"Kelas berapa ini," tanya Pak Joko sambil menunjuk kelas gue dan AP I. Tak lupa dengan sapu andalannya.

"Kelas XI AK II, XI AP I Pak," jawab Mega dan Azizah anak AP I.

"Selesai upacara jangan kemana-mana nanti kalian maju di depan," Ucap Pak Joko dengan wajah puasnya dan melangkah pergi.

"Mamphosss njirrr malu gue, mana di liatin mantan lagi di sana,"

Gue punya mantan di jurusan Tata Niaga namanya Axelio. Saat itu gue masih labil hingga menerima dia jadi pacar gue. Kita putus juga karena dia gue di jadiin barang taruhan, sakit kan? Tapi its okey.

"Ini semua gara-gara kalian ngerumpi ribut banget sambil ketawa lagi," ucap Uga.

"Yee bukan cuma kita kali, lo juga di belakang ribut sambil bicarain apasih tuh game Mobile Legend." Balas Chindy kesal.

"Gue udah bilang kan jangan ribut. Liat kita dapat hukuman nihh . Malu guys kita maju di depan astoge," ucap gue dengan nada kesal.

"Nggak usah takut kali put, nikmatin aja lah kapan lagi kayak gini, baru pertama juga kan kelas kita dapat doorprise." Ucap Mega.

"Bukan itu yang gue maksud, lo nggak liat di depan itu ada siapa di antara barisan para guru". tunjuk gue dan mereka mengikuti arah pandang gue.

"Ya ampun itu kan wali kelas kita!!!!" Pekik Azis.

"Tumben banget sih tu orang hadir di upacara biasanya kan enggak," omel Ilham.

"Duh gue bakalan kena kata-kata mutiara nih nanti," gue panik melihat tatapan tajam wali kelas gue.

"Bukan lo aja Put, kita semua bakalan kena". Ucap wahda.

"Gara-gara kalian sih pada ribut, udah tau Pak Joko ada di sekitar kita kalian masih aja ngobrol sambil ketawa lagi," ucap gue sinis.

"Yaa maaf Put," ucap Chindy dan Mega dengan wajah bersalah.

"Pasrah aja ini udah karma kelas kita karena mengejek XI AP II minggu lalu ya kan" ucap Evan sambil menaikkan alisnya.

Memang benar waktu kelas XI AP II dihukum, kelas gue ketawain mereka sampe puas dan mengejek mereka. Aduh benar yah kata orang Karma is real😪.Dan kelas gue kena batunya nih.

"Udah deh masa gitu aja lo semua berdebat  kayak nggak pernah dihukum aja," ucap Putra dengan nada jutek.

"Ck lo mah pasrah aja jadi orang," ledek Mega.

"Ohh tuhan gantengnya pengen gue__," belum sempat gumam gue sampai eh udah di potong.

"Wooiii liat didepan Pak joko udah pasang kuda-kuda!!!" pekik Azis.

"Aduh semoga dia lupa deh dengan ucapannya yang tadi," Wahda panik hingga menggigit kukunya.

"Please Pak Kepsek lamain dong amanatnya supaya kita nggak di hukum," Alam berdoa melipat tangannya menengadah ke atas.

"Nggak bakalan dia lupa bego, itu orang udah ingat sampe tujuh keturunan pun dia ingat" ucap Evan.

"Iyya benar tuh, Pak Joko mah suka banget sama murid yang kena hukuman," balas Mega.

"Kasian banget sih kelas lo, makanya jangan ribut alim dikit kek kayak gue wkwkwk," sahut Ummu yang cengengesan di samping barisan kelas gue.

"Bacot banget si loh , awas aja semoga minggu depan kelas lo yang naik di depan," jawab Chindy dengan galaknya.

"Eeh jangan gituin istri gue dong," Ucap Angga menghalangi Ummu dengan kedua tangannya.

"Hello eperibadeyy amit-amit dehh gue jadi istri lo mendingan sama Nawir," balas Ummu mendorong Angga di hadapannya.

"Aduh sayang kok kamu gitu sih, tadi malam aja minta ehem ehem," goda Angga dengan gaya ngeresnya.

"Heh ngomong apa lo minta gue sumpal mulut lo pake sepatu hah!!!" Ummu bersiap memukul Angga dengan sepatunya.

"Ehh udah deh ributnya, lo mau kelas lo juga naik hah!!! " ucap gue sambil kesal melihat mereka yang terus berdebat.

Seketika semuanya diam sambil mengikuti upacara yang bentar lagi selesai. Dan menunggu kelas gue di panggil . Bukan cuman kelas gue sih tapi kelas XI AP I juga. Jadi 2 kelas sekaligus bakalan malu guys😣😣.

Gimana nih readers bagus nggak? Gak bagus yah maaf baru pemula 😂.

Jangan lupa vote and comment yah.😘😘

Admirers and Dreams✔[Pindah Ke Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang